webnovel

49. Menghancurkan Dirimu.

"Hahahaha... kamu tidak bisa menghalangiku untuk mendekati Zahra, terlebih ada anak diantara kami. kamu lupa jika setatus Zahra masih menjadi istriku. dan kamu tahu bukan jika putra Zahra adalah Putraku jadi kamu tidak berhak untuk melarangku Mario!" Kata Brian dingin. tidak ada yang bisa melarangnya untuk mendekati Zahra dah putranya.

Mendengar perkataan, Brian. membuat Mario semakin tersulut emosi.

"Apa kamu bilang, Zahra dan putranya adalah hak kamu? hahahaha.... kamu lupa, kalau membunuhnya. kamu lupa menolak anak yang dia kandung hah? atau kamu amnesia Brian. kamu lupa tujuanmu menikahinya hanya untuk balas dendam dan kamu lupa telah mencoba membunuhnya hah. aku peringatkan padamu jangan coba-coba untuk mendekati mereka jika tidak aku uang akan membunuhmu. sebelum kamu ingin menemuinya kamu harus lihat ini dan pikirkan apa kamu masih bisa bilang hak padanya?" Mario, melemparkan amplop pada Brian, dan meninggalkan kediamannya dengan perasaan yang masih terbakar kemarahan.

Brian yang melihat Mario pergi menjauh, meraih amplop yang tergeletak di lantai. dengan perasaan yang tigak menentu, meraihnya dan membawanya kedalam ruang kerjanya.

"Tuan, perlu saya bawakan kopi atau minuman yang lain?" Tanya salah satu pelayan di kediaman Brian.

"Tidak perlu." Brian bergegas keruang kerjanya, dan menutup pintunya. dirinya benar-benar penasaran dengan amplop yang Mario berikan padanya. dengan tergesa-gesa Brian membukanya, tubuhnya bergetar saat melihat sebuah foto mobil yang terbakar dan Zahra ada di dalam mobil itu. yang lebih membuatnya terkejut adalah seorang wanita yang memakai jubah hitam berdiri tidak jauh dari kobaran api yang membakar mobil. ia mengenali siapa Wanita itu. dia adalah kekasinya, Jessi. emosi Brian tidak terkendali tangannya terkepal erat dan pada saat melempar amplop sebuah flashdisk terjatuh dari dalam amplop. tangan Brian bergetar saat menyambungkan flashdisk ke laptopnya. sebuah video berputar bagaimana Zahra, saat di bawa kedalam mobil, hingga sampai di puncak tiba-tiba. wanita berjubah hitam keluar dari mobil dan tidak lama kemudian mobil masuk jurang dan terbakar. terdengar suara ledakan yang sangat keras dan disusul dengan kobaran api yang sangat besar. tiba-tiba sosok pria menerobos kobaran api dan menyelamatkan Zahra. sosok pria yang tidak lain adalah Mario. tubuh Brian bergetar melihat kondisi Zahra yang mengenaskan dalam gendongan Mario. tubuh Brian terhuyung kebelakang. ingatannya kembali pada saat dirinya menganiaya Zahra dan menolak anak yang dikandungnya. penyesalan yang mendalam atas apa yang telah ia lakukan pada istrinya.

'Maafkan aku Zahra, maafkan aku.' Gumam Brian dalam hati. bayangan bagaimana dirinya berusaha membunuh Zahra kini kembali hadir, membuat tubuhnya bergetar menahan sesak.

Brian bergegas meraih kunci mobilnya yang berada di atas meja, dan keluar menuju mobilnya. Dengan kecepatan penuh, meninggalkan rumahnya.

Tidak lama kemudian mobilnya memasuki halaman rumah mewah pemilik Mario dengan langkah tergesa memasuki halaman rumah namun dihalangi salah satu penjaga kediaman Mario.

"Tunggu tuan Brian, ada apa Anda kemari?" Tanya salah satu penjaga kediaman Mario.

"Dimana Tuan kalian? katakan saya ingin bertemu?" kata Brian dengan suara dingin.

"Tuan Brian tolong tunggu di sini? saya tanyakan pada Tuan Mario, apakah bersedia bertemu dengan anda?" jawab Salah satu pengawal Mario. dengan terpaksa Brian menunggu di halaman dengan perasaan yang tidak menentu.

"Tuan Mario di luar ada Tuan Brian, ingin bertemu dengan anda. apakah anda bersedia bertemu dengan Tuan Brian?" kata salah satu penjaga di kediaman Mario.

"suruh dia masuk!" jawab Mario dengan suara dingin.

