webnovel

chapter 9

ruangan putih, itulah yang pertama kali di lihat oleh Yuki dan terdapat beberapa benda yang terasa asing.

" dahulu kami mengirim sebuah satelit ke luar angkasa, tujuannya untuk berkomunikasi dengan sebuah peradaban yang di nilai cukup maju yang berada di planet layak huni, pada saat itu terdapat beberapa kandidat sebagai tujuan satelit tersebut, kami menamakannya satelit tersebut SETRA yang berarti pedang, setelah beberapa bulan setra di kirim ia telah sampai di sebuah planet yang di nilai sebagai zona layak huni, kemudian setra mengirimkan berupa beberapa foto dan juga video pengamatan langsung, kami cukup terkejut saat itu, karena planet tersebut telah memiliki penghuni, kamu tau kapan setra di kirim ? "

ujar Diana menjelaskan dan juga bertanya.

" kalau tidak salah, 13.000 tahun yang lalu "

ujar Yuki sambil memegang dagunya.

" yap, berbagai cara telah kami lakukan, agar komunikasi dengan mereka dapat terjalin, salah satunya kami mengirimkan sinyal radio berulang setiap beberapa tahun. "

ujar Diana memberi penjelasan panjang lebar, namun orang yang di beri penjelasan justru terlihat kesal.

" lalu apa hubungannya dengan yang akan kau perlihatkan padaku "

ujar Yuki dengan nada kesal dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.

" hihihi, Tara "

ujar Diana dengan senyuman bangganya dan memperlihatkan sebuah kubus kecil yang berukuran 10cm persegi, berwarna hitam dan di bagian tengahnya berwarna biru di telapak tangannya.

" super computer mini, quantum komputer dengan berukuran kecil, memungkinkan dapat di bawa kemana saja, hebatkan, quantum komputer ini aku kembangkan dari komputer milik SETRA, pemrosesan data yang lebih cepat, efisien dan hemat energi"

ujar Diana sekali lagi dengan expresi bangganya.

Yuki hanya menepuk jidatnya saat melihat tingkah kakaknya yang menurutnya sedikit kekanak-kanakan, namun Yuki hanya tersenyu tipis, bangga akan pencapaian kakaknya, setelah pertemuan mereka selesai Yuki kembali kerumah dan melanjutkan penelitiannya di ruang bawah tanah rumahnya.

" dasar, aku akan belajar lebih keras lagi, agar aku sepertimu kak"

guman Yuki di depan komputer nya.

lalu sebuah ide muncul di benaknya, lalu Yuki menutak-atik sebuah simulator di komputernya, ia menyimulasikan komputer kakaknya di sebuah Mecha/robot berpilot yang sedang ia bangun dan hasil simulasi system'nya, Mecha tersebut sukses.

Chapitre suivant