Lalu Wiranata segera membuka matanya, nampak Senopati masih duduk sambil terus memperhatikan orang yang ada di depannya itu.
"Tuan Adhinata ... ketahuilah bahwa saat ini orang yang sedang menginginkan mustika itu banyak sekali, dan mereka adalah para pendekar dari berbagai aliran ilmu silat."
"Baiklah ki sanak, kalau begitu saya tidak jadi istirahat di rumah ki sanak, saya akan langsung naik kelereng gunung dan akan segera mengambil mayat sakti itu, biar tidak didahului oleh para pendekar itu."
"Tunggu dulu Tuan, jangan terburu-buru, Tuan Senopati tenang saja, karena mereka para pendekar itu tidak akan pernah bisa mengambil mustika sakti itu, jangankan mengambil, membuka goa nya saja tidak akan bisa."
Mendengar ucapan orang yang ada di depannya itu Senopati Adhinata pun kembali agak terkejut.
'Siapa sebenarnya orang ini? Kok nampaknya dia sangat paham dengan mayat sakti itu,' gumam Senopati dalam hati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com