Sekarang ini aku sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan Elliot. Kami dalam perjalanan pulang menuju rumah masing-masing. Suasana hening saat itu ...
"Emily, bisakah kau ceritakan padaku di mana kau bertemu dengan pria di foto itu? Aku merasa ada seseorang yang sengaja menjebakmu."
Tiba-tiba saja Elliot berkata demikian, membuatku refleks menoleh ke arahnya. "Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"
"Apa kau tidak merasa kalau seseorang sengaja memotretmu ketika sedang bersama pria itu? Mungkin orang itu bersembunyi di suatu tempat dan tanpa sepengetahuanmu, dia telah memotretmu."
"Tapi kenapa ada orang yang melakukan itu padaku?"
Elliot mengangkat kedua bahu, "Entahlah ... tapi mungkin dia sengaja melakukan itu untuk mempermalukanmu dan juga sepertinya dia ingin memisahkan kita."
Seketika kedua mataku membulat sempurna. "Bagaimana bisa kau punya pikiran seperti itu, Elliot?"
"Coba kau pikirkan, kalau dia hanya ingin mempermalukanmu di depan banyak orang, banyak cara lain yang bisa dia lakukan. Tapi dia sengaja memilih cara ini, mempermalukanmu dengan memperlihatkan foto-fotomu bersama pria lain. Itu artinya masih ada tujuan lain dari orang itu. Coba kau bayangkan seandainya kau berada di posisi si pelaku, menurutmu siapa yang akan paling terpengaruhi setelah melihat foto-fotomu bersama seorang pria seperti itu?"
Aku pun menyadari sesuatu dan mulai mengerti maksud dari pertanyaan Elliot. "Tentu saja yang paling terpengaruhi adalah kekasih dari gadis yang ada di foto itu, dan dalam kasus ini, tujuan dari si pelaku itu kau, Elliot. Kau benar, sepertinya dia sengaja memotretku bersama pria lain dan menempelkannya di mading supaya selain seisi sekolah tahu, si pelaku juga ingin kau melihatnya. Sepertinya dia memang ingin menghancurkan hubungan kita."
"Yeaah ... dan aku yakin pelakunya pasti salah satu murid di sekolah kita. Makanya aku memintamu untuk menceritakan pertemuanmu dengan pria di foto itu. Mungkin aku bisa mendapatkan suatu petunjuk setelah mendengar ceritamu."
Lalu aku pun menceritakan pertemuanku dengan pria yang bernama Ciel, yang ada di foto itu. Kuceritakan semuanya pada Elliot tanpa ada yang kututupi.
"Setelah mendengar ceritamu tadi, aku yakin pria bernama Ciel itu ikut terlibat, pasti dia bekerja sama dengan si pelaku. Itu bisa terlihat dari foto-foto itu. Dia sepertinya mengetahui kalau kalian sedang dipotret makanya dia selalu berjalan dekat denganmu. Kau juga menyadarinya, kan, Emily, di foto-foto itu kau dan pria bernama Ciel itu terlihat sangat dekat dan akrab?"
Aku berusaha mengingat-ingat foto-foto itu dan seperti yang dikatakan Elliot, aku sangat ingat di foto-foto itu, aku memang terlihat sangat dekat dan akrab dengan Ciel. Itulah sebabnya semua orang salahpaham ketika melihat foto-foto itu.
"Siapa orang yang tega melakukan ini padaku? Oh, iya. Kenapa kau yakin kalau pelakunya salah seorang murid di sekolah kita, Elliot?"
"Sudah jelas, kan, dia ingin mempermalukanmu di sekolah itulah sebabnya dia memajang foto-foto itu di mading sekolah. Lagi pula menurutmu, siapa lagi yang bisa memajang foto-foto itu kalau bukan salah satu murid sekolah kita? Dan yang membuatku semakin yakin adalah si pelaku tahu kalau kita berpacaran dan hanya murid-murid di sekolah saja yang mengetahui hal itu."
Semua yang dikatakan Elliot memang benar. Aku benar-benar kagum padanya, dalam waktu sesingkat itu dia bisa menyadari dan mendapatkan petunjuk sebanyak ini.
"Kau tenang saja, Emily, aku pasti akan terus mencari petunjuk. Akan aku permalukan orang yang telah melakukan ini padamu, aku pasti menangkap orang itu."
