Sore itu Putra Sang Kiai sibuk mengajar para santri. Karena pembatasan hanya papan tulis. Dan Sofil pun mulai mengantuk karena menunggu para santrinya sedang hafalan Juz Amma.
[Hai kamu yang di sebelah sedang apa? Di sini aku ngantuk. Aku bingung mau nulis apa.]
Sofil menuliskan itu di kertas kemudian menurunkan kertas itu dari bawah papan tulis.
Setelah lama menunggu ternyata dia tidak menemukan jawaban apapun dari sang istri.
Karena mata yang semakin lengket dia pun akhirnya memutuskan untuk menulis sesuka hati. Putra Kyai ini menuliskan sebuah cerpen.
[Kamu adalah yang sesuatu istimewa. Ini adalah cerpen yang akan ku hadiahkan kepadamu. Semoga suka akan membuatnya menggantung agar kamu membalas Suratku.]
Zain dan Sayyidah.
Malam yang indah dengan cahaya ribuan bintang ta'aruf pun dimulai dengan pertemuan keluarga perasaan yang berdebarkan jiwa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com