webnovel

Kencan dengan Narberal 1

Pagi yang indah, matahari bersinar cerah seperti biasa, dedaunan masih berjatuhan ke bawah, dan burung-burung terbang dengan gembira.

Sebenarnya hari ini adalah hari Asheel dan Narberal berkencan.

Asheel berada di kamarnya dan sedang mempersiapkan dirinya. Dia memutuskan untuk mengenakan kaos lengan panjang hitam dengan celana jeans, rambutnya dikucir setengah, serta mengenakan kalung.

Dia keluar kamar dan disambut oleh Sera dan Albedo yang sedang melihat handphone mereka.

"Mau kemana?" Sera bertanya tanpa menatapnya.

"Kencan," jawab Asheel ringan.

"Hmm?" Albedo penasaran.

"Dengan siapa?" Sera akhirnya menatapnya.

"Narberal."

"Hah ?! Benarkah? Kamu akhirnya bergerak pada anggota Pleiades, kukira kamu masih keras kepala." Kata Sera.

Lagipula, Asheel selalu berkata jika dia tidak ingin berpacaran dengan orang yang dia anggap sebagai anak-anaknya sendiri, termasuk Albedo. Tapi dia sendiri sudah berhubungan dengan Albedo sejak beberapa bulan yang lalu, bahkan menjadikannya seorang wanita.

"Ya... memikirkannya, aku jadi merasa tidak enak terhadap Shalltear..." Asheel menghela nafas dan duduk di sebelahnya.

"Akhirnya kamu menyadarinya. Hanya masalah waktu untuk Shalltear jatuh ke pelukanmu." Sera mengambil cemilan di atas meja dan mengunyahnya.

"Menurutmu begitu?" Asheel juga menyesap teh yang disajikan Albedo.

"Apakah Anda memutuskan untuk membuat Shalltear menjadi wanita Anda juga, Asheel-sama? Saya tidak keberatan tapi... setidaknya beri dia ujian kecil sebelum bisa mendapat kasih sayang Anda." Albedo tersenyum saat dia mendekat ke arahnya.

"Pada akhirnya kamu masih Albedo yang bersaing dengannya dalam beberapa hal. Tapi untuk saranmu, aku tidak akan melakukannya karena itu tidak adil untuknya." Asheel menatapnya dan menepuk kepalanya.

Ekspresi Albedo tidak berubah dan dia merasa senang saat kepalanya ditepuk olehnya.

"Lalu, kamu pasti ingin menjadikan semua wanita di Nazarick sebagai pacarmu, kan?" Sera mengatakannya dengan mengejek.

Bibir Asheel berkedut mendengar perkataan pahitnya. Dia menarik pinggang Sera dan memposisikan tubuhnya di atas pahanya, dan setelah itu..

Pa!

"Ahh~" Sera mengerang saat pantatnya ditampar. Wajahnya sangat merah dan nafasnya terengah-engah. Itu hanya satu tamparan darinya.

Mata Albedo berbinar dan didalam hatinya dia juga ingin diperlakukan sepertinya. Yah, kecenderungannya muncul...

"Mulutmu sangat nakal," Asheel meraih bibir Sera dengan jari-jarinya, lalu mengusapnya dengan lembut.

"Asheel..."

"Tapi... aku menyukainya!" Asheel langsung menyerang bibirnya dan melakukan ciuman panas selama beberapa menit. Dia meraih pinggangnya dan menggeser tubuhnya untuk memasuki posisi maksimalnya.

Wajah Sera sangat mudah merah pada kulitnya yang pucat seputih giok. Dia sangat menikmati perasaan ini saat matanya saling bertatapan dengannya, membuatnya semakin bergairah.

"Yah, cukup. Aku yakin Narberal sedang menungguku. Ini bukan kencan biasa karena aku mengajaknya makan ramen." Asheel menghentikannya dan melepas Sera.

Sera masih menatapnya dengan gairah saat dia menjilat bibirnya sendiri, mengingat rasa manis yang masih ada.

"Kamu juga mengatakan hal yang sama kepadaku saat itu," dia berkata.

Albedo juga tidak mau kalah, "Asheel-sama, tolong ajak aku juga makan ramen bersama Anda jika kita memiliki waktu luang. Tidak, Anda bebas mengajak saya karena saya selalu memiliki waktu luang dengan anda, dan satu lagi..."

"Tolong cium aku juga..."

Dia masih menahan perasaannya saat melihat mereka berdua saling berciuman panas tepat di depannya.

Asheel menatapnya beberapa saat sebelum tersenyum, "Tentu saja aku akan mengajakmu juga, lalu kita akan membicarakannya nanti."

Dia langsung menarik Albedo di pinggangnya dan melakukan ciuman panas dengannya selama beberapa menit. Ekspresi Albedo berubah menjadi nafsu saat wajahnya memerah, seperti yang diharapkan dari seorang succubus.

Asheel selesai dengannya meninggalkan Albedo yang terengah-engah.

"Kalau begitu aku pergi dulu."

