Nadia terjatuh lemas saat melihat batu nisan bertuliskan nama Ananda Pratama di hadapannya. Ia tidak percaya bahwa kekasih yang tadi malam masih menelponnya, hari ini ia harus melihat makamnya.
"Cit, kakakmu kenapa? Apa hari ini dia mengalami kecelakaan?", tanya Nadia pada Citra.
"Bukan hari ini kak, tapi pada saat kalian wisuda", jawab Citra.
"Ti.. tidak mungkin, semalam aku masih mendengar suaranya. Kami selalu bertemu sebulan sekali, tidak mungkin saat itu..."
Nadia bersikeras bahwa Tama masih hidup. Tetapi Citra terus berusaha untuk meyakinkan Nadia.
"Kak, coba kakak lihat tanggal kematian kak tama di nisan ini, lalu coba kakak lihat makam ini bukan makam baru", jelas Citra.
Nadia langsung menangis sekuatnya.
"Tidak mungkin, tama masih hidup, dia pasti masih hidup", kata Nadia yang menggelengkan kepalanya sambil menangis terisak - isak.
Citra mencoba menenangkan Nadia. Ia memeluk Nadia dengan erat.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com