Lucunya ketika kamu mencintai orang yang kamu harapkan di samping mu itu malah memilih pergi dan ternyata dia benar-benar bukan takdirmu. Menyakitkan, sangat! Tapi apa boleh buat? Semua sudah diatur dan takdir mempunyai skenario sendiri.
Dinda duduk termenung di kursi didalam kafe dengan menopang dagunya. Kafe ini sangat sepi, mungkin karena hujan yang mengguyur bumi.
Rintik hujan yang lebat itu Dinda perhatikan dengan tatapan kosong. Tak hanya kafe ini, jalanan pun sepi seperti tak berpengunjung.
Tring!!!!
Lonceng kafe berbunyi pertanda ada seseorang yang masuk.
Dinda menoleh cepat, karena ia pikir itu adalah Alder, namun ternyata dugaannya salah.
Seorang gadis berseragam SMA masuk di kafe tersebut dengan keadaan basah kuyup. Dilihat dari seragamnya Dinda tahu dari mana remaja itu bersekolah.
"SMA Bangsa," gumamnya tanpa sadar.
Dinda terus memperhatikan gadis itu yang berlari ke belakang kafe dengan tergopoh-gopoh.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com