"APO NATTAWIN WATTANAGITIPHAT. HARI INI, ATAS KESALAHANMU MELAKUKAN TINDAKAN TIDAK PANTAS KEPADA YANG MULIA RATU, TELAH DIPUTUSKAN OLEH DEWAN KEHAKIMAN UNTUK MENJATUHKAN HUKUMAN MATI!" teriak seorang utusan istana di atas kudanya.
Seketika, sorakan rakyat yang mengerubungi jalanan kota pun langsung mengudara bagai tengah kerasukan. Mereka melempari Apo yang diarak bagai anjing di belakang kereta. Sebagian juga nyaris bertindak main hakim sendiri. Mereka membawa pisau dan pedang. Bahkan ada yang ingin menombak atau memanah dari kejauhan. Untung ada prajurit yang mengawasi prosesi itu untuk menenangkan massa.
Mereka menahan pergerakan dari kanan kiri. Sepanjang jalan baris-berbaris seperti benteng, meski Apo tetap luka-luka di sekujur badan. Bagaimana pun dia habis dihajar sipir penjara selama dua hari dua malam. Tidak diberi makan atau minum samasekali, dan sekarang lehernya dipasangi oleh tali yang diseret seorang algojo.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com