webnovel

Nggak Ada Yang Gagal

"Kakek banyak yang naksir tadi," ucap Cia gitu sampe rumah mertuanya. Tama sengaja nggak ke kantor karena ingin menghabiskan waktu bersama anak mantu.

"Oh ya?" Sinta tampak terkejut di buat-buat. Ayah mertuanya melengos, masuk kedalam kamarnya. Cia dan mertuanya tergelak. Terus Cia mulai cerita gimana kakeknya jadi rebutan para kembang desa udah uzur. Tama dan Sinta terbahak, sungguh lucu apalagi Cia semangat kali nyeritainnya.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi, setelah itu kita sarapan," ucap Sinta setelah reda tawanya. Cia ngangguk, dengan semangat dia menuju kamar suaminya.

Selesai mandi dan berpakaian, Cia sedikit roomtour di kamar suaminya. Dari sini dia percaya kalo suaminya itu sangat monoton, nggak ada menarik-menariknya pas remaja. Setaunya anak muda jaman dulu sama aja kaya sekarang, minimal dalam kamar ada poster band idola, alat musik minimal gitar lah, tapi Dhika nggak ada, kosong melompong.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant