webnovel

Masa Kelam Bram

Pram memutar bola matanya jengah, dia sudah seperti obat nyambuk nungguin Bram telfon, sekarang malah ke toilet, "ya udah cepetan. soalnya aku sudah tidak tahan,"

Bram sudah hilang di balik pintu toilet. Pram melirik ponsel yang tergeletak di meja. Dia mengernyitkan dahi dengan tubuh condong ke meja, seperti penasaran. Sekilas dia menengok ke toilet. Lalu dia mengambil ponsel Bram, menatap lamat-lamat foto cewek yang sedang berpelukan dengan Bram. Nafasnya tercekat. Ini tidak mungkin dia, batinya tidak percaya.

"Setelah itu, berhari-hari Bram tidak pulang ke rumah," kenang Bu Farid seolah seperti menahan tangis. Delinda memandang sendu wajah wanita setengah baya itu. Ada rasa sesal menghinggapinya setelah bertanya perihal ayah Bram. Karena dia merasa ganjal saat melihat foto di dinding tak ada satupun sosok sang Ayah, sehingga pertanyaan yang tak sepantasnya keluar dari mulutnya,"Maaf ya, Bu jika saya lancang bertanya perihal ayahnya kak Bram."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant