"Mom, maafkan kami," ucap Kand, balita tampan yang sangat menyayangi Cia. Baginya sang mommy adalah segalanya. Airmata Cia nggak boleh keluar, baik karena sedih ataupun bahagia. Karena dia belum bisa membedakan.
Kayra ngangguk kaya mainan dashboard, "kan cuma aku cincang rambutnya. Nggak aku gunting kukunya." Cia agak pening liat anak perempuannya, bar-bar kali. Nggak ada yang di takutinnya.
Cia pernah melihara anabul tapi, terpaksa dia kasi ke petshop karena Kayra gemesan anaknya, suka narik bulu sampe botak itu kucing. Menurutnya kalo rontok tandanya bulu kucing itu nggak sehat. Nggak mau anabul stress dan berakhir innalillah, lebih baik di amankan segera.
"Minta maafnya tulus nggak? Jangan Cuma karena mau liburan!" sindir Cia. Sama putranya dia percaya, sama putrinya nggak!
Otak putrinya licik kali, dia nggak mau kemakan sama muka imutnya yang gemesin banget. Kalo liat Kayra itu selalu pengen di gumul, wajahnya cantik luar biasa. Jelas, emak bapaknya bibit unggul.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com