"Kau adalah pria jahanam, Johannes!" Livia berteriak dengan menatap tajam namun sorot matanya memiliki arti yang berbeda.
"Tapi aku adalah cinta pertamamu, Livia!" ucapnya dengan tersenyum bangga.
"Diam, kau!" teriaknya.
"Kau begitu, kejam padaku dan juga Annabelle! Aku merelakan kau bersamanya berharap sahabatku bahagia. Tetapi kalian membunuhnya dengan sangat keji!"
"Ya, mana mungkin aku menikahi anak seorang penjaga sekolah, apa kau gila!"
"Bukan berarti kau membunuhnya dan menguburnya dengan secara tidak wajar!" Livia berkata penuh dengan amarah.
"Dia sendiri yang bodoh! Kenapa bersikukuh akan membiarkan janinya. Aku sudah bilang untuk membunuh janin itu!"
Dalam hati Johannes berkata lain, bahkan dia tidak tahu kenapa gadis itu melukai dirinya sendiri dihadapannya. Johannes menyimpan rahasia ini sendiri, entah apa yang menjadi alasannya.
"Kau kejam, dan karena kau hidupku jadi hancur dan kehilangan Annabelle!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com