webnovel

BAB 13 - Terungkap

"Gudang," intruksi Radit pada Reno saat mereka sudah mengunjungi setiap ruangan masih tidak menemukan keberadaan El. Reno dan Radit masih bersikap tenang, mereka tak ingin keadaan semakin rumit dengan berpikiran yang tidak-tidak. Keadaan Anna pun masih belum stabil, Radit dapat melihat ada banyak luka di kaki Anna yang sudah tampak diobati dengan di tutupi oleh plaster.

Reno dan Radit berjalan ke arah dimana gudang berada, dengan perasaan campur aduk dan pikiran yang tidak jernih.

Reno dan Radit benar menyadari apa yang tengah terjadi. Mereka tau dan paham jika villa ini sungguh tidak beres, mengenai waktu yang tiba-tiba berhenti, tak ada aliran listrik dan keanehan lainnya yang mereka anggap seolah tak apa. Padahal dalam diri mereka masing-masing terdapat ketakutan yang luar biasa.

Hingga sampainya mereka di gudang, mereka dapat menyadari jika pintu gudang memang terbuka. Tanpa banyak berfikir panjang Radit masuk kedalam dengan diikuti oleh Reno.

"Serli?" kata Reno kala melihat Serli yang tengah tersenyum devil dengan El yang tampak tak sadarkan diri disebuah kursi dengan mulut yang di masukan kain dengan tangan serta kaki yang dirantai. Sekejam itu?

"Gue bakal dengan mudah membunuh El dengan pisau ini kalo kalian berani mendekat!" kata Serli pada Reno dan juga Radit.

Reno menatap Radit berusaha mencari jawaban apa yang akan Radit berikan padanya. Sedangkan Radit sendiri seolah sangat tenang dengan keadaan yang tampak sangat rumit ini.

"SERLI! LO GILA!!??" tanya Risa yang baru saja datang dengan Rachel dan juga Feby. Ketiganya berniat mencari ke gudang karena tidak dapat menemukan Serli di ruangan manapun.

"Jangan mendekat!!" tegas Serli seolah tak terbantahkan membuat mereka mematung. Serli mengarahkan pisau itu tepat pada leher El.

"Panggil Anna, atau gue akan bunuh El," ancamnya. Sontak Rachel dan Feby berlari meninggalkan gudang itu. Tentu saja untuk membawa Anna pada Serli. Mereka pikir, hanya Anna yang merupakan sahabat Serli yang akan menghentikan ini.

"Ser, denger gue. Gue gak tau apa masalah Lo, tapi gue mohon jangan gini," tutur Reno membujuk. Radit masih diam dengan wajah datarnya.

"Serli Lo udah gila?" tanya Risa.

"Gue bakal jelasin dan jawab pertanyaan kalian kalo Anna udah dateng dan--

"Gue disini!" tukas Anna memotong ucapan Serli. Anna tampak berjalan dengan di bantu oleh Rachel dan juga Feby. Tak heran jika Anna tengah kesulitan dalam berjalan.

"Kenapa? Haha!!" kata Serli diiringi tawa kala melihat Anna tengah kesulitan berjalan. Anna menatap Serli tajam.

"Gue pikir mimpi itu cuman kebetulan," kata Anna.

Semuanya diam, tanpa tau apa yang tengah Anna bicarakan.

"Ada arwah yang bilang sama gue, kalo salah satu temen gue udah jadiin gue tumbal," tutur Anna. Serli tersenyum kecut.

"Dan gue tau itu Lo," sambung Anna.

"Sekarang lepasin El dan to the poin apa mau Lo," kata Anna lagi sembari menatap Serli tajam. Serli masih diam, Anna melepaskan diri dari Rachel dan Feby sembari dengan susah payah berjalan mendekati Serli.

"Diem disitu atau gue bunuh El sekarang juga!" tegas Serli memperingati.

Anna terkekeh geli sembari mengangkat kedua tangannya ke atas seolah dirinya takut akan apa yang menjadi ancaman Serli.

"Anna," gumam El menyita seluruh perhatian mereka.

El mengalihkan pandangannya pada kaki dan tangannya yang sudah dirantai.

"El, calm down oke?" kata Radit. El menatap Radit seketika itu dirinya diam membisu. Menatap Anna penuh kasih sayang begitupun dengan Anna yang menatap El penuh kekhawatiran.

"Gue ngelakuin ini karena gue cinta sama El, gue sayang sama El. Tapi kenapa Lo yang harus deket sama El," tutur Serli. Semuanya terdiam, begitu pula dengan Anna yang ingin tau lebih banyak dari Serli.

"Risa, gue seneng karena Lo udah mau ikut kesini, gue pikir Lo bakal buat El sama Anna saling benci," sambung Serli. Risa diam, tak berani mengatakan sepatah katapun.

"Gue emang udah ngerencanain ini dari jauh-jauh hari. Perihal kalian yang diganggu makhluk halus, itu memang ulah gue. Waktu, keadaan dan semua kejadian janggal disini ulah gue. Gue dengan susah payah dateng ke dukun dengan bayaran mahal cuman buat ini, cuman buat jadiin Anna tumbal dan milikin El sepenuhnya," kata Serli tanpa rasa malu sedikitpun.

"Kalian tau? Ini bukan Villa om dan Tante gue. Ini villa angker yang udah gak ada," sambung Serli.

"Magsud Lo?" celetuk Reno yang tidak Serli pedulikan.

"Cuman gue yang bisa keluar dari sini. Sekalipun Anna ngelakuin ritual itu, semua gak akan berhasil karena gak ada orang yang bersangkutan sama villa ini," kata Serli.

"Sekarang gue kasih lo pilihan. El atau kalian semua pulang?" tanya Serli.

"Mereka semua pulang, dan Lo bebas atas gue," jawab El tanpa persetujuan.

Serli terkekeh, "Gue cuman mau Anna yang jawab."

"Gue gak bisa jawab," celetuk Anna membuat semua orang melirik pada Anna.

Anna berjalan mendekati Feby, meraih sebuah pisau kecil yang ada di dalam sakunya, tak tau mengapa Anna dapat menyiapkan itu.

Beberapa saat kemudian, Anna menempelkan pisau kecil itu di leher Feby hingga semua orang meringis. Tak mengerti apalagi ini.

"Gue pikir gue gak tau kalo Feby sepupu Lo?" kekeh Anna.

"Gue emang baik, tapi kebaikan gue cuman berlaku sama orang baik aja," sambung Anna. Semua terdiam. Feby sudah meneteskan air matanya. Tak ada yang berani bergerak.

"Berani Lo sakitin El, gue bikin mati sepupu Lo ini," kata Anna. El tersenyum melihat keberanian Anna yang sesungguhnya, sudah Anna katakan jika Anna benar wanita baik, namun itu hanya berlaku untuk orang baik saja.

"Lo pikir gue bakal takut!?" tanya Serli membuat Anna hanya mengedikkan bahunya saja.

"Gue gak mengharapkan itu," jawab Anna. Semuanya tak tau ada apa diantara mereka, mengapa Serli menjadi seseorang yang paling mengerikan dan mengapa Anna menjadi wanita pemberani. Dan lagi apa benar Feby sepupu Serli?

"Tunggu-tunggu! Febby sepupunya Serli?" celetuk Reno tanpa rasa takut. Mereka semua menatap Reno dengan tatapan hati-hati, sudah dikatakan Risa, Rachel maupun Radit seolah takut bergerak sedikit pun. Mereka hanya takut salah dalam melangkah hingga menimbulkan Serli maupun Anna menggoreskan pisaunya.

"Gue yang tau, Serli yang tutupi," ucap Anna. Mereka semua mengernyitkan dahinya bingung. Begitu pula dengan El yang ada disana.

"Apa kalian tau siapa Risa?" tanya Anna menatap semua orang bergantian. Serli tampak menatap Anna penuh tanya. Seolah benar menantikan jawaban apa yang akan Anna lontarkan. Tak hanya Serli, melainkan mereka semua yang ada di gudang itu.

"Risa adalah--

Chapitre suivant