webnovel

Kota Angin

Dengan raut wajah yang marah, Kaisar Han berjalan menuju kamar Pangeran Kedua. Dia membuka pintu kamar Pangeran Kedua dengan kasar dan memasukinya.

Kaisar Han menjumpai Pangeran Kedua yang sedang mandi di kolam yang penuh bungan bersama kedua pelayan istana. Kedua pelayan istana langsung pergi setelah melihat kedatangan Kaisar Han.

Pangeran Kedua menyadari kalau ayahnya memasuki kamarnya. Dia beranjak keluar dari kolam dan kemudian dia mengenakan pakaiannya berwarna ungu sebelum menemui ayahnya.

"Ada apa ayah menemuiku di kamar? Apa ada sesuatu yang sedang ayah cari di kamarku?" tanya Han Wei..

"Tidak perlu berbasa basi lagi! Apa yang kau lakukan kepada saudaramu, Han Shu? Ketiga bawahanku yang kusuruh untuk mengawasinya terbunuh di sana! Apa yang sebenarnya kau lakukan?!" tanya Kaisar Han marah.

"Apa yang ayah bicarakan? Aku tidak mengerti maksud ayah." Han Wei berlagak tidak tahu apa yang terjadi.

"Baguslah, dari kemarahan ayah sudah dipastikan kalau Han Shu sudah mati." Dalam hatinya Han Wei merasa senang marena berhasil menyingkirkan kakaknya.

"Jangan berlagak tidak tahu apa-apa di depanku! Kaulah yang selalu menekan Han Shu sejak lama." Kaisar Han mengeluarkan tekanan energi spiritual yang sangat kuat hingga membuat Han Wei terbaring di lantai karena tekanannya.

"Ugghh!"

"Ayah tidak memiliki bukti apapun. Mengapa ayah menuduhku? Bukankah masih ada saudaraku yang lain yang juga menekannya?"

Kaisar Han melepaskan tekananya dan kemudian berkata, "Jika aku menemukan buktinya, aku akan mengusirmu dari wilayah Kekaisaran ini!" Dia beranjak pergi dari kamar tersebut.

"Silahkan saja ayah cari... Kau tidak akan menemukan bukti apapun yang mengarahku. Aku telah nelakukannya dengan hati-hati," batin Han Wei. Kemudian dia tersenyum jahat.

Kaisar pergi menuju kamarnya dan memanggil bawahannya. Setelah menunggu beberapa saat bawahannya datang.

"Salam, Yang Mulia." Bawahannya berlutut memberi hormat.

"Kau periksa rute perjalanan Pangeran Pertama apakah ada penyergapan atau tidak.Dan juga periksa keberadaan Pangeran Pertama apakah dia masih hidup atau tidak." Perintah Kaisar Han.

"Baik, Yang Mulia." Bawahannya menghilang dari hadapan Kaisar Han dan langsung melakukan perintahnya.

***

Di hutan ledakan besar terjadi.

"Uhuk uhuk." Han Shu terbatuk-batuk karena debu yang berterbangan akibat ledakan besar sebelumnya. Ledakan itu membuat tanah di sekitarnya menjadi sebuah cekungan yang dalam. Han Shu keluar dari cekungan tersebut dengan masih membawa Pedang Api Membara.

"Yah, itu hampir saja... Aku tidak menyangka dia sangat keras kepala untuk membunuhku. Untung saja aku meengambil pedang ini, kalau tidak aku pasti akan mati," ucapnya.

Han Shu kemudian membuang Pedang Api Membara karena pedang itu sudah menjadi pedang biasa. Han Shu masih bisa selamat dari ledakan karena dia menyerap energi pedang dengan paksa untuk membuat sebuah formasi pelindung.

"Walaupun aku masih selamat, menyerap energi pedang dengan paksa membuat tubuhku sangat terbebani. Selain itu aku juga mendapatkan luka dalam tetapi tidak terlalu parah," batin Han Shu.

Han Shu berjalan mengelilingi area sekitar ledakan untuk mencari cincing penyimpanan.

"Sekarang aku tidak memiliki apapun. Aku harap ada salah satu cincin penyimpanan mereka yang tidak hancur karena ledakan," batin Han Shu penuh berharap.

Setelah cukup lama mencari, akhirnya Han Shu menemukan sebuah cincin penyimpanan. Kemudian dia mengeluarkan semua harta yang ada di dalamnya.

"Haaahh... Hanya ada 15 koin emas dan 1 botol pil penyembuh tingkat rendah..." Han Shu sedikit kecewa.

