webnovel

Hadiah Pernikahan

Éditeur: Wave Literature

Keesokan pagi, di dalam mobil.

"Wanwan, mobil ini sangat bagus… Wanwan, Wanwan!"

Su Wanwan baru tersadar dari lamunannya, "Apa?"

Kedua mata Mo Weiyi melihatnya dengan tatapan menggoda, "Kamu sedang memikirkan Huo Jingshen ya?"

Su Wanwan tidak bisa mengatakan apapun...

Karena dia memang sedang memikirkan Huo Jingshen… Atau lebih tepatnya ciuman terakhir mereka yang terasa lembut, hangat dan masih membekas di dalam ingatannya.

Ciuman itu sangat berbeda saat dibandingkan yang mereka lakukan pertama kali di rumah sakit. Ciuman mereka saat di rumah sakit membuat Su Wanwan merasa terkejut seolah ada arus listrik yang mengaliri tubuhnya hingga dia bahkan tidak ingat bagaimana Huo Jingshen meninggalkan dirinya...

"Aku benar, kan?!" Mo Weiyi memukul tangan Su Wanwan dengan antusias, "Kamu baru saja pergi 1 hari tapi nyawamu sudah melayang." Mo Weiyi tertawa lalu berkata lagi, "Pengantin baru memang berbeda."

Su Wanwan berdeham, "Memangnya kenapa kalau aku memikirkannya? Kami sudah menikah, memangnya aku tidak boleh memikirkan suamiku sendiri?"

Perkataan Su Wanwan sangat tegas hingga membuat Mo Weiyi tidak bisa berkata apa-apa.

Tiba-tiba Mo Weiyi mendekat ke samping telinga Su Wanwan lalu dengan suara yang pelan bertanya, "Bagaimana kemampuannya dalam hal itu?"

Su Wanwan tidak dapat menjawab "..."

"Terakhir kali kamu tidak mau mengatakannya jadi lupakan saja, tapi sekarang sudah menikah apa kamu masih merasa malu?" Mo Weiyi tidak berhenti mendesaknya, sikapnya yang tidak sabaran dan mesum itu benar-benar tidak mencerminkan layaknya nona besar keluarga Mo dari kota Nan yang dikenal bermartabat dan elegan.

Su Wanwan langsung memalingkan wajahnya, "Apa Xiao Bai-mu tahu kamu itu mesum?"

"Dia adalah suamiku, tentu saja dia tahu."

Su Wanwan benar-benar tidak bisa berkata apa-apa menghadapi sahabatnya itu.

"Selain itu, jika aku tidak mesum, menurutmu aku bisa berhasil mendapatkannya?"

Su Wanwan kembali tidak bisa berkata-kata.

Tapi setelah dia memikirkannya, dia setuju dengan perkataan Mo Weiyi. Karena walaupun dia tidak banyak berhubungan dengan Xiao Yebai tapi setiap kali bertemu dengannya Xiao Yebai sedang menjemput Mo Weiyi di asrama sekolah dan setiap kali melihatnya, dia hanya mendapatkan 3 kesan, yaitu: Dingin, sangat dingin, sangat, sangat dingin!

Walaupun raut wajah Xiao Yebai sangat dingin, tapi ketampanannya bukan sesuatu yang bisa diabaikan oleh orang-orang.

Sedangkan Mo Weiyi seperti sebuah matahari kecil yang selamanya akan terus bersinar...

Dan hubungan mereka membuktikan bahwa matahari lebih kuat.

"Tapi tadi kamu mengatakan Huo Jingshen kemarin pulang ke negara Y, itu berarti kalian belum sempat menghabiskan malam bersama?" Mo Weiyi dengan mata berbinar berkata lagi, "Aku sudah tahu sekarang hadiah apa yang ingin aku berikan kepadamu."

"Apa?"

"Rahasia." Mo Weiyi bersikap misterius.

"Nona pertama." Zhou Teng saat ini berlari kecil masuk, kemudian dia juga menyapa Mo Weiyi, "Nona Mo."

"Paman Zhou, aku sudah selesai lihat-lihat. Aku mau yang ini." Su Wanwan menunjuk sebuah mobil berukuran kecil berwarna merah secara asal.

Mo Weiyi dengan tidak puas berkata, "Wanwan, sekarang kamu itu istri dari direktur Huo Yuan Grup, kamu mau menggunakan mobil Camry?" 

"Aku merasa itu bagus."

Su Wanwan tidak terlalu memiliki pemikiran khusus tentang uang, walaupun sejak kecil dia tidak mendapatkan rasa kasih sayang tapi karena ada Su Xueqin, Su Yuntang tidak berani memperlakukannya dengan terlalu buruk sehingga dia tetap mendapatkan uang jajan yang sama seperti Su Yanyan. Selain itu mobil ini juga berasal dari uang Su Xueqin jadi Su Wanwan tidak ingin menghabiskan uang kakeknya itu...

