Hari pernikahan Almira pun tiba, saat ini Fahira sedang bersiap dan di bantu oleh sang umi yang selalu tersenyum melihat kecantikan yang terpancar dari menantunya itu. Sang umi merasa jika dia dan suaminya tidak salah dalam memilih seorang istri untuk putranya dan juga dia merasa jika Fahira adalah wanita muda yang sangat baik dan itu bisa terlihat dengan jelas.
"Umi, apakah ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Fahira pada sang umi yang mendandaninya.
"Tidak berlebihan kok," timpal sang umi yang merasa riasan wajah Fahira masih dalam batas kewajaran.
Fahira menatap wajahnya di depan cermin dan dia sama sekali tidak mengira jika ini adalah dirinya sebab selama ini dia sangat jarang sekali merias wajahnya kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak. Namun, itu pun sudah sangat lama sekali dia tidak merias wajahnya.
"Ayo kita pergi," ucap umi pada Fahira sembari memegang kursi yang diduduki oleh Fahira.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com