webnovel

Chapter 03 : Menaklukkan Goblin Lair dan Quest Time Worker Part 1

Natt lekas menyarungkan kedua belatinya setelah pertarungan berakhir. Jendela reward atas quest spesial yang ia kerjakan muncul dan satu quest yang baru pun ikut terbuka. Reward atas quest special itu adalah sebuah aksesoris telinga kelinci yang memiliki tingkat kelangkaan Ultra Rare. Aksesoris yang serupa biasa dikenakan oleh bunny girl di dalam kasino.

"Ini quest spesial atau quest mengesalkan? Hadiahnya gak beres." Natt menghela napasnya dan berbalik arah untuk kembali ke kota. Sebelum Natt sempat berbalik, Birdie dengan akurasi yang tinggi terbang dan mendarat ke pundak Natt.

1000 damage diterima!

"Uey! Dasar burung sialan! Mengapa kau malah menyerangku?" Natt menggenggam burung itu seerat – eratnya agar ia mau menjawab pertanyaannya. Namun percuma saja, hal yang dilakukan Natt tidak memberikan kerusakan apa pun terhadap sang burung. Apalagi Birdie adalah object yang tidak bisa dihancurkan oleh majikannya sendiri.

Lagi – lagi Natt menghela napas panjang. Padahal baru satu jam ia tiba di dalam Crown of Six tetapi rasanya ia sudah sangat lelah sekali.

Setelah memijit kening avatarnya, ia pun berbalik ke belakang untuk segera kembali ke kota. Di depannya sudah berdiri seorang player yang bernama Moddy dengan mata yang berbinar – binar.

"Apa kamu … LD.Rexhea dari Legendary Disabler?"

Pertanyaan itu membuat Natt tersentak kaget. Harusnya tidak ada satu pun player akan mengenalinya. Mengingat waktu sudah berlalu lima tahun lamanya.

Natt ragu jika harus menjawab jujur, tetapi keingintahuan yang terpancar dari mata biru player yang ada di depannya begitu menyilaukan. Pasti akan menyusahkan jika Natt berbohong kepadanya.

"Benar. Bagaimana kau mengenaliku?"

"Tentu saja saya mengenalmu! Sang Heal Reductor! Dari pertarunganmu barusan tentu saja aku menyadarinya! Itu gila bener! Ternyata legenda itu benar adanya! Saya mengira tidak akan pernah bertemu dengan salah satu dari Legendary Disabler!"

Moddy berteriak histeris layaknya seorang fans yang bertemu selebriti idolanya. Mungkin itu memang benar.

"Aku mengerti kenapa kamu senang … tetapi aku tidak ingin keberadaanku diketahui banyak orang. Jadi bisakah engkau merahasiakannya, Moddy?" pinta Natt.

Moddy terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Saya mengerti. Lagi pula … mungkin hanya saya satu – satunya yang masih punya keingintahuan yang besar terhadap urban legend seperti kalian. Jadi … it's okay!" Sang player yang berpakaian layaknya ilmuan futuristik itu pun tersenyum lebar.

"Terima kasih. Kalau begitu, aku pergi duluan."

"Tunggu!" sela Moddy, "mari kita berteman!"

Natt baru teringat fitur tersebut. Friendlist. Sebuah fitur untuk menambah komunikasi antar player dan bisa dengan mudah mengajak untuk main bareng. Selain itu, video call juga bisa dilakukan.

"Boleh saja," sahut Natt.

Tak sampai sedetik, Moddy telah mengirimkan permintaan pertemanan. Natt segera menerimanya dan nama Moddy muncul di bagian teratas dari daftar teman yang ia miliki.

[Name : Moddy

Level : 65

Class : Apprentice Time Worker]

Setelah itu, Natt melirik ke seluruh nama pemain yang ada di daftar temannya. Semua player yang memiliki awalan LD terlihat non aktif. Natt hanya bisa tersenyum tipis mengingat kalau mereka sudah lama sekali tidak berkomunikasi satu sama lain.

Natt segera menutup jendela Friendlist-nya dan bersiap untuk pergi ke kota. Sebelum Natt sempat membuka peta, Moddy sekali lagi berbicara dengan nada yang sangat santun.

"Maaf, Tuan LD.Rexhea … sebenarnya saya butuh bantuanmu."

