Mbah Tresno ingin tertawa melihat Kong Oesman yang tampak ketakutan, tapi Mbah Tresno menahannya, karna kalau dia tertawa yang ada malah Kong Oesman, tidak jadi takut lagi kepadanya.
"Mbah," bisik Martiana.
"Iya, ada apa?" tanya Mbah Tresno.
"Saya tahu kalau sebenernya, Mbah Tresno, mau tertawa, 'kan?" tanya Martiana masih dengan nada berbisik.
"Ih, kok bisa tahu sih?" tanya Mbah Tresno.
"Tahu, Mbah, itu hidungnya udah kembang-kempis," ledek Martiana seraya menujuk ke arah hidung Mbah Tresno.
Mbah Tresno, segera memegang hidungnya sendiri.
"Sssst," Mbah Tresno menyuruh Martiana diam agar tidak didengar oleh Kong Oesman.
"Ooopss!" Martiana menutup mulutnya sendiri karna reflek, lalu Martiana berbisik di telingan Mbah Tresno lagi.
"Mbah, gimana kalau kita kerjain aja dia?" usul Martiana.
"Hah?!" Mbah Tresno kaget
"Jangan kenceng-kenceng, Mbah!"
"Eh, la itu kamu ngomongnya juga kencang,"
"Eh, iya juga!" Martiana kembali menutup mulutnya sendiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com