"Aku ini manusia bisa Tante. Aku bukan malaikat yang bersih dari dosa. Kalau orang baik hanya untuk orang baik lalu siapa yang akanm membimbing seorang pendosa seperti aku ini?" Kedua pipi Sari pun kini telah basah karean linangan air yang mengucur deras membasahi pipinya.
Mama Kinanti hanya menggeleng dia sugguh tidak tahu lagi harus menimpali ucapan Sari denagn seperti apa. Seharusnya ini adalah keahliannya mengingat Mama Kinanti adalah alumni mahasiswa fakultas Sastra.
Tapi berhadapan dengan sang putri sungguh membuat lidah Mama Kinanti menjadi keluh.
"Sari bu—"
Ucapan Papa Galih terjeda bukan karena ada yang menyela melainkan gawai miliknya yang berada di saku jaketnya berdering tanpa aba-aba sama sekali terlebih dahulu.
Degup jantung Papa Galih juga Mama Kinanti seperti sedang diajak untuk bermain roller coaster saat melihat yang menelponnya saat ini adalah sang menantu, Yudi Eka Setiawan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com