webnovel

Antusiasi Sera

Terkadang, orang bahkan akan melakukan tindakan apapun agar tujuannya tercapai.

Sebagai eksistensi yang lebih tinggi, seorang Dewa Omniverse, Sera cenderung mengabaikan keberadaan yang lebih rendah darinya.

Tidak peduli hidup dan mati mereka, seolah semua berjalan alami dalam pandangannya yang mengingatkan pada samsara.

Sekarang, dia bahkan berencana untuk mengorbankan mereka. Tapi sebagai orang yang cukup masuk akal, Sera tidak akan dengan semena-mena menggunakan mereka sesuai keinginannya.

Tidak seperti Asheel yang acuh pada orang-orang yang akan dia hancurkan, Sera akan memilih dan memutuskan pengorbanan mereka berdasarkan diri mereka sendiri yang dinilai dari pandangan pribadinya.

Apakah individu tersebut baik atau jahat?

Apakah mereka memiliki tingkat ancaman yang merugikan Omniverse?

Sera tahu jika Ayahnya sebenarnya menginginkan Asheel untuk terus memusnahkan Outer God yang ada, hanya saja yang terakhir terlalu malas dan Asheel hanya melakukannya jika dia kebetulan bertemu Outer God.

Masalahnya adalah di Low Abyss hampir tidak ada Outer God karena juga tidak ada keuntungan apapun untuk seseorang setingkatnya berada di sana. Terlebih lagi, Low Abyss memiliki penekanan batasan kekuatan yang sangat ekstrem, apalagi untuk tetap mempertahankan keberadaannya di sana, seseorang yang berasal dari Alam atas harus menekan kekuatan mereka, atau kalau tidak suatu perangkat aturan tertentu yang diciptakan oleh Supreme One akan menyapu keberadaan mereka.

Setiap orang yang berasal dari Mid Abyss dan Low Abyss, kekuatan mereka sangat terikat dengan Dao Surgawi.

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Dao Surgawi adalah seperangkat aturan yang diciptakan oleh Supreme One untuk mengatur batasan-batasan tingkat kekuatan tiap individu.

Dao Surgawi juga mengandung kekuatan pencerahan, jika seseorang lebih dekat dengan Dao Surgawi, maka seseorang tersebut akan menjadi lebih kuat dan pemahaman mereka akan semakin dalam, tapi sebagai gantinya mereka akan lebih terikat dengan aturan itu.

Itu hanya berlaku untuk kaum ortodoks.

Non-ortodoks seperti Outer God cenderung menjauhkan diri mereka dari Dao Surgawi, dan memilih menanam kekuatan mereka lewat jalur yang merugikan dunia. Karena meski mereka bisa menghindari aturan Dao Surgawi, jika mereka terkait karma dengannya, maka keberadaan mereka akan langsung dihapuskan.

Tapi seperti yang telah dijelaskan secara tidak langsung sebelumnya, aturan Dao Surgawi tidak sempurna karena memiliki beberapa kecacatan seperti itu. Dia tidak mampu mendeteksi Outer God yang benar-benar berniat bersembunyi darinya.

Semua hal itu terkait dengan apa yang direncanakan Sera, dia sebenarnya sedang ingin berbaik hati untuk melakukan konstribusinya sebagai Dewa Omniverse.

Dia ingin memusnahkan seorang Outer God.

Sera hanya berharap apa yang akan dia lakukan bisa membuat Phina bahagia.

Jika hal-hal yang menyenangkan dari tindakan positif tidak berhasil membuatnya tersenyum, bagaimana dengan negatif?

Karena dia sedang dalam waktu luang, dia akan mencoba melakukannya. Siapa tahu Phina memiliki kesenangan dalam tindakan destruktif....

Siapa tahu.

Bagaimana cara Sera bertoleransi terhadap suatu hal sangat memburuk, meski dia menyadarinya, dia tidak repot-repot mempedulikannya.

Karena dia sudah memutuskan, maka yang harus dia lakukan selanjutnya adalah mengajak Asheel dan anaknya. Tapi sebelum dia mengutarakan rencananya, Asheel sudah mendahuluinya terlebih dahulu.

"Phina, bagaimana jika kita piknik bersama Mama? Pasti itu akan sangat menyenangkan!" Asheel tersenyum saat menanyakan itu, berniat mengajaknya.

Phina yang sedang memandangi semut di dedaunan, lalu menoleh ke arahnya dan menjawab: "Baiklah."

Melihat itu, Sera hanya bisa menghela napas dan ikut tersenyum. Kemudian dia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju keduanya.

"Aku mendengar apa yang kalian bicarakan. Ayo menemui Ayah sebelum kita pergi."

Asheel memiringkan kepalanya dan agak bingung dengan Sera yang antusias, tapi pada akhirnya dia tidak terus memikirkannya. Baru saja, dia mengajak mereka piknik karena niat murni dari hatinya, dia hanya memikirkan kesenangannya bersama keluarga kecilnya dan tidak memikirkan memusnahkan Outer God seperti Sera.