"Kenapa tidak mobil sport saja?" Mo Weiyi menunjuk ke arah sebuah mobil sport konvertibel berwarna putih, "Ini bagus, nanti saat kita menyetir bersama kita bisa membuka bagian atas mobil, pasti keren!"

"Tidak perlu, ini saja." Su Wanwan bertanya kepada Zhou Teng, "Bagaimana menurut Paman Zhou?"

"Yang penting Nona pertama menyukainya maka tidak masalah."

Setelah selesai memilih mobil, Su Wanwan menelpon Su Xueqin untuk mengabari kakeknya setelah itu mereka pergi ke mal.

Su Wanwan saat pulang tidak membawa koper apapun, walaupun dia sudah menelpon temannya di LA untuk membantu mengirimkan barang-barangnya yang ada di sana kemari, tapi sekarang sudah hampir bulan September, itu berarti dia akan segera masuk sekolah dan musim akan berganti sehingga dia memerlukan pakaian baru.

Mereka berdua masuk ke sebuah butik, Su Wanwan memilih beberapa pakaian sedangkan Mo Weiyi langsung pergi mencari hadiah.

Tidak lama kemudian Mo Weiyi kembali dan berkata kepada Su Wanwan, "Ini hadiah pernikahanmu."

Su Wanwan terheran, 'Cepat sekali?'

Su Wanwan menerima sebuah tas kain dari Mo Weiyi dan saat akan membukanya...

"Jangan!" Mo Weiyi langsung menutup tas itu dengan rapat, "Tunggu suamimu pulang, baru kalian lihat bersama."

Su Wanwan tidak mempermasalahkannya, dia meletakkan tas itu di samping, "Aku mau mencoba ini dulu."

"Baiklah."

  **

Saat Su Wanwan baru saja mau masuk ke dalam ruang ganti, tiba-tiba dia mendengar suara seorang perempuan yang sedang menelpon seseorang dari ruang ganti di sebelahnya.

Awalnya dia tidak menghiraukannya tapi suara perempuan itu terlalu jelas dan dia sama sekali tidak bisa tidak mendengarnya.

"Sudah lama tidak bertemu denganku kan."

"Haduh, aku tidak peduli, aku mau kamu ke sini."

"Tidak bisa, kamu begitu dekat dengan tempatku, kalau kamu tidak datang untuk menemuiku maka aku tidak akan pergi dari sini."

Su Wanwan merasa geli mendengarnya, dia mengangkat tangannya dan mengetuk sekat antar ruang ganti.

Kemudian ruang ganti di sebelah menjadi tenang tapi...

"Hm, cepat datang ya, aku akan menunggumu lalu nanti kita pergi ke rumah sakit untuk mengganti perbanmu."

Su Wanwan akhirnya menyerah.

Setelah mencoba pakaian, dia membuka pintu ruang gantinya dan berjalan keluar.

Tapi kemudian dia melihat sebuah pemandangan yang dramatis.

Perempuan yang tadi sedang menelpon di ruang ganti sebelah Su Wanwan keluar, dia juga menggunakan terusan berwarna kuning yang sama persis dengan yang dicoba oleh Su Wanwan, kemudian seorang pelayan butik dengan ramah berkata, "Nona, Anda sangat cocok menggunakan terusan ini."

Su Wanwan berdiri di depan kaca lalu dia mengangkat dagunya setelah itu dia dengan elegan berputar.

Kemudian renda putih perlahan jatuh di kakinya, dia terlihat sangat cantik di depan kaca, tubuhnya juga indah dan aura yang elegan, dengan sekali melihat semua orang akan berpikir hal yang sama, bahwa dia adalah perempuan yang cantik.

Su Wanwan merasa sangat puas, "Aku juga merasa ini bagus."

Kemudian perempuan yang berasal dari ruang ganti sebelah langsung merasa tidak senang mendengar itu. Dia melihat ke arah pelayan butik dan dengan marah bertanya, "Siapa yang lebih cocok menggunakannya? Aku atau dia?"

Ada peribahasa yang mengatakan, 'Tidak takut menggunakan pakaian kembar, yang merasa jelek maka dia yang akan malu'.

Mereka berdua adalah tamu butik itu sehingga tentu saja pelayan toko itu seketika tidak tahu harus mengatakan apa.

"Nona Li, kamu akhir-akhir ini banyak melakukan syuting dan karena sering tidur larut malam wajahmu menjadi lebih pucat, terusan ini berwarna kuning sehingga tidak cocok untukmu." Tiba-tiba suara Mo Weiyi terdengar.

Chapitre suivant