webnovel

Petaka yang Tak Terduga! Pemurnian Sihir?

"Traidor ..."

TES!

Air mata jatuh dari pelupuk matanya saat Adera sudah mencapai batas untuk menahan dirinya untuk tidak menangis di depan Traidor.

Kalau selama ini Adera selalu bisa tetap tegar dan menghindar saat akan menangis, tapi entah mengapa kali ini rasanya sulit sekali Adera mengendalikan emosinya sendiri. Yang imbasnya dia pun jadi terkesan cengeng.

Adera sebenarnya tak mau terlihat lemah seperti sekarang, tapi mungkin inilah puncaknya. Terlebih saat Traidor memohon pada Adera untuk menciumnya lama, barangkali itu pertanda bahwa pria itu juga sebenarnya sama-sama sudah tidak bisa menahan gejolak keinginannya untuk mengungkapkan rasa sayangnya pada Adera secara lebih intim dan manis.

Dan sungguh, kalau Adera tidak terbentur idenditasnya sebagai penyihir putih, mungkin sudah dari dulu dia menikah dengan Traidor. Hidup bahagia dan memiliki kehidupan manusia normal yang menyenangkan. Hingga akhir hayat mereka.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant