webnovel

Bab 27

Kau terlambat Ramond!!!". Bentak Dante yang sangat kesal melihat kedatangan Ramond yang terlambat 15 menit.

Ramond duduk dengan diam, mengabaikan bentakan Dante.

Lardo mengeleng melihat ketegangan pagi ini dan mencoba menengahi. Jangan membuang waktu lagi lebih baik kita mulai rapatnya Dante.

Max menyikut tangan Ramond yang duduk disebelahnya. Ada apa denganmu, Ramond, tidak biasanya kau datang terlambat ke pertemuan kita, apa lagi pagi ini pertemuan ini akan dipimpin pria kejam itu, tunjuk Max dari bawah meja pada Dante yang masih menatap kesal Ramond yang memasang wajah datar.

Ramond mengabaikan Max, membuka file yang ada di mejanya, dan mulai mempelajarinya.

Max mengeleng, kau benar-benar menjengkelkan sobat.

Sepanjang rapat Ramond sibuk dengan phonselnya. Mengetik pesan untuk Tia agar disampaikan pada Lalita. Ramond membisikan asisten pribadinya untuk membelikan Lalita phonsel baru. Ramond tidak mungkin terus meminta Tia menyampaikan pesannya. Ramond ingin mendengar suara kekasih yang sudah sangat dirindukannya.

Max menyengol lengan Ramond, kau terlihat sangat sibuk mengetik pada phonselmu, pokuslah pada rapat. Aku tidak ingin bajingan itu mengamuk karena kau yang tidak konsentrasi.

Ramond menatap Dante yang balik menatapnya tajam

Dante semakin kesal dengan sikap Ramond yang dianggap Dante tidak serius dalam rapat. Kau bisa keluar dari ruangan ini Ramond, kalau kau tidak bisa berkonsentrasi pada rapat. Dante menyampaikannya dengan tatapan mengintimidasi. Menatap Ramond dengan tatapan yang paling mengerikan.

Ramond menatap Dante datar. Ramond berdiri dari kursinya. Seperti yang kau katakan aku tidak bisa berkonsentrasi pada rapat hari ini. Aku akan meminta asisten pribadiku untuk menggantikanku. Karena aku ada urusan yang sangat mendesak. Aku permisi. Ramond pergi meninggalkan ruangan rapat dibelakangnya.

Max mengernyit ada apa dengan Ramond, tidak biasanya dia berani membalas Dante seperti barusan, apa kau tahu apa yang terjadi sebelum Ramond masuk ke ruangan ini?, Max bertanya pada Liam yang setia bediri di belakangnya.

"Maaf sir!, saya bukan anda yang selalu ingin tahu urusan orang lain, sidir Liam dengan santai.

Dante mengebrak meja, aku rasa tidak ada gunanya kita meneruskan rapat hari ini, Dante keluar dengan rahang mengeras menahan marah.

Lardo langsung menekan nomor baru Lalita

Max duduk di sebelah Lardo yang tampak sibuk menghubungi seseorang dengan phonselnya. Baguslah rapat ini dibatalkan. Aku sudah muak melihat Dante yang selalu bersikap mengitimidasi. Bajingan itu sangat bisa membuat suasana menjadi horror bak rumah berhantu. Bagaimana kalau kita ke club Andre malam ini?, ajak Max pada Lardo yang tampak sibuk mengotak-atik ponselnya. Ada banyak wanita cantik malam ini, kau akan sangat menyesal kalau sampai tidak datang.

Lardo menatap Max kesal. Aku sudah janji pada momy untuk pulang makan malam. Kau bisa ikur bergabung momy pasti akan sangat senang melihat keponakan satu-satunya datang berkunjung. Kau tahu momy sangat menyangangimu.

Max mengaruk kepalanya yang tidak gatal. No thanks. Aku sangat menghindari pertemuan dengan aunty dan mama. Kau tahu apa yang akan mereka tanyakan padaku kalau bertemu, kapan akan menikah?, padahal kau saja yang udah tua masih senang melajang lalu kenapa aku yang masih muda ini dipaksa menikah, dua bersaudari itu sangat kompak dalam menyiksaku, seakan-akan kurang cukup omelan mama di rumah.

Datanglah ke club, jangan mengurung diri di balik meja kerjamu dan menjadi pria tua menyedihkan ejek Max.

Max melambaikan tangan meninggalkan Lardo sendirian di ruang rapat.

"Robi!", dimana Lalita, kenapa dia tidak mengangkat telephone dariku?.

Robi berdecak kesal. Apa aku terlihat kurang sibuk mengurusi semua pekerjaanmu. Robi mengabaikan tatapan tajam Lardo. Akan aku periksa.

Tidak sampai semenit Robi membalas chat Lardo. Lalita tidak ada di ruangannya. Tampaknya Lalita keluar terburu-buru. Apa anda ingin aku mencari tahu kemana perginya Lalita?

"Lakukan, aku ingin tahu apa yang membuatnya pergi tanpa izin dariku, kabari aku secepatnya".

"Baik, sir".

####

Masuklah, sayang!

Ramond membukakan pintu penumpang untuk Lalita.

"Kita mau kemana?". Aku tidak bisa sembarangan meninggalkan kantor saat jam kerja. aku masih ada pekerjaan dan ini masih pagi. Hendri bisa memarahiku kalau aku keluar kantor begitu saja.

"Kau tidak perlu khawatir sayang, aku sudah mengabari Hendri kalau aku membawamu keluar hari ini, sekarang ayo masuk!"

