"Kia, tunggu! Kau mau ke mana?"
Kiara tidak menjawab. Dia terus saja berlari hingga tubuhnya menghilang di balik pintu. Di dalam kesendirian tangis Kiara meledak. "Arrgghh, kenapa kau berlaku sangat kejam Vin? Kenapa?" Jerit kesakitannya beriringan dengan isak tangis.
--
Melihat Kiara berlari dan menangis telah membuat Calista di rundung berbagai pertanyaan. "Ada apa ini?" Ucapnya tanpa sadar sehingga suaranya masih terdengar oleh Lenata.
"Maksudmu, Earl?" Tanya Lenata dari seberang telepon dan tentu saja pertanyaan yang baru saja menggelitik pendengaran membuatnya tersentak. "Ah, bukan apa-apa. Oh, iya Len. Sepertinya pembicaraan ini bisa kita lanjutkan lain waktu."
"Kenapa? Memangnya kau mau ke mana?" Lenata bertanya dengan nada tak suka.
"Aku ada urusan yang harus segera ku selesaikan."
"Tapi, Earl … " sial, sudah di putus begitu saja. Awas saja kau, Earl. Geram Lenata.
Saat ini Calista sedang mengejar Kiara. "Kia, tunggu!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com