"Giliranmu, Susu Coklat!" Reva menghubungi Mylo dari alat komunikasi mereka.
"Fuck!" Mylo ternyata belum cukup percaya diri untuk memanjat dinding itu.
"Ayolah, Baby Boy. Masa kau kalah dengan wanita?" Ledekan Reva membuat Mylo kesal.
Mylo menghela napasnya sebanjang mungkin dan mengumpuklan tenaga. Mylo membetulkan sarung tangan yang telah di lumuri dengan perekat.
"Easy, Mylo, lakukan sama seperti latihan kemarin." Reva menenangkan hati Mylo yang pastinya sangat berdegup cukup kencang karena gerogi.
Masih dengan keringat sebutir jagung, kaki Mylo terpaku pada tanah, belum mau di ajak kerja sama dan bergerak.
"Di balik dinding ini kau bisa melihat Ily, kau bisa mendapatkan Ily. Tiketmu ada di sini." Reva kembali menyemangati Mylo.
Sementara itu Reva sudah bergerak dengan sangat lincah dan memanjat naik ke lantai dua. Lebih tepatnya menuju ke ruang kerja Leonardo.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com