webnovel

7. Masa Lalu 2

Ini adalah kisah tentang Mas Sardi yang di jebak oleh sahabatnya sendiri. Demi melengserkan posisinya sebagai calon sekretaris desa. Temannya itu rela menggadaikan pertemanannya hanya untuk mendukung pencalonan kerabatnya dengan cara yang amat sangat kotor.

Simbok dan ayah hanya diam mendengar penuturan dari Pak Bayan kala itu. Tentu saja Pak Bayan beserta jajarannya berusaha mengklarifikasi Masku tentang apa yang terjadi 3 hari hang lalu ketika Ia tidak pulang. Kami sekeluarga tidak punya bukti apa pun dan juga pembelaan apa pun. Yang tahu hannyalah orang bernama Seno dan teman-temannya yang sengaja mengajak Masku untuk datang ke tempat laknat itu.

"Saya tidak tahu pasti kejadiannya Pak Bayan. Malam itu saya datang bersama Seno dan teman-teman. Lalu mereka memberi Saya minuman. Ah ya, sebenarnya mereka mengajak saya dalam rangka rapat dadakan untuk kedua calon sekretaris desa. Tepat setelah rapat itu di mulai. Saya menenggak minuman saya. Saya menenggaknya habis satu gelas. Setelah itu saya ketagihan. Saya menenggak lagi. Dan sampai disitu saya lupa apa yang terjadi. Sampai tadi malam mereka beramai-ramai menyeretku dari tempat itu. Saya tidak tahu sudah berlalu tiga hari. Padahal merekalah yang mengajakku"

Mas Sardi berusaha menjelaskan kronologinya. Sementara di luar rumah masyarakat telah di ujung kegeramannya karena adu domba. Mereka kemudian dengan lantang menyerukan agar masku di copot dari calon sekretaris desa.

Pak Bayan pun bersikap menengahi kejadian ini. Sebagai seorang pamong desa. Tugas Pak Bayan adalah membuat masyarakat tenang. Sebelum terjadi hal-hal anarkis hang tidak diinginkan.

"Begini Mas Sardi, Ini permintaan masyarakat. Karena Mas Sardi sendiri tidak bisa menjelaskan kejadian sebenarnya, terlebih tidak ada saksi dan bukti. Maka dengan terpaksa atas keinginan masyarakat kami agar pencalonan Mas Sardi di hapuskan. Karena kami khawatir jika di teruskan maka akan terjadi kegaduhan."

Wajah Mas Sardi seketika memerah. Ia ingin marah namun tak kuasa. Lebih-lebih Ia merasakan malu yang luar biasa.

"Seno Pak. Seno akan bersaksi. Bapak tahu kan? Dia itu teman Saya." Sanggah Mas Sardi.

Pak Bayan menghela nafas. Disisi lain Ia tahu semuanya hanyalah taktik politik tim lawan.

"Kami, pihak jajaran pengurus Desa sudah mengklarifikasi semua anggota yang mengajak Mas Sardi malam itu. Mereka membenarkan tentabg rapat tersebut. Tetapi mereka dengan kompak mengatakan bahwa Mas Sarsi lah yang tidak mau di ajak pulang oleh mereka. Sehingga mereka meninggalkan Mas Sardi di sana. Kata mereka saat itu Mas Saedi memang salam pengaruh minuman. Namun masih dalam keadaan sadar. Sehingga mereka tidak bisa memaksa Mas Sardi. Mereka juga kompak mengatakan bahwa tisak tahu jika Mas Sardi akan sampau tiga hari tinggal di sarang kupu-kupu malam itu." Ulas Pak Bayan kepada keluarga kami.

Seketika semua wajah menjadi murung terutama wajah Mas Sardi.

Dengan diumumkannya penghapusan secara resmi Sardi  sebagai calon sekretaris Desa membuat kami sekeluarga terpukul. Terlebih Ayah sebagai sesepuh dan mantan pengurus desa.

Semenjak kejadian memalukan itu. Mas Sardi menjadi uring-uringan, jarang sekali keluar rumah. Ia lebih suka mengurung diri di kamar, atau hanya termenung di pekarangan belakang rumah. Ia jadi lebih sering merokok dan juga tidur larut malam.

Ketika Simbok mulai khawatir dengan kondisinya, Ayah hanya berusaha menenangkan Simbok. Beliau mengatakan bahwa Mas Sardi sedang meresapi dan merenungkan kesalahannya kali ini.

Cerita ini kudapatkan dari Simbok sendiri.

Kata Simbok Mas Sardi dan Masku yang lain memang sedikit berbeda. Mas Sardi adalah anak laki-laki yang paling dekat dengan Ayah. Sehingga dengan kejadian itu bisa membuat ayah sangat terpuruk.

Setiap pagi, ayah membagi tugas anak-anaknya. Mas Kardi khusus membantu Simbok. Mas Mardi khusus menjagaku. Dan Mas Sardi bertugas membantu Ayah di ladang. Hal tersebut lah yang membuat kedekatan masing-masing dari kami terjalin. Dan menjadikan alasan kenapa ayah begitu dekat dengan Mas Sardi.

Sebagai anak perempuan satu-satunya aku memang cukup dimanjakan. Tidak seperti kakak-kakakku yang harus hidup susah sedari kecil, aku termasuk beruntung karena sudah menerima kehidupan cukup nyaman dari saudara-saudaraku.

Ibuku bahkan membelikan aku beberapa emas. Padahal di jaman itu emas adalah hal yang sangat berharga, jarang sekali orang biasa memiliki. Kecuali seorang konglomerat

.

Desas-desus Presiden Soeharto untuk memindahkan rakyat Jawa ke pulau lain pun terendus. Mendengar kabar demikian sempat menjadi penolakan besar di beberapa kalangan. Namun Mas Sardi yang pertama kali mendengar kabar tersebut nampak seperti mendapat pencerahan dalam hidupnya.

Tiba-tiba saja Ia semringah untuk ikut dalam peserta bedol desa ke Sumatera. Keinginan Mas Sardi bergabung mungkin sudah bisa tertebak oleh ayah dan Simbok. Mas Sardi ingin melarikan diri ke tempat yang jauh. Karena Ia tahu di tempat ini sudah tidak ada apa pun yang di harapkan.

Mendengar Mas Sardi begitu semangat untuk transmigrasi membuat Ibu langsung menanggapinya. Tentu saja Ibu tidak setuju. Jangan kan ke luar Pulau. Ke luar kota saja kalau bisa jangan.

Ibu terlalu trauma dengan huru-hara. Jaman ketika Ibu masih muda, banyak laki-laki yang pergi akhirnya tidak pulang. Entah masih hidup atau sudah mati. Ibu sangat tahu bahwa terkadang mereka diculik untuk di jadikan budak. Atau kadang di bunuh dengan sengaja oleh pasukan musuh.

Berbeda dengan Ibu. Pikiran ayah jauh lebih terbuka. Terlebih ayah sendiri adalah seorang perantauan. Yang hingga kini akhirnya malah bertahan di perantauan itu sendiri hingga beranak pinak.

Ayah memberi wejangan kepada Mas Sardu. Beliau akan mengizinkan Mas Sardu untuk ikut transmigran dengan syarat menikah terlebih dahulu. Dengan begitu ketika hidup di luar sana akan ada yang mengurusnya.

Sebenarnya berat sekali syarat yang di berikan ayah itu menurut Mas Sardi. Namun keinginannya terlalu besar jika Ia harus mundur karena sebuah syarat kecil.

Sebulan dari hari itu mas Sardi sudah mulai menyusun rencana. Ia mulai mencari nama-nama wanita yang Ia kenal. Setelah Ia menyusun nama-nama itu Ia mulai mencari siapa orang terdekat yang bisa Ia tembung atau lobi.

Mas Sardi pun melobi setiap nama-nama yang ada dalam daftar. Total ada 6 wanita, Ia memulai dari wanita yang pertama yaitu Asri.

Asri ini punya kakak bernama Suyudi. Sebelum datang ke rumah Suyudi, Mas Sardi meminta temannya untuk menemaninya. Dialah Kabul. Teman satu-satunya yang masih Ia percaya. Semenjak ia mengasingkan diri, Kabul lah satu-satunya yang terkadang mampir ke rumah.

Di temani Kabul, Mas Sardi berangkat ke Rumah Asri. Kabul sempat bertanya tentang tujuannya mendatangi rumah Asri. Namun Mas Sardi hanya menyuruhnya tenang dan jangan banyak tanya.

Sesampainya di sana Mas Sardi mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Kabul setia menemani di belakangnya. Kebetulan sekali yang membuka pintu adalah masnya Asri, Suyudi.

Suyudi membuka pintu. Namun Ia begitu terkejut karena yang datang adalah Mas Sardi. Orang yang telah tercemar namanya itu. Suyudi yang tadinya hendak tersenyum langsung berubah raut muka. Ia memasang muka masam tanda tak suka.

"Ada apa." Tanya Suyudi ketus.

"Saya ke sini untuk menemuimu perihal Asri."

Mendengar nama adiknya di sebut Suyudi langsung mengepal tangan.

"Apa maksud mu!" Suyudi yang hendak melayangkan bogemnya langsung di halau oleh Kabul. Meskipun Kabul sendiri tidak tahu apa yang akan di sampaikan Mas Sardi.

"Tunggu dulu mas suyudi jangan emosi. Alangkah baiknya kalau kami di persilahkan masuk dan kita ngomong baik-baik di dalam." Kabul meredakan amarah Suyudi. Lalu Suyudi pun mempersilakan keduanya masuk.

"sstt..." Kabul memberi isyarat Mas Sardi untuk masuk.

Mereka berdua pun duduk. Tanpa menunggu di jamu Kabul pun  mulai berbicara.

"Saya hanya mengantar teman saya Mas Suyudi. Dia ingin menyampaikan sesuatu dengan Mas. Jadi mohon didengarkan terlebih dahulu." Ucap kabul.

Mendengar kabul mengawali pembicaraan membuat  Suyudi agak mereda. Sekaranglah giliran Mas Sardi menyampaikan maksud nya.

"Begini di, saya tidak ada niat jahat. Hanya mau nembung adikmu apakah mau jika saya persunting menjadi istriku"

Haii... yang setia baca, saya pastikan ceritanya akan semakin menarik karena ini adalah based on true story. Jadi support aku ya... jangan lupa reviewwwnya.❤❤❤

Chapitre suivant