"A-apa yang akan kau lakukan, Rei?!" tanya Siji, takut-takut. Dia khawatir jika adiknya itu kerasukan rohnya Yuji, jangan-jangan.
Reiji tidak menjawab. Ia mendekatkan bayonet itu dan menggoreskan ke ujung jari telunjuk Siji. Reiji menekan jari telunjuk saudaranya dan beberapa tetes darah jatuh di telapak tangan Reiji.
Reiji segera mendekat di posisi Yuji tadi. Reiji mengoleskan darah itu asal ke depannya, yang Reiji yakini bahwa itu adalah tubuh saudaranya.
Dan benar ternyata. Bagian roh Yuji yang terkena darah itu langsung dapat dilihat dan dapat disentuh. Meski wujud Yuji yang tertampil saat ini seperti udara kosong yang diselimuti darah.
"Sepertinya, kita butuh darah yang lebih banyak lagi, Bang Yuji!" ucap Reiji, sambil tertunduk, sedih.
Reiji dan Yuji langsung menoleh ke arah Siji. Mereka sama-sama memasang wajah memelas sambil menangkup kedua tangan di depan dada.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com