Kakak perempuannya begitu lincah, hingga dalam beberapa kedip mata saja, Raul sudah melihat Adera keluar ruang tamu dan masuk ke kamarnya.
"Tunggu. Tadi apa aku mengatakan sesuatu?" gumam Raul bingung. Dia bahkan tadi lupa bicara apa.
Adera yang sudah tidak sabar merealisasikan idenya itu tak mempedulikan Raul. Dia masuk mendobrak pintu lalu duduk di ranjang dengan posisi bersandar di sandaran tempat tidur. Lalu memejamkan mata.
Adera yang terlalu bersemangat itu lupa menutup pintu sepenuhnya. Jadi Raul bisa mengintip apa yang hendak dilakukan kakaknya itu.
"Kak?"
KRIIIEETT!
Raul serta merta masuk tanpa sungkan. Dia tidak biasa masuk seperti itu. Tapi karena kakaknya tidak menyahut, dia memberanikan diri untuk masuk saja. Padahal biasanya sang kakak bakal kesal kalau Raul masuk tanpa menunggu izin. Tapi sudahlah Raul tidak peduli. Dia lebih khawatir kepada kakaknya yang terlihat tiba-tiba terpejam bersandar di kasur itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com