Semakin siang, panas mentari kian terasa terik, Rudolf sudah lelah mencari alamat rumah Sumi.
Karna tempat tinggal Sumi ternyata bukan di Rawa Ceban, melainkan di Rawa Cepe. Dan hal itu terpaksa membuat Rudolf harus bertanya kepada orang satu persatu, karna memang Rudolf tidak begitu paham dengan kampung Rawa Cepe.
Terlebih di bagian-bagian daerah tertentu.
"Nah, RT 01 dan RW 02 itu ada di sini, dan rumahnya juga nomor 4," Rudolf sedang mencocokkan alamat yang ada di dalam KTP itu dengan rumah yang ada di depannya.
Tak tahu lagi, Rudolf langsung mengetuk pintu rumahnya.
Tok! Tok! Tok!
"Asalamualaikum! Permisi!" teriak Rudolf sambil mengetuk pintu rumah.
Tapi malah tidak ada yang menyahutinya.
"Kok, rumahnya kayak kosong sih? Apa dia lagi keliling jualan Jamu ya?" gumam Rudolf.
Lalu datang seorang laki-laki tua yang tinggal bersebelahan dengan rumah Sumi.
"Mas, ada perlu apa di rumah ini?" tanya pria tua itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com