webnovel

BAB 20 Ke Rumah Sakit Tanpa Kehadiran Orang Tuaku

Butuh waktu cukup lama daripada harus memendam perasaan dengan sendiri, terkadang susah sih kalau dirimu masih marah sama aku. Pada waktu aku mau salam kepada orang tuanya, malah tidak boleh. Apa salah aku selama di sini? Gara-gara aku sering bicarakan mantan ya? Jawab dong, Lusiana paling cantik di dunia. Meskipun sekarang terasa sunyi, selepas kamu tinggalkan Kampus. Berharap suatu saat, bisa meluruskan hubungan ini lebih serius.

Walau terkadang memang keadaan seperti ini, pasti butuh waktu lama juga. Biar hatinya lekas melupakan kejadian barusan, pastinya orang tuanya bakal mempertanyakan kenapa wajah anaknya cemberut? Bahkan selama beberapa jam kemudian, aku maupun Lusiana benar-benar tidak komunikasi sama sekali. Sedangkan sebelumnya, sering sekali berkomunikasi dengan lancar. Namun, malah sempat merasakan kerinduan terhadap dia.

Berharap sih, besoknya hubungan aku sama Lusiana lekas membaik. Dan bisa komunikasi lagi sering terjadi kesalahan, kalau aku tidak WhatsApp kepadanya heh ... malah marah-marah enggak jelas, padahal kita lagi marahan. Benar-benar bingung sekali keinginan perempuan yang kucintai ini maunya apa? Padahal sudah berusaha loh, setiap hari dari pagi sampai malam. Belum pernah melupakan bahwa aku masih punya pasangan.

Tetapi entah kenapa Lusiana akhir-akhir ini sering banget salah paham? Padahal aku pernah mengatakan padanya, "Lusi, aku sama dia tidak ada hubungan apapun. Please ... jangan dulu salah paham dulu! Tanya dulu kepadaku apakah memiliki hubungan enggak sama dia? Ini malah langsung menuduh tanpa adanya bukti." Nah, dari semenjak dari situ. Kita harus memahami juga karakter calon pasangan masa depan, meski saat ini kurang tahu.

Apakah Lusiana adalah jodohku? Seakan-akan dalam diriku tuh, memaksa bahwa dirimu jodoh untuk masa depan kita berdua. Terasa aneh sih, semisalkan kejadian dengan ekspresi kaget wah ... itu sih, sangat kagum padahal baru kenalan dalam waktu sehari. Bahkan setiap orang memiliki rasa jatuh cinta kepada seseorang berbeda-beda. Namun, setidaknya aku masih bisa silaturahmi sama ibunya maupun ayahnya. Walau secara sembunyi-sembunyi biar tidak ketahuan sama calon masa depanku.

Ketika pada saat, lagi duduk di ruang tamu sambil minum air kopi. Tiba-tiba saja, "Upi, tolong dong beli makanan di warung sebelah! Dekat kok, enggak jauh." Memang sih, tidak jauh tapi kenapa harus aku sih? Kenapa enggak adikku saja yang suruh beli makanan tersebut? Kan aku baru sampai di rumah, dan baru juga buat kopi kesukaanku.

Mengapa setiap diriku pulang ke rumah? Selalu saja menyuruh di waktu kurang tepat. Padahal ingin sekali menenangkan hatiku lagi galau, penyebabnya adalah Lusiana kapan baikan seperti dulu? Pada masa-masa kita masih kecil selalu ceria, bahagia, curhat mengenai pelajaran Sekolah, dan terakhir persahabatan kali ini sebentar lagi bakal hancur. Meskipun hal-hal terkecil apapun belum pernah ada tanggapan dari dia, sehingga aku yang harus tahu isi hatinya terdapat apa?

Namun, seiring berjalan waktu ternyata sahabatku minta maaf melalui WhatsApp. Seharusnya, aku duluan yang minta maaf padanya. Kenapa dia yang merasa ada kesalahan beberapa hari sebelumnya? Aneh deh, penyebab kita bertengkar tuh gara-gara aku bukan kamu. Maaf nih, aku tidak bermaksud untuk enggak balas pesan darimu! Hanya saja, aku merasa bingung? Kok, tanpa adanya hujan maupun terik panas. Langsung minta maaf padaku.