"Aku tidak menyangka Kaisar ini akan melakukan hal yang memalukan seperti ini. Aku akan mengumpulkan semuanya dari awal lagi." Han Shu bertekad.

"Sekarang ayo pergi ke kota terdekat dan bersenang-senang. Dalam ingatan tubuh ini beberapa mil lagi ada sebuah kota beberapa ke utara. Tapi aku harus berjalan kaki..."

Han Shu kemudian berjalan ke arah utara untuk keluar dari hutan dan menuju kota terdekat.

Setelah tiga jam berjalan, akhirnya Han Shu sampai di gerbang masuk kota. Kota itu bernama Kota Angin. Kota Angin merupakan salah satu dari tiga kota besar di Kekaisaran Han.

Kekaisaran Han memiliki tiga kota besar yaitu Kota Emas sebagai ibu kota Kekaisaran, Kota Angin dan Kota perak dan banyak kota-kota kecil lainnya.

Kekaisaran Han juga memiliki banyak sekte. Terdapat Empat Sekte Besar yang menjadi Pilar Kekuatan Kekaisaran yaitu, Sekte Awan Biru, Sekte Naga Langit, Sekte Rajawali Kembar, dan Sekte Bunga Es serta banyak sekte-sekte kecil laiinya. Kebanyakan sekte di Kekaisaran Han adalah sekte Aliran Putih.

Dari luar Kota Angin terlihat Benteng Perak yang begitu kokoh dengan corak-corak unik membuatnya terlihat sangat Indah hingga memanjakan mata yang melihatnya.

Han Shu terlebih dahulu mengantri sebelum memasuki kota. Antrian yang begitu panjang membuat Han Shu merasa bosa. Hingga akhirnya giliran Han Shu yang akan memasuki kota.

"Untuk memasuki kota diharuskan membayar 2 koin emas!" kata prajurit penjaga.

Han Shu memberikan 2 koin emas dan segera memasuki kota. Suasana di Kota Angin begitu ramai. Di sepanjang jalan selalu menjumpai stan-stan tempat perdagangan, baik perdagangan makanan, senjata, obat herbal, buku beladiri serta banyak yang lainnya.

Han Shu berjalan mencari sebuah penginapan. Setelah berjalan cukup lama akhirnya Han Shu menemukan sebuah penginapan yang sangat ramai. Di atas terlihat sebuah papan yang menunjukkan nama penginapan.

"Penginapan Bunga Mawar, kah?"

Han Shu mulai memasuki penginapan. Dia berjalan menuju menuju Resepsionis penginapan.

"Selamat datang di penginapan kami..." Resepsionis menyambutnya dengan senyuman.

"Aku ingin menginap di sini," ujar Han Shu.

"Biaya penginapan 1 koin emas perhari. Tuan ingin menginap berapa berapa hari?" tanya Resepsionis.

"Ini 3 koin emas, aku akan menginap di sini selama 3 hari," jawab Han Shu sembari memberikan koin emasnya.

"Silahkan ikuti pelayan kami, dia akan mengantarkan Anda keruangannya."

Han Shu mengikuti pelayan tersebut hingga menaiki lantai ketiga prnginapan.

"Silahkan masuk... Di sini ruangan Anda. Apa Anda ingin makan?"

"Nanti saja. Kau pergilah, aku akan memanggilmu kembali ketika aku membutuhkan sesuatu."

"Baiklah, kalau begitu saya pamit." Setelah mengatakan itu pelayan pergi.

Setelah pelayan pergi, Han Shu membuat sebuah mantra pelindung pada pintu penginapan agar tidak ada orang yang masuk. Selain itu orang diluar tidak akan mengetahui apa yang terjadi di dalam.

Han Shu duduk bersila di atas ranjang dan menenangkan pikirannya. Han Shu hendak memurnikan Energi Pedang yang sebelumnya dia serap menjadi Energinya sendiri.

Tingkat kultivasinya saat ini hanya berada di ranah Pembentukan Qi tingkat 1 karena basis kultivasinya dihancukan. Jadi dia harus mengulangnya dari awal.

Tiga jam kemudian.

BOOMM!

BOOMM!

Ledakan terjadi di dalam tubuhnya hingga 15 kali. Kekuatannya meningkat drastis dari seblumnya. Tingkat kultivasinya sekarang memasuki ranah Penyempurnaan Qi tingkat 6. Di dunia fana ini mungkin hanya Han Shu yang mampu meningkatkan Ranah kultivasinya dalam waktu yang singkat.

Han Shu membuka matanya dan kemudian dia menyeringai, "Ini hanyalah awal. Aku akan kembali suatu hari nanti."

Chapitre suivant