Lalita menatap Ramond dengan pemikiran berkecambuk, bagaimana ia harus menjelaskannya keadaan dirinya yang sekarang pada Ramond, aku harus bagaimana pikir Lalita.

Ramond menatap Lalita yang tampak diam. Jangan melamun sayang, Ramond mengengam tangan Lalita, kamu terlihat kurusan, apa kamu sakit?. Ramond mengelus rambut panjang Lalita dengan lembut, melihatmu seperti ini membuatku berpikir kalau sebagai pria yang mencintaimu aku tidak berguna, bagaimana bisa aku menyebut diriku sebagai kekasihmu, saat wanita yang sangat aku cintai dalam kesusahan dan aku tidak peka.

Lalita mengeleng, aku yang salah, aku memang sengaja tidak memberitahu siapa-siapa, ini masalah pribadiku jadi aku______"

Ramond mengecub ringan bibir Lalita.

Lalita mendorong kepala Ramond menjahui bibirnya

"Maaf sayang, aku tidak____aku...Ramond merutuki kebodohannya, bagaimana bisa ia lupa kekasihnya wanita yang spesial. "Maafkan aku, aku sangat merindukanmu. Melihatmu pagi ini aku bagaikan menemukan oase dipadang gurun setelah berhari-hari kehausan. Selama satu bulan kamu menghidariku, tanpa aku tahu apa alasannya, saat melihatmu aku takut kalau aku sedang berhayal, jadi aku______, Ramond tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaan bahagiannya bisa berdekatan seperti ini dengan kekasihnya.

Lalita mengerjapkan mata beberapa kali, ya Lalita sangat terkejut saat bibir Ramond menyentuh bibirnya lembut. Perasaan menjadi sangat gugub dan sebuah perasaan bersalah menghingapinya.

"Maaf". Lalita menunduk tidak berani menatap Ramond, aku tidak bermaksud kasar, tadi aku sangat terkejut".

Ramond tersenyum, aku tahu, kamu tidak perlu minta maaf sayang, karena akulah yang bersalah. Kamu tidak marah'kan?"

Lalita mengigit bibirnya, tidak menjawab.

"Aku anggap diammu, sebagai tanda kalau kamu tidak marah". Ramond tersenyum, setelah sebulan tidak bertemu tampaknya hubungan mereka ada kemajuan. Kamu tampak gugub sayang, Ramond menarik Lalita kedalam pelukannya, bagaimana kabar Rita?, apa boleh aku membesuknya bersamamu?.

Lalita mengeleng dalam pelukan Ramond. Lalita mengigit bibirnya menahan tangis. dokter melarang Rita mendapat kunjungan dari orang asing selain diriku. Rita mengalami trauma berat membuatnya sering mengalami serangan panik yang berlebihan dan itu bisa membahayakan jiwanya.

Ramond mengangguk, ini pasti sangat berat untukmu. Mulai hari ini aku akan selalu ada untukmu, aku akan menjadi kekuatanmu juga tempatmu bersandar. Aku dengar dari Tia, kalau saudara iparmu memintamu membayar tebusan agar bisa membawa saudarimu dari rumah mertuanya, apakah itu benar?.

Lalita mengutuk mulut TIia. Tia benar-benar bermulut besar rutuk Lalita dalam hati. Aku bisa mengatasinya sendiri Ramond, kamu tidak perlu khawatir.

"Bagaimana aku tidak khawatir sayang, kalau iparmu itu meminta uang tebusan sebesar 5 milyar padamu, itu bukan jumlah yang sedikit. Tia bilang kamu harus memberikan seluruh uang simpananmu yang sudah kamu tabung seumur hidupmu dan masih harus mencicil sisanya.

"Lagi-lagi Lalita mengutuk mulut besar Tia dalam hati. Tia kamu benar-benar, Lalita merasa sangat jengkel karena sahabatnya itu menceritakan semuanya pada Ramond, awas kamu Tia".

Ramond memperhatikan perubahan raut wajah Lalita. Jangan marah pada Tia. Aku yang memaksa Tia untuk menceritakan semuanya padaku, karena aku tidak tahu harus bagaimana. Kamu menghilang begitu saja dan setelahnya kamu menghindariku seperti aku adalah wabah penyakit berbahaya. Percayalah sayang aku sangat kesulitan memaksa Tia untuk menceritakannya semuanya padaku, jadi kamu jangan memarahinya, Kamu bisa memarahiku karena begitu mengkhawatirkanmu, sayang.

Lalita merasa sangat lelah dan mengantuk, didalam pelukan Ramond, Lalita bisa mendengar dengan sangat jelas suara detak jantung Ramond yang teratur seperti irama pengantar tidur. Napas Lalita terdengar teratur menandakan yang empunya sedang tertidur.

Ramond menatap wajah lelah Lalita, mengecup kening Lalita, kamu pasti sangat kelelahan sayang, tidurlah yang nyenyak, aku akan menjagamu dan menyelesaikan semua masalahmu, mengembalikan senyum malu-malumu dan segera melamarmu. Setelahnya semua urusanmu dengan saudara iparmu aku selesaikan, tidak ada yang boleh membuat wanita yang aku cintai bersedih.

Kardi!, putar balik mobil, kita kembali mansion.

"Baik sir".

BERLI UP DATE

TERIMA KASIH YA MASIH SETIA NUNGGUIN UP DATE DARI BERLI

PLEASE.....PLEASE...DUKUNGANYA DONG DENGAN MENEKAN VOTE SEBANYAK MUNGKIN

Creation is hard, cheer me up!

Berliana_Manalucreators' thoughts
Chapitre suivant