webnovel

Rencana Jebakan

Isabel yang melihat suasana antara anak dan ayah pun, dia menjadi merasa terharu sekaligus senang. Isabel menjadi lega, akhirnya Ayah Bondan dan Azam kembali berbaikan. Tidak ada lagi rasa sedih didirinya, meskipun sampai saat ini, rasa bersalah terus menghantui dirinya.

Setelah cukup lama berpelukan, Azam dan Ayah Bondan pun akhirnya melepas pelukan mereka berdua. Mereka berdua saling menghapus air mata satu sama lain. Azam dan Ayah Bondan sama-sama telah mengeluarkan air mata bahagianya.

"Sudah, jangan menangis! Anak laki ga boleh cengeng," ucap Ayah Bondan.

"Ahaha ... iya, Ayah benar. Anak laki tidak boleh cengeng. Azam ga cengeng kok, Yah," ujar Azam.

"Oh, ya? Benarkah? Masa tidak cengeng nangis," ledek Ayah Bondan.

"Mana ada nangis? Azam tidak nangis kok," bohong Azam.

"Oh, ya? Terus itu air apa yang ke luar dari matamu, Zam?" goda Ayah Bondan.

"Ga ada air apapun," elak Azam.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant