"Kenapa kamu?" Tanya Dhika yang melihat istrinya tertawa horor.
"Saya lagi drama pak, enak aja suara saya jadi taruhan, mamam tu rasa bersalah." Cia menyuap dagingnya dengan lahap.
Mulutnya sampek monyong-monyong karena kepanasan, lidahnya pun kebakar. Anak kualat ya kayak gini, mau ngerjain temennya sampek lupa niup daging yang baru di celup ke kuah panas.
"Pelan-pelan, kalau makan fokus." Dhika menyodorkan air minum.
Cia ngangguk dan langsung menenggaknya, sumpah lidahnya nggak enak banget rasanya tapi tetap dia nggak akan berhenti makan.
"Taruhan apa?" Dhika kembali bertanya, dia nggak mendengar apapun tadi karena langsung pergi memesan tempat.
"Masa suara saya di taruhin, Aneth taruhan 5 juta, Alex 10 juta. Dan yang menang Aneth, menurut saya harusnya yang menang itu Alex, suara saya bukannya jelek-jelek amat."
'Harusnya 50 juta' batin Dhika. Dia merasa Aneth terlalu kecil memasang angka.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com