***

Kopi hitam itu mengeluarkan aroma yang begitu harum hingga membuat Natt tak sabar untuk menyeruputnya. Meski dirinya tidak menyukai kopi hitam di dunia nyata, tetapi di sini Natt bisa mencobanya dengan ramuan yang berbeda.

Kostumisasi pada minuman yang dibeli bisa dilakukan secara bebas dan sekreatif mungkin. Sebabnya, Kopi hitam yang sedang digenggamnya mengeluarkan aroma layaknya kopi susu meski tampilannya bukan kopi susu.

Natt segera menyeruput kopinya saat panasnya sudah berkurang. Dengan beberapa kali seruput, cangkirnya telah kosong. Natt meletakkan cangkirnya ke meja lalu mengucapkan rasa terima kasihnya dengan lirih.

"Bagaimana, Tuan LD.Rexhea? Kopi di sini benar – benar mengagumkan, bukan?"

"Benar. Ramuannya sedikit berbeda dari kopi instan yang bisa dibeli di trade market," ujar Natt sembari tersenyum puas. "Ternyata membuat resep original di Crown of Six tidaklah sia – sia. Aku sangat kagum atasnya."

"Tentu saja. White Sheeper adalah kedai kopi premium yang hanya bisa ditemukan jika kita berteman dengan pemiliknya. Jadi tempat ini tidak terlalu ramai dan cocok digunakan untuk berbincang tentang misi ataupun hal penting lainnya."

Wajah Moddy tampak begitu cerah merona saat menjelaskan tentang White Sheeper. Jelas sekali kalau kedai kopi ini adalah salah satu tempat favoritnya. White Sheeper terletak di bagian barat kota Sereneau. Dekat daerah pemukiman dan cukup jauh dari pasar. Mungkin itu sebabnya tempat ini juga sulit ditemukan.

Natt memperhatikan sekeliling ruangan. Ia hanya melihat tiga meja yang sedang ditempati saat ini. Satu meja berisikan dua wanita kelas Archer, satu meja lagi berisikan dua player lelaki kelas Warrior. Dan terakhir adalah seorang Tanker laki – laki yang sedang membersihkan perisainya dan Wizard perempuan yang sedang menikmati spaghetti-nya.

Natt menyadari betapa nyamannya kedai ini seperti penjelasan Moddy sebelumnya. Setelah puas mengamati, Natt pun kembali memfokuskan perhatiannya kepada Moddy.

"Jadi … apa permintaanmu sebelumnya?" Natt membuka percakapan baru.

Raut wajah Moddy perlahan menjadi murung karenanya. Ia lekas menepuk kedua pipinya dan memperbaiki senyumnya. Ia merapatkan jemari dan tanpa sadar memainkan kedua jempolnya.

"Saya ingin meminta bantuanmu untuk bisa masuk ke dalam Goblin Lair," ujar Moddy terbata – bata, "aku harus mendapatkan [Goblin Authority] untuk bisa menyelesaikan quest Time Worker milikku."

"Time Worker? Maksudmu kelas khusus yang sedang engkau jalani?"

"Benar. Kelas yang sedang saya ambil adalah perpaduan antara mechanic dan Wizard yang berfokus pada elemen waktu. Hanya saja, karena kelas ini tidak memiliki daya serang yang cukup dan juga tidak memiliki Healing Skill , akibatnya banyak orang tidak mau membantuku."

Player yang ada dihadapan Natt itu pun tertunduk lesu.

"Kenapa engkau mengambil kelas yang bukan META Unit? Jika Time Worker begitu menyulitkan, bukankah masih bisa berpindah ke kelas yang lain?"

Pertanyaan Natt itu menambah kemurungan Moddy. Namun, ia sudah mengira pertanyaan itu akan dilontarkan.

"Itu karena aku sangat menyukai konsep Time Worker," ujarnya dengan senyuman tipis yang terukir di bibir avatarnya. "Support Class yang bisa memanipulasi casting time, cooldown reduction, dan sedikit petrify debuff. Kelas ini entah mengapa begitu cocok denganku, Tuan LD.Rexhea."

Natt sangat mengerti perasaan itu. Bahkan teman satu party-nya dulu juga banyak yang seperti Moddy. Kalau sudah klop dengan suatu kelas, tidak akan bergeming meski ditawari 25.000 Crown Shard sekalipun untuk pindah ke kelas yang lain.

"Sebelumnya … bisakah kau hentikan sebutan 'Tuan' itu?" sela Natt.

"Eh?! Jadi bagaimana saya harus memanggil Anda?"

