Dhika bisa merasakan kegusaran istrinya dari awal bangun tidur sampe sekarang mereka menuju rumah sahabat istrinya.
Dhika menggenggam tangan Cia, "ada masalah?" berulang kali dia mengecupinya.
Cia menarik napas, "tentu." Melihat punggung tangannya di kecupi, dia meringis pelan, baru kemarin rasanya bertemu dan menolak habis-habisan tapi sekarang? Mau aja balikkan. Oh …, Tuhan kemana pendiriannya selama lima tahun ini?
Sakit kepalanya. Dhika satu-satunya makhluk yang paling sulit dia hadapi entah secara langsung ataupun tidak. Setiap berurusan dengan Dhika maka, prinsip yang di bangunnya luntur.
"Apa?" tanya Dhika polos.
Cia mendengus, nggak di jawabnya pertanyaan Dhika yang menurutnya godaan basi.
Gitu mobil masuk ke halaman rumah Gaby yang bergaya klasik, Cia langsung di sambut anak dan teman-temannya. Semakin malu Cia melihat raut wajah bestinya yang penuh pertanyaan mesum.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com