Memang sih, terkadang aku pun merasakan hal yang sama. Sehingga tak ada salahnya kalau salah satu dari kita, sering melakukan kesalahan cukup fatal. Meskipun aku bakal memperbaiki cara bicaranya, biar nanti enggak ada kesalahan pahaman di antara kita berdua. Oh, ya suatu ketika aku lagi rebahan selalu berikan arahan yang masuk akal. Namun, dalam diriku terasa berat. Bahkan tidak kuat untuk menatapnya! Dari dulu sih, seperti ini tak ada alasan yang sesuai fakta.

Sekali-kali kalian mau mengetahui kehidupan dari masa ke masa, sangatlah sulit di mengerti. Mohon kepada seseorang yang kukenal jangan mengambil keputusan sepihak, sehingga hubungan sama pasangan sudah hancur, dan tidak bisa memperbaiki lagi. Jadi mulai dari sekarang harus mampu mengontrol emosi lebih baik dari sebelumnya, aku tidak bermaksud ingin lakukan sesuatu berakibatkan kekacauan selama hidup di dunia.

Berharap ke depannya bisa saling mengerti satu sama lain, sehingga mampu kerja sama oleh siapa pun. Tak perlu bersusah payah menjelaskan secara terperinci, dan jelas dari mulut ke mulut. Itu semua takkan bisa menyelesaikan dengan waktu secepat mungkin. Apapun alasan dari kalian menurutku, sangat wajar sehingga enggak ada salahnya membicarakan sesuatu padaku. Aku harap Lusi mengerti apa yang aku bicara tadi?

Beberapa hari ini terasa sepi sekali, tidak ada sebuah pesan dari seseorang yang aku cintai. Malah mendapatkan sebuah kabar, kemungkinan bakalan susah untuk bertemu denganmu. Sebenarnya, Sari pun pernah ada reaksi supaya kita bisa bicara. Namun, tiba-tiba seperti ada seorang lelaki dengan sebuah kalimat kurang menyenangkan. Bahkan aku pun tak kuat menahan rasa derita yang kau rasakan sekarang, aku harus bela ke siapa? Lusiana penting banget, dan Sari pun penting juga.

Sehingga aku berusaha keras supaya adil, dan kalian berdua tidak mengalami patah hati. Mungkin rencana ini bakal tertunda dulu, karena besok aku mau cek kesehatan di salah satu Rumah Sakit. Pastinya masih sekitaran Bandung. Tidak mungkin dong, aku periksa di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Pasti bakalan di marahi oleh orang tuaku! Lebih baik mengalah saja, dari pada harus berdebat tidak penting. Sangat enggak penting.

Besok paginya, aku langsung berangkat ke Rumah Sakit. Kali ini di temani oleh Adikku tercinta hehehe ,... padahal hari ini Citra ada acara sama teman-temannya. Lalu, kenapa bisa mendadak di cancel sih? Penyebabnya kenapa? Biasanya, suka cerita sama Kakak. Ayo dong cerita Kakak penasaran banget! Jangan sampai hal-hal berkaitan sama percintaan. Please ... jangan berikan saran atau kritik sama Kakak. Soalnya, dari kemarin masih terasa galau banget. Belum hilang sama sekali.

Nanti juga bakal ketemu penyebab Adikku sering banget melamun pada saat, aku lagi bicara dengannya. Hmmm ... selama perjalanan ke Rumah Sakit benar-benar hampa, sunyi, dan tak ada menghibur kita berdua. Persoalan adalah hari ini tanpa kehadiran orang tua, sehingga dari lubuk hatiku, "Seperti ini ya enggak ada orang tua, biasanya suka menghibur atau bercanda. Heh ... sayangnya, mereka terlalu sibuk sama pekerjaannya. Di banding membahagiakan anaknya,"

"Pantas saja, setiap aku maupun Citra pulang ke rumah. Sering banget bertengkar di depan anaknya. Namun, buatku sendiri yang menyebabkan keretakan keluarga hancur, dan mengembalikan ke semula. Mungkin saja tidak terjadi," ucap dalam hatiku menahan rasa kesedihan dari lubuk hati. Bukan berarti keadaan seperti ini, mungkin tidak semangat menjalani aktivitas. Bahkan engga mau Kuliah lagi! Tetapi aku tetap semangat demi keluargaku utuh kembali!

Lebih parah sih, Citra belum ada reaksi apapun terkait bertengkar sama kakak kelasnya. Pasti ujung-ujungnya melaporkan kepadaku, dan tidak pernah kasih tahu perihal ini kepada orang tuanya.

Chapitre suivant