"Rexhea saja sudah cukup."

"Baiklah … Rexhea?" ujar Moddy terbata – bata. Ia memastikan jika pelafalan namanya tidak salah.

"Nah, begitu lebih nyaman. Kalau diperkenankan, bolehkah aku melihat rekaman pertarunganmu sebelumnya?" Pertanyaan Natt yang baru saja dilontarkan termasuk pertanyaan yang kurang sopan untuk dikatakan kepada player yang baru saja ditemui.

"Baiklah." Moddy tidak menaruh rasa curiga terhadap Natt. Ia dengan cepat mengirimkan salah satu rekaman pertarungannya.

Dalam rekaman video tersebut, Natt mengamati bagaimana Moddy memainkan karakternya. Teknik, timing skill, penggunaan item, dan gaya permainannya. Setelah melihat secara penuh, Natt bisa mengambil kesimpulan terhadap Moddy.

"Moddy … sudah berapa lama kamu bermain Crown of Six?"

"Baru tiga minggu," jawab Moddy dengan polosnya.

Natt mengerutkan dahinya. Dugaannya terhadap Moddy sudah terbukti benar. Player yang ada di hadapannya adalah newbie. Namun, Natt masih merasa heran bagaimana Moddy bisa mencapai level 65 jikalau ia masih belum mahir bermain?

"Jadi bagaimana kamu bisa mencapai level 65, Moddy?"

"Aku membeli paket level di Special Shop," jawabnya datar.

"Eh? Memangnya sekarang level bisa dibeli?"

Moddy menunjuk sembari tersenyum lebar. "Per sepuluh level seharga 20 juta rupiah. Memang bisa dibeli, tetapi setelah mencapai level 65, paket itu pun tidak bisa diakses lagi. Jika dihitung – hitung, saya sudah membeli 5 paket. Jadi hanya sekitar 100 juta."

"H-h-hanya seratus juta juta …. Hahaha," Natt syok mendengarnya. Dia yang baru kehilangan 15 juta dan ditukar dengan burung yang sedang bertengger di luar kedai kopi saja sudah begitu merasa rugi besar. Lalu … bagaimana dengan level yang sejatinya bisa dikejar tanpa harus membayar?

"Kamu … whale, ya?" Pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Natt.

"Tidak kok, Mas Rexhea. Saya hanya dolphin." Moddy pun langsung tersipu malu.

Natt menyangkal pernyataan Moddy dalam hati. Tidak mungkin 100 juta dalam tiga minggu itu disebut dolphin. Itu sudah pasti whale! Meski belum sampai ketingkat Leviathan ataupun Kraken.

Natt mendesahkan napas panjang. Ia sepertinya harus menjelaskan beberapa hal dasar kepada Moddy. Permainannya yang buruk adalah salah satu alasan kenapa banyak player yang enggan membantunya.

"Pertama sekali, bolehkah aku melihat status karaktermu, Moddy?"

"Tentu." Dengan jentikan jarinya, Moddy langsung memunculkan layar hologram yang merangkum status karakternya. Kemudian ia menyodorkannya kepada Natt.

Natt menerima dan memperhatikan status Moddy dengan seksama. Mulai dari optional stats, main stats, enchant stats, jenis runes, jenis gear yang digunakan, jenis skill yang ia dalami, hingga Unique Treasure yang disusun sedemikian rupa. Tidak ada yang salah, malah semuanya sudah sesuai rekomendasi dari sistem. Apalagi semua kelangkaan equipment-nya telah mencapai peringkat Ultra Rare. Hanya saja, ada beberapa yang masih meleset jikalau role(peran) yang dia pilih adalah semi support.

"Sebaiknya kamu tidak perlu menggunakan Unique Treasure Bahamut Fang, Moddy."

Dahi Moddy mengkerut. "Memangnya salah jika memberikan tambahan damage dalam setiap seranganku?"

"Tentu saja salah. Dari skill yang kamu naikkan, semua itu bukanlah tipe serangan, melainkan skill pendukung. Menambahkan damage itu sama saja tidak berguna. Maka dari itu aku merekomendasikan untuk menggunakan Unique Treasure Clock Timer."

Natt memberikan informasi UT yang dimaksud kepada Moddy melalui private message.

"Mengurangi cooldown semua skill sebesar 5% setiap 4 detik," eja Moddy. "Memangnya ini berguna, Mas Rexhea?"