"Tunggu!"

Asheel akan pergi tapi dihentikan oleh suara Sera.

"Apa?"

"Jangan lupa oleh-oleh."

"Aku akan mengingatnya," kata Asheel.

"Satu lagi," Sera memanggilnya sekali lagi.

"Apakah ada hal lain?"

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi."

"....." Asheel menghela nafas dan memijat pelipisnya. "Tentu saja aku tidak akan melakukannya. Aku masih tahu batasku sendiri dalam menangani seorang wanita, yah, mungkin."

Dia mengucapkan kata terakhirnya dengan pelan.

Sera mengangguk padanya dan melambaikan tangannya, "Baik, kamu boleh pergi."

Asheel menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar.

...

Asheel turun ke lantai bawah melewati ruangan para bawahannya berada. Ruangannya sendiri berada di lantai paling atas yang dia tempati bersama Sera, Albedo, dan Yasaka.

Ruangan Pleiades berada tepat di bawah lantai para Guardian. Masing-masing lantai sangat luas dan bisa menampung banyak hal. Yah, itu kondomonium lima lantai.

Dia sampai di lantai dasar dan melihat Narberal sudah menunggu di ruang tamu.

Narberal mengenakan gaun ungu lengan panjang dengan rok pendek, dengan embel-embel di bagian dadanya sampai ke pundak. Di lengannya menggantung tas kecil yang lucu, dan dia juga mengenakan beberapa aksesoris seperti anting, kalung, dan gelang.

"Maaf membuatmu menunggu," Asheel datang ke arahnya dan menyapanya. "Sepertinya kamu sudah siap."

"Y-ya, saya siap untuk menemani Anda hari ini." Narberal menjawab dengan gugup. Ini adalah pertama kalinya dia mengenakan pakaian yang agak kasual seperti ini. Sepanjang hidupnya, dia selalu mengenakan pakaian maid atau petualang saat masih di dunia sebelumnya.

"Hmm, kamu sangat cantik dengan pakaian itu, Narberal." Asheel mengangguk saat menatapnya dari atas ke bawah yang membuatnya malu, tapi senyuman dapat dilihat di wajahnya.

"Ayo pergi, aku akan mengajakmu ke suatu tempat khusus untuk makan ramen." Asheel datang ke depan Narberal dan meraih tangannya yang membuatnya tersipu.

Di bawah mereka terdapat lingkaran sihir yang menyala dan menyinari mereka berdua sebelum menghilang.

Setelah melakukan teleportasi, Asheel dan Narberal sampai di suatu tempat.

Saat ini masih pagi, sekitar pukul sepuluh, dan banyak orang sudah melakukan aktivitasnya.

Mereka berdua keluar dari gang terpencil dan di sambut dengan pemandangan perkotaan.

"Jadi ini Tokyo?" Asheel melihat sekeliling dan memperhatikan jumlah orang yang sangat padat disini.

"Apakah kita akan menghabiskan waktu kita disini, Asheel-sama?" Narberal juga melihat sekeliling saat matanya penuh dengan antisipasi.

"Ya, ini pertama kalinya aku ke Tokyo di dunia ini. Ada banyak perbedaan antara tempat ini dan Kuoh. Serius, disini sangat ramai." Asheel berseru saat dia menggenggam tangan Narberal lebih erat.

Kuoh lebih ke kota kecil dan terpencil karena dikelilingi pegunungan dan hutan, yang menjadikannya wilayah Iblis di dunia manusia. Tokyo di sisi lain merupakan Ibukota dan sebagian masyarakat berpusat disini menjadikannya kota yang padat.

Mereka bisa melihat gedung-gedung tinggi dan banyak kendaraan di sini. Walaupun beberapa tempat mempunyai lebih sedikit orang, pemandangannya terlihat ramai karena Asheel mendarat di tempat yang merupakan pusatnya.

Segera, mereka mendapat banyak perhatian sejak Narberal sangat cantik dan Asheel terlihat tampan dan menawan. Para lelaki mulai ngiler melihat kecantikan Narberal.

"Saya mendengar banyak manusia mendengung seperti serangga di telinga saya." Narberal mengeluh saat merasakan banyak tatapan ke arahnya. Keinginan untuk mencabut bola mata mereka muncul.

"Itu karena kamu sangat cantik dan menawan Narberal. Tapi saat ini kamu adalah milikku, jadi abaikan saja mereka seperti serangga, ya?" Asheel dengan cepat meraih lengannya, seolah-olah ingin menjaganya. Sepertinya dia harus bersikap sedikit protektif disini.

"Baik, Asheel-sama!" Jawab Narberal sambil tersipu. Itu hal baru baginya untuk menunjukkan kasih sayang mereka secara terang-terangan di kerumunan. Yah, walaupun mereka pernah melakukannya di Kuoh, tapi reaksinya jelas berbeda dengan yang ada disini.

"Ayo pergi ke stasiun!" Asheel menarik tangan Narberal.

Thx

Nobbucreators' thoughts
Chapitre suivant