***
Keesokan harinya, aku dan Elliot menemui Pak Hart, dia adalah wali kelas kami. Kami meminta tolong padanya agar dia menyuruh anggota OSIS untuk melepaskan foto-foto itu dari mading. Karena kunci lemari mading disimpan di ruang OSIS. Setelah mendengar permintaan kami, Pak Hart pun mengabulkannya. Karena setelah itu, aku dengan mataku sendiri melihat beberapa anggota OSIS mencopot foto-foto itu dari mading dan menyerahkannya kepada Pak Hart. Aku merasa sedikit lega setelah foto-foto itu tidak lagi terpajang di mading.
Semenjak hari itu, Elliot terus mencari petunjuk tentang kejadian yang menimpaku ini. Dia terus mencari tanpa lelah dan putus asa. Hingga pada akhirnya dia berhasil menemukan saksi mata pada saat aku bertemu Ciel hari itu. Berkat informasi dari saksi mata itu, akhirnya kami bisa menemukan Ciel.
Berdasarkan pengakuan Ciel, ternyata orang yang melakukan ini adalah Rico. Kakak kelasku yang waktu itu pernah mengajakku berkencan. Rupanya dia memberi sejumlah uang kepada Ciel, supaya Ciel mau bekerja sama dengannya. Rico sendiri yang memotret kami dan sudah pasti dia juga yang menempelkan foto-foto itu di mading sekolah.
Tapi aku benar-benar tidak menyangka, kalau dia bisa melakukan hal yang kejam seperti ini padaku. Mungkinkah dia masih sakit hati karena kejadian waktu itu, ketika aku pergi secara tiba-tiba bersama dengan Elliot, padahal waktu itu aku sedang berkencan dengannya? Padahal keesokan harinya aku langsung menemuinya dan meminta maaf padanya, dan bukankah waktu itu dia langsung memaafkanku? Setiap kali tanpa sengaja aku bertemu dengannya di sekolah pun dia tetap bersikap baik padaku. Aku benar-benar tidak menyangka ternyata semua kebaikannya itu palsu, selama ini dia berpura-pura memaafkan aku, tapi sebenarnya dia masih sakit hati dan menaruh dendam padaku.
Aku dan Elliot sedang berjalan menuju ruang OSIS. Kami yakin Rico sedang berada di sana, karena ketika kami ke kelasnya tadi, dia tidak ada di kelasnya, dan ternyata dugaan kami benar. Sepertinya sedang diadakan rapat para anggota OSIS di sana. Aku dan Elliot menerobos masuk ke dalam ruang OSIS itu. Semua anggota OSIS yang berada di ruangan itu serentak melihat ke arah kami.
"Oi ... oi ... o ... apa-apaan ini? Mau apa kalian berdua masuk ke sini? Bahkan kalian masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, apa kalian tidak tahu sopan santun? Selain itu, apa kalian tidak lihat kami sedang mengadakan rapat sekarang? Cepatlah pergi dari sini, kalau kalian ada perlu dengan OSIS, kalian bisa menunggu nanti setelah rapat ini selesai."
Salah seorang anggota OSIS yang sepertinya murid kelas 3, mengatakan hal itu pada kami. Tapi sepertinya Elliot tidak mempedulikan perkataannya itu, dia melangkah mendekati Rico yang sedang duduk di salah satu kursi. Aku sangat terkejut melihat apa yang dilakukan Elliot. Dia mencengkeram dengan kuat kerah baju Rico.
"Oi, ada apa ini?"
Sepertinya Rico terkejut juga dengan apa yang dilakukan Elliot padanya.
"Jadi kau orangnya, yang memotret Emily dengan pria itu dan dengan sengaja memajang foto-fotonya di mading sekolah, supaya semua murid sekolah ini melihatnya? Sebenarnya apa maumu? Kau ingin mempermalukan Emily? Atau kau ingin merusak hubungan kami? Atau kau ingin melakukan keduanya, mempermalukan Emily dan memisahkan kami?"
Kulihat Rico hanya bisa melebarkan mata dengan mulut menganga mendengar pertanyaan Elliot yang bertubi-tubi. Sekarang aku ingin melihat apa yang akan dilakukan Rico setelah ini, mengakui perbuatannya atau masih bersilat lidah untuk mengelak?