"Dalam pertarungan durasi singkat memang tidak berguna, tetapi dalam durasi jangka panjang seperti menaklukkan Goblin Lair, itu akan menjadi sangat berguna untuk memaksimalkan potensi skill yang Time Worker miliki."

Moddy berdecak kagum. Tanpa sempat mempertimbangkan kelanjutan dari penjelasan Rexhea, ia seketika membeli Unique Treaser Selector seharga 5.000 Crown Shard.

Clock Timer telah didapatkan!

"Aku sudah membelinya, Mas Rexhea! Lalu apa lagi yang harus kuperbaiki?" Mata Moddy berbinar layaknya bintang – bintang di langit malam.

"Ah … oke," Natt sempat terpaku melihat Moddy yang begitu cepat membeli itemnya. Natt pun berdehem kemudian melanjutkan penjelasannya. "Selanjutnya, kamu juga harus mengganti set equipment-mu dari [Manticore Set] ke [Earthling Set]. Kemudian kamu juga perlu mengganti artifact yang kamu pakai saat ini …."

Natt terus menjelaskan dengan rinci dan hati – hati kepada Moddy. Setelah selesai penjelasan tentang equipment, tak lupa ia juga menjelaskan bagaimana cara menggunakan skillnya secara tepat. Dan juga bagaimana memperhatikan cooldown skill serta status rekan yang ada di dalam satu party. Karena itu adalah dasar untuk bermain sebagai peran pendukung di dalam sebuah tim.

Hampir tiga puluh menit berlalu dan Moddy sudah mengerti betul letak kesalahannya. Dan tak lama setelah itu pula, Moddy lekas membeli apa saja yang telah Natt sarankan. Meski Natt tidak bermaksud agar Moddy langsung membelinya begitu saja. Tapi whale adalah whale. The Power of Money is Stoooonk!

"Terima kasih banyak, Mas Rexhea! Banyak banget ilmu yang kupelajari hari ini!"

"Syukurlah. Kalau begitu kita sudah siap untuk membahas quest yang ingin kamu selesaikan."

"J-jadi Mas Rexhea bersedia membantuku?"

"Tentu saja."

Mata Moddy lekas berkaca – kaca. Ini sudah penantiannya selama lima hari untuk bisa mendapatkan kelas yang ia inginkan.

"Aku pasti akan membayarmu dengan harga yang tinggi, Mas Rexhea!"

"Tidak perlu. Anggap saja ini hanya sebagai rasa terima kasihku atas mengundangku ke White Sheeper." Natt sebenarnya ingin upah, tetapi jika ia menerimanya, derajatnya sebagai veteran player akan jatuh di mata Moddy. "Jadi yang mana quest-nya?"

Moddy segera membagikan informasi quest yang dimaksud.

[Awakening Time Worker Quest : Dapatkan [Goblin Authority] untuk masuk ke dalam Arch King Goblin Chamber dan memperoleh [Time Fragment].

Requirement :

Party 2-6 player,

Tidak boleh ada Priest,

Kalahkan Field Boss : Overlord Goblin,

Masuk ke dalam Goblin Lair]

Natt segera mencari tahu info tentang Overlord Goblin dan letak Goblin Lair. Setelahnya, ia menimbang dengan hati – hati tingkat keberhasilan mereka dalam menyelesaikan quest tersebut.

"Kita hanya punya kesempatan 50% untuk menyelesaikannya, Moddy."

"Mengapa begitu? Bukankah ada Mas Rexhea?"

"Kelasku adalah Assassin, kau ingat? Assassin bagus jika melawan musuh yang sedikit. Namun untuk masuk ke dalam Goblin Lair, kita membutuhkan player yang memiliki serangan AoE (Area of Effect) untuk bisa mengalahkan banyak musuh sekaligus. Ditambah lagi, kita tidak memiliki kelas Tanker untuk menahan serbuan musuh. Jadi untuk mendapatkan tingkat keberhasilan 100% kita perlu setidaknya satu orang Wizard dan satu orang Tanker," jelas Natt.

Ekspektasi Moddy ternyata meleset jauh. Ia mengira kalau berdua saja bisa menyelesaikan quest tersebut. Moddy pun tampak sedih dan kebingungan.

"Jadi bagaimana ini? Pasti tidak ada orang yang mau party bersama Apprentice Time Worker payah sepertiku," keluhnya. Moddy segera membantingkan kepalanya ke meja.

Natt pun melipat tangan dan bersandar pada kursinya. Natt sedang memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan quest tersebut. Ia bisa saja mengusulkan pencarian party secara acak, tetapi jika yang masuk bukan Wizard dan Tanker, maka mereka harus mencarinya terus menerus. Hal itu terlalu memakan banyak waktu.

"Bagaimana kalau kami berdua ikut dalam quest tersebut?"

Tiba – tiba suara seorang wanita terdengar lembut sekali di telinga keduanya. Saat Natt menoleh ke samping, ada seorang lelaki berkelas Tanker dan wanita kelas Wizard yang tengah mendatangi mejanya.

Sang wanita yang memiliki warna rambut kemerahan yang tergerai panjang hingga ke pinggang. Iris matanya kuning keemasan. Di atas kepalanya terpasang topi khas penyihir yang sedikit miring ke belakang. Gaunnya berwarna gelap dan memiliki renda berwarna keemasan. Tongkat yang ia genggam terbuat dari Runic Material yang bisa meningkatkan output dari sihir yang dikeluarkan.

Sementara sang lelaki berkelas tanker memiliki rambut cokelat dengan mata berwarna kebiruan. Tinggi tubuhnya sekitar 182 cm dan terlihat kekar. Jirah tebal yang ia kenakan terbuat dari logam Titanium yang berwarna biru dongker dengan garis emas di seluruh tepinya.

"Maafkan kami karena telah mendengarkan percakapan kalian tanpa izin." Lelaki berkelas Tanker itu pun menunduk sejenak sembari menggaruk kepalanya.

"Ah … tidak mengapa. Suara kami yang mungkin terlalu berisik," Natt juga menyampaikan permintaan maafnya.

"Sungguh lelaki yang sopan sekali," puji sang Wizard. "Kalau begitu izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya adalah GranNea. Level 72. Kelas saya adalah Dual Elemental Caster, merupakan kelas khusus dari cabang kelas Wizard."

Kemudian lelaki yang ada di sampingnya juga ikut memperkenalkan diri.

"Aku adalah Moowah! Level 74! Kelasku saat ini adalah Guardian. Salah satu cabang dari kelas Tanker. Salam kenal!"

Lelaki yang menyebut dirinya Moowah itu menjelaskan dengan sangat bersemangat. Sampai – sampai pelanggan lain yang ada di dalam ruangan juga ikut mendengarnya. Saat menyadari kesalahannya, Moowah menunduk dan meminta maaf kepada mereka.

Melihat mereka begitu sopan dan tampak bisa diandalkan, Natt pun lekas memperkenalkan dirinya. "Namaku LD.Rexhea. Level 70. Kelasku saat ini adalah Worthless Ass, cabang dari kelas Assassin."

Saat Natt menyebut nama dan kelasnya, tidak ada reaksi yang berlebihan terlihat pada keduanya. Itu artinya, eksistensi Legendary Disabler memang sudah tidak populer lagi. Mereka juga tidak bertanya – tanya tipe kelas yang digunakan oleh Natt, berarti sudah banyak sekali perombakan kelas khusus di dalam Crown of Six.

"N-nama saya Moddy." Sang Apprentice Time Worker juga ikut memperkenalkan dirinya. "Level 65. Kelas saat ini adalah Apprentice Time Worker. S-salam kenal!"

Setelah semua memperkenalkan diri, Natt mempersilakan Moowah dan GranNea untuk ikut duduk bersama. Tanpa basa basi, Natt pun meminta mereka untuk menjelaskan maksud tawaran yang tadi disebutkan.

Sang wanita mengeluarkan senyuman yang begitu mempesona. Pancaran kecantikannya berpadu dengan rasa percaya diri yang kuat. Dipadu lagi dengan suaranya yang terdengar begitu dalam dan memikat, membuat GranNea menjadi sosok yang begitu seksi di mata mereka.

"Saya dan Moowah bersedia membantu Mas Rexhea dan Mas Moddy dalam menyelesaikan quest tersebut," jelas GranNea. "Tentu seperti biasanya, kami juga ingin mendapatkan hadiah untuk itu."

Simbiosis mutualisme seperti itu memang sudah sering dilakukan dalam game mana pun. Saat seseorang membutuhkan bantuan, maka sudah menjadi hak sang penolong untuk mendapatkan hadiah. Natt tentu sudah sangat familiar tentang hal tersebut. Hanya saja, Natt baru tiba di dunia ini tidak sampai tiga jam lamanya. Bisa jadi permintaannya adalah sesuatu yang tidak dia ketahui. Itu membuatnya khawatir.

"Tidak perlu memasang wajah serius seperti itu, Mas Rexhea," sela GranNea. "Kami tidak akan meminta hadiah yang sulit ataupun yang menyulitkan kalian. Terlebih Moowah."

"Benar sekali apa kata GranNea!" sahut sang Tanker, ia berdiri dan lekas menunjuk ke arah Natt. "Aku hanya menginginkan [Slime Shield] yang engkau miliki, Rexhea!"

Perkataan Moowah yang terasa begitu janggal membuat Natt langsung mengeluarkan aura yang mencekam. Tatapannya begitu tajam seolah predator yang sedang mengintai mangsanya.

"Apa maksud kalian?" tukas Natt, nada suaranya menjadi amat serius. "Bagaimana kalian tahu jikalau aku memiliki [Slime Shield] tersebut?"

Suasana seketika menjadi tegang. Moddy terkesiap dan tidak bisa mencairkan situasi. Ia terbisu dan kebingungan melihat Natt mendadak dingin seperti es.

"Moowah! Apa yang kau katakan, dasar otak besi!" GranNea pun menjitak kepala sang tanker dan menjatuhkannya ke lantai. "Maaf jika Moowah tidak memberi penjelasan tentang fitur [Rumors] kepada kalian lebih dahulu."

"Rumors? Apa maksudmu?" Tatapan Natt masih tajam meski nada suaranya tidak lagi tinggi.

"Setelah mencapai level 71, ada salah satu fitur yang akan terbuka di sebelah Menu Skill. Fitur itu disebut [Rumors]. Fitur ini digunakan untuk untuk mengetahui barang tertentu yang telah berhasil didapatkan oleh player yang berada di bawah level 71. Oleh sebabnya kami bisa mengetahui tentang Slime Shield dan Bunny Ears yang kamu miliki, Mas Rexhea."

Setelah mendengarkan penjelasan singkat GranNea, Natt lekas membuka jendela Menu dan memastikan fitur itu ada di sana. Dan ternyata benar, Fitur [Rumors] tersedia di sana, meski masih terkunci. Hal seperti ini belum pernah ada sebelumnya.

"Kamu bisa menggunakan fitur Rumors selama 12 jam dengan membayar 500 Crown Shard untuk membeli Rumor Pass yang ada di Special Shop," lanjut GranNea. "Meski tampak seperti fitur stalking, namun tujuan utama fitur ini adalah untuk para player yang menjadi pedagang. Sehingga bisa mendapatkan item lebih dahulu dan memperkuat trade market melalui in-game ataupun MRT."

"Begitu ternyata … maafkan atas kelancanganku barusan." Natt mengembuskan napas lega lalu menundukkan kepalanya sesaat. "Harusnya aku yang memeriksa fitur itu lebih dahulu. Ini adalah kesalahanku."

"Tidak perlu meminta maaf, Mas Rexhea. Karena siapa pun juga pasti akan melewatkan fitur ini begitu saja."

Ketegangan situasi itu pun diakhiri dengan tawa yang canggung dari mereka berempat. Moowah yang sempat tersungkur juga telah duduk di kursi sembari mengeluarkan tawa yang paling keras. Akibatnya, Moowah dijewer oleh GranNea dan membuatnya menjerit seperti anak perempuan. Lagi, mereka berempat tertawa bersama.

Natt mulai menaruh rasa percaya kepada mereka berdua. Dengan memantapkan tekad, Natt pun segera membuka diskusi.

"Kalau begitu biar aku menjelaskan quest-nya terlebih dahulu." Natt berdehem sekali. Jemarinya langsung membuka quest yang dimaksud dan memperlihatkannya pada mereka. "Tujuan dari quest Awakening Time Worker ada dua. Pertama, mengalahkan Goblin Overlord yang merupakan field boss monster untuk mendapatkan [Goblin Authority]. Kedua, masuk ke dalam Goblin Lair dan mengambil [Time Fragment]. Untuk itu peran Tanker dan Wizard sangat diperlukan dalam kedua misinya. Kalian mengerti?"

"Tentu saja," sahut keduanya.

"Dan untuk hadiahnya adalah—"

"Aku menginginkan Slime Shield milikmu, Rexhea!" Moowah memotong ucapan Natt segera.