Dia tidak bisa menebak niat Sera yang sebenarnya. Bagaimanapun, Sera bahkan tidak melakukan tindakan apapun yang bisa menjadi petunjuk niatnya terbaca.

...

"Kalian ingin pergi ke High Omniverse?"

Supreme One menangkupkan tangannya dan memandang Asheel, Sera, dan Phina di depannya.

Phina sedang dalam posisi berbagi pegangan tangan dengan kedua orang tuanya. Masing-masing dari Asheel dan Sera memegang salah satu tangannya, yang berarti posisinya saat ini sedang berada di tengah.

Meski Asheel tidak terbiasa dengan sebutan High Omniverse, dia masih mengangguk karena itu nama baru dari High Abyss.

"Aku mengerti alasanmu."

Saat menatap cucunya, Phina, Supreme One memberi anggukan pengertian.

Phina yang saat ini tidak bisa mengikuti Asheel ke Low Abyss karena kekuatannya membuatnya tidak memungkinkan. Dia belum bisa menahan dirinya dengan benar.

High Abyss adalah yang paling nyaman untuk Phina bisa unjuk kekuatan.

Omong-omong tentang Low Abyss, Supreme One mempunyai rencana tersendiri tentangnya, dan itu melibatkan Asheel dalam rencananya. Karena Asheel sedang ingin bertamasya, maka dia akan mempersilahkannya.

Toh, dia tidak terburu-buru.

"Baiklah, tapi aku membutuhkanmu, Asheel-kun, setelah perjalananmu berakhir. Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."

Asheel menyetujuinya dengan mudah dan tak terlalu memikirkannya.

Kemudian, Supreme One menatap mereka dengan aneh saat menahan rasa penasarannya selama ini. "Aku yakin bukan hanya ini saja yang ingin kalian bicarakan, bukan? Untuk kalian, turun ke High Omniverse sama sekali tidak memerlukan ijinku."

Asheel kemudian menatap Sera yang merupakan orang yang mengajaknya menemui Supreme One.

"Aku--, tidak, kami ingin membunuh seorang Outer God. Bisakah kamu mencarikan seorang sasaran untukku, Ayah?" Sera berbicara.

Supreme One melebarkan matanya sejenak dan langsung mengetahui mengetahui rencana Sera yang sebenarnya. Dia harus mengakui jika pendekatan ini sangat buruk untuk Phina, tapi kondisinya sendiri seperti tidak ada pilihan lain lagi selain melakukan hal-hal yang lebih ekstrem.

Dia memahami hal itu.

Begitu pula dengan Asheel, dia juga langsung mengetahui rencana Sera. Meski Asheel tidak ingin Phina memiliki sifat destruktif seperti dirinya yang sangat suka menghancurkan dunia, tapi jika itu pilihan terakhir, maka dia akan membiarkannya.

Bagaimanapun, ini masih percobaan.

Jika Phina memiliki kecenderungan dalam melakukan tindakan destruktif, maka Asheel akan menekan kecenderungan itu mulai saat ini. Tunggu sampai Phina benar-benar dewasa dan mampu mengendalikan dirinya dengan baik. Pada saat itu, Asheel akan melepaskannya dan terserah dengan bagaimana Phina menempuh jalan yang mana.

Tentu saja dia masih akan mengawasinya.

Keacuhan yang dimiliki Phina benar-benar membuat Asheel memikirkan D karena keduanya memiliki tingkat keacuhan yang sama. Hanya saja yang terakhir lebih anggun dan lebih menonjol.

Asheel yakin anaknya ini akan tumbuh menjadi kecantikan lain. Untuk yang sekarang, meski sudah terasa, tapi tingkat keanggunannya masih jauh dari D.

Benar-benar pemikiran yang aneh untuk membandingkan seorang wanita dewasa dengan gadis berusia 5 tahun.

Asheel memutuskan untuk menghentikan pikirannya dan mengalihkan fokusnya untuk melihat apa yang akan dikatakan Sera.

"Jadi, seperti itulah. Kalian pasti sudah mengetahui niatku, dan karena aku sedang bermurah hati kali ini, maka aku akan membuat kontribusiku sendiri."

Asheel memutar matanya, "Jangan bilang itu kontribusimu jika kamu menyuruhku untuk menghabisi Outer God itu."

"Aku tidak serendah itu sampai mencuri kredit dari suamiku sendiri." Sera mendengus.

Dari awal, Phina hanya menyaksikan interaksi orang-orang disekitarnya dengan tatapan bosan. Wajah yang selalu dia tunjukan hingga saat ini hanyalah kebosanan murni.

Entah apakah itu juga karena malas, tapi tatapannya terhadap segala sesuatu tampak hambar, dan cara memandang itu sangat sulit untuk diubah.

Setiap ekspresinya seolah-olah mengatakan jika dia tahu semuanya dan juga pernah mencobanya, tapi itu sebenarnya hanya tampilan yang dia tunjukkan. Dia benar-benar masih belum berpengalaman.

Chapitre suivant