"Baik Tuan!" jawab Salah satu penjaga di kediaman Mario. tidak berapa lama terdengar suara langkah tergesa dan menghampirinya.

"Ada apa kamu kesini?" tanya Mario dengan suara yang dingin.

"katakan apa yang terjadi dengan Zahra pada saat kebakaran? Aku tahu kamu tahu semuanya Mario?" Tanya Bryan dengan suara tegas.

"Hahaha..... tanyakan pada dirimu sendiri Brian bukankah kau yang mengaku sebagai suami Zahra? lalu untuk apa bertanya padaku?" Tanya Mario dengan suara tenang.

"katakan yang sebenarnya terjadi dengan Zahra pada saat kebakaran? aku tahu laki-laki yang menolong Zahra saat kebakaran adalah kamu?" Tanya Brian dengan suara putus asa.

"Untuk apa baru sekarang kamu tanyakan padaku? tanyakan pada kekasihmu yang telah kau bunuh dan orang-orang mu yang bersekongkol untuk membunuh Zahra?" kata Mario dengan suara lantang. mendengar apa yang dikatakan Mario membuat Brian mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu orang-orang ku sekongkol untuk membunuh Zahra?" kata Brian, dirinya masih tidak percaya jika orang-orangnya yang telah bersekongkol di belakangnya.

"Pergilah!" kata Mario.

"Tidak. sebelum kamu menceritakan semuanya aku tidak akan pergi dari sini?" kata Brian tegas.

"Pergilah Aku tidak ingin memukulmu!!" kata Mario dengan suara ganteng.

"bukankah kamu sudah melihat videonya lalu untuk apa kamu bertanya padaku? Sekarang pergilah Aku tidak ingin berbuat kasar padamu Brian." selanjutnya dengan suara dingin.

"Tidak aku tidak akan pergi dari sini? sekarang katakan apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Brian mencengkram kerah baju Mario.

"Brian, Sudah aku katakan padamu. Aku tidak ingin membunuhmu. Sekarang pergilah, dan ingat jangan kau dekati Zahra dan putranya jika tidak aku sendiri yang akan membunuhmu. biarkan dia hidup dengan tenang tanpa harus dibayang-bayangi oleh laki-laki sepertimu." kata Mario dengan suara lantang bahkan kini mereka saling tatap penuh dengan kebencian dan kemarahan.

"Aku tidak akan menjauh darinya bahkan saat ini Aku mencari Zahra dan Putraku dan kau tidak ada hak untuk melarangnya karena Zahra masih istri Sah ku!" kata Bryan dengan sinis, membuat emosi Mario yang sejak tadi ia pendam kini menguasai dirinya dan tanpa menunggu lagi Mario memberikan bogeman mentah tepat di wajah Brian hingga darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"bangsattt... Sudah aku katakan jauhi Zahra dan anaknya, jika tidak aku pastikan hidupmu akan hancur Brian!!" Teriak Mario di depan wajah Brian. perkelahian antara mereka tidak dapat dihindari. Mario tidak terima Brian mendekati Zahra. setelah apa yang Brian lakukan pada Zahra saat itu, membuat Mario ingin membunuh Brian. Mario tahu Bagaimana kehidupan Zahra pada saat mengandung. mendengar perkataan Mario membuat hatinya terasa sesak namun ia ingin memperbaiki segalanya, bahkan dia rela bersujud di kaki Zahra agar mendapatkan maaf dari wanita yang sangat ia cintai sekaligus Ibu dari putranya.

"Aryo apa kamu mencintai Zahra?" tanya Ryan disela nafasnya yang yang sesak akibat pukulan Mario tepat mengenai dadanya.

"Ya. Aku memang mencintai Zahra bahkan sebelum kau mengenalnya. tapi kau sudah menghancurkannya. menghancurkan wanita sebaik Zahra dan aku tidak akan bisa tinggal diam. wanita yang aku cintai hancur karena ulahmu!!" Teriak Mario pada Brian. mendengar apa yang dikatakan Mario membuat Brian terkejut bahkan tubuhnya terhuyung ke belakang. tidak percaya mendengar apa yang dikatakan Mario padanya bahwa Mario mencintai saya sejak lama.

"apakah kau yang membawa Zahra ke Paris?" tanya Ryan dengan suara bergetar.

"Ya!!"

"jadi pada waktu itu yang aku lihat di bandara adalah Putraku dan Zahra?" tanya Brian. kini mereka terkulai di lantai ruang kerja Mario.

Chapitre suivant