"Dan saya menginginkan aksesoris Bunny Ears dengan tingkat kelangkaan Ultra Rare milikmu, Mas Rexhea." Senyum GranNea merekah indah.

Natt merasa hadiah yang mereka inginkan malah terkesan terlalu murah, Tetapi ….

"Baiklah! Kita sepakat," jawab Natt tegas.

Mendengar negosiasi singkat itu berjalan lancar, Moddy merasa senang sekali. Ia terus – terusan mengucapkan terima kasih kepada Moowah dan GranNea. Semuanya tertawa melihat tingkahnya yang lucu dan menggemaskan. Meski usianya masih belum diketahui.

"Kalau begitu, mari kita susun rencananya."

Natt mulai merampungkan strategi untuk melawan Goblin Overlord terlebih dahulu. Beruntungnya, GranNea dan Moowah telah memiliki pengalaman melawan sang monster. Jadi Natt bisa menggunakan informasi tersebut dalam rencananya.

Dan untuk rencana kedua, penaklukan Goblin Lair akan membutuhkan kerja sama yang lebih intens. Oleh sebabnya, Natt perlu mengetahui skill apa saja yang dimiliki oleh GranNea dan Moowah. Tidak ada sedikit pun keraguan diperlihatkan oleh keduanya. Mereka dengan senang hati memberitahukan status karakternya kepada Natt.

Dua puluh menit pun berlalu. Kini rencana mereka telah tersusun matang. Setidaknya itulah yang diyakini oleh sang Assassin. Sayangnya, jam telah menunjukkan pukul delapan malam. Pertanda kalau Natt harus makan malam terlebih dahulu. Mereka berempat sepakat untuk melanjutkan quest-nya satu jam setelah makan malam.

Meski waktu di dalam Crown of Six berbeda dengan di dunia nyata, tetapi di dalam permainan, waktu real time tetap diperlihatkan. Hal itu diperlukan agar pemain tidak lupa waktu. Jikalau ada yang melampaui batas, maka RNS-DC akan memaksa player untuk Log Out setelah 12 jam non-stop bermain demi alasan keselamatan.

"Ascend Out!" Dengan memberikan perintah suara kepada sistem, Natt pun log out dari Crown of Six. Seketika dunia itu lenyap dan menyisakan kegelapan yang singkat.

Tak lama, pandangan Natt pun kembali ke dalam RNS-DC. Ia pun segera melepaskan Head Gear dan membuka pintunya. Natt segera bangkit keluar dari mesin virtualnya. Kemudian bergegas pergi keluar apartemen untuk membeli makan malam di mini market terdekat.

Sebelum tiba di persimpangan jalan, Natt mendengar suara lolongan anjing. Tapi Natt tahu kalau itu bukan lolongan anjing sungguhan. Ia sangat yakin bahwa tidak ada anjing di daerah tempat tinggalnya. Karena penasaran, Natt pun mengikuti asal suara.

Di sudut jalan, ia menyaksikan seorang wanita berpakaian rapi yang sedang merangkak seperti anjing. Lehernya diikat dan talinya dipegang oleh lelaki berkacamata yang berjalan tenang di sebelahnya. Jika diperhatikan dengan seksama, malah seperti majikan yang sedang membawa anjingnya jalan – jalan.

Saat mata keduanya bertemu, sang lelaki itu terkejut dan segera mendatangi Natt. Natt berusaha untuk tetap tenang meski situasinya cukup menyeramkan.

"Mohon dirahasiakan ya, Dek," bisik lelaki yang meninggalkan sang wanita di pinggir jalan. "Wanita itu adalah istri saya. Dia punya perilaku unik seperti ini. Suka meniru sesuatu. Jadi, saya mohon untuk dirahasiakan, ya."

"Eh … baik, Pak. Saya mengerti." Natt hanya bisa memakluminya. Ia pernah membaca artikel tentang hal aneh seperti itu. Hanya saja, dia cukup terkejut saat melihatnya secara langsung.

Lelaki itu pun pergi dari pandangan Natt sembari membawa istrinya pelan – pelan. Natt masih merasa seram. Apalagi tatapan sang wanita terlihat kosong, seolah hidup tapi tidak bernyawa. Natt tiba – tiba merinding, namun ia tidak punya waktu untuk itu. Ia harus segera mengisi perutnya dan bergegas kembali menyelam ke dunia Crown of Six.

Chapitre suivant