webnovel

Sang Pewaris

Livia tidak tahu sampai sekarang siapa anak yang berada dalam surat wasiat itu. Sempat dia mencurigai Keysha dan Ken hingga akhirnya dia membunuh Ken. Dulu aku sangat membenci Keysha dan memperlakukan dia sama seperti kakeknya memperlakukan aku. Tetapi, aku tidak pernah tega membunuhnya, bayangan Hana dan senyuman tulusnya kadang terlintas di otakku. Tidak bisa dipungkiri, Hana selalu berbuat baik padaku. Aku semakin sadar, ketika sakit Kanaya dan Keysha yang selalu mengurus aku. Sedangkan kedua adikku hanya menanyakan tentang pekerjaanku, tidak sedikitpun mereka peduli keadaanku.

. Semua pengorbanan dan kerja keras terasa percuma. Malu? Kata itu cukup memberi arti yang menyakitkan. Selama ini memiliki kakak yang telah berjuang dan mengorbankan dirinya untuk mengantar pada gerbang kesuksesan dan itu membuatnya malu? Oh, bahkan aku rela dulu tidak makan dan membantu ibu menjadi pelayan untuk menafkahi mereka.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant