webnovel

Keapesan Tiada Batas

Hujan sudah reda, tampak lengkungan pelangi yang menghiasi sore ini, Martiana Cemani dan juga Juju sedang menikmati pemandangan cahaya pelangi yang warna-warni, di temani dengan secangkir kopi.

 

"By, the way, Kang Juju, yakin kalau Mbah Tresno masih hidup?" tanya Martiana.

"Yakin gak yakin sih, Kang, tapi tadi pas cek detak ubun-ubunnya masih ada kok," jawab Juju.

"Tapi anehnya kok, belum bangun juga ya?"

"Nah itu dia, Kang Martiana! Saya juga heran kenapa ya dia tidak bangun. Apa jangan-jangan si Embah lagi koma?!"

"Koma?"

"Iya koma!"

"Yang temannya Tanda Seru, 'kan, Kang?"

 

Plak!

Juju menepuk keningnya sendiri gubrah.

"Bukan Koma yang itu, Kang Martiana Cemani!" teriak Juju.

"Santai atuh, Kang Juju, jangan melotot begitu, saya takut," ucap Martiana dengan polosnya.

 

"Huft ... emm ... jadi begini lo, Kang, maksud saya itu Koma yang masih temenan sama pingsan itu loh, Kang!" jelas Juju.

"Oh, Koma yang itu, yang kayak di film-film itu, 'kan?"

"Iya,"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant