webnovel

Marpuah Selalu Di Depan

Jamillah dan yang lainnya menatap heran tanpa kata.

Sekarang giliran Rudolf yang berbisik di telinga Didi.

"Gue rasa tuh, cowok, punya kelainan di bagian penglihatan deh," bisik Rudolf.

"Kayaknya bukan penglihatannya yang ada gangguan, tapi jiwanya, Rud," sahut Didi.

Marpuah menggandeng tangan Mark, lalu dia mengajaknya lebih mendekat kearah Rudolf dan yang lainnya.

"Bang Rudolf, kenalin dong, dia Mark, Arkiolog asal Amerika," tukas Marpuah.

"Halo saya, Mark," tukas Mark dengan logat bulenya, sambil mengulurkan tangannya kearah Rudolf.

"Eh, halo," sahut Rudolf seraya menymabut tangan Mark.

Lalu Mark juga berkenalan dengan Jamillah dan yang lainnya.

Jamillah benar-benar tak menyangka jika ucapannya yang sangat asal-asalan dan hanya ia gunakan untuk membohongi Marpuah itu menjadi kenyataan.

Marpuah benar-benar mendapatkan pria tampan mirip panegeran.

Waktu itu Jamillah merasa sangat senang sekali karna berhasil membohongi Marpuah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant