webnovel

Bukan Pembawa Sial

Menuju jalan pulang mereka kembali berpapasan dengan si Tukang Bubur yang tampak bersedih dan duduk meringkuk di pojokan.

"Loh, itu si Abang-abang yang tadi, 'kan, Mi!"

"Lah, iya! Kok dia masih ada di sini sih,"

"Ayo kita samperin yuk, siapa tahu bubur ayamnya masih ada," ajak Marpuah.

"Kalau pun ada pasti udah anyep dong, Puah!" ujar Jeng Oktaf.

"Ya gak apa-apa atu, Mi!"

Mereka berjalan mendekati si Tukang Bubur.

"Halo, Abang," sapa Marpuah dengan ramah.

Si Tukang Bubur tampak terkejut, melihat kehadiran Marpuah.

Tapi setelah melihat Marpuah tak membawa binatang itu lagi, kini dia merasa kembali tenang.

"Ah, syukurlah," ucapnya sambil mengusap-usap dadanya sendiri yang merasa lega.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant