Tiga sosok perempuan yang menaiki tunggangan masing-masing melesat dengan cepat, dua ekor Kuda Bergas dan satu Ekor Banteng Biru melesat membelah jalanan hutan yang kini tengah sepi.
Gadis berambut emas yang berada diatas Banteng Biru itu terlihat menukmati perjalanan dengan menyenandungkan lagu, Banteng Biru yang tengah berlari juga mengeluarkan suaranya, walaupun sebatas "Moorgh.... Moorgh... Moorgh..."
Banteng Biru itu seolah ikut bernyanyi dengan gadis berambut Emas tersebut.
Gadis berambut putih bersih dengan balutan jubah biru putih yang menaiki Kuda Bergas disamping Gadis berambut Emas itu menghela napas ringan, perjalanan panjang ini sedikit membuatnya pusing karena gadis berambut emas yang tak lain dan tidak bukan adalah Ren Yanyu terus merengek ingin secepatnya bertemu Han Xiao.
Kini mereka melesar dengan kecepatan penuh, baik Kuda Bergas dan Banteng Biru sangatlah kencang. Mereka memiliki tenaga dan Stamina yang sangat tinggi, jika Han Xiao kini ada disini dia bisa menghitung kecepatan mereka secepat balapan motor GP di dunia sebelumnya.
Tetapi dengan kecepatan tinggi seperti itu mereka masih stabil diatas tunggangan mereka, itu bukan tanpa sebab. Baik Kuda Bergas atau Banteng Biru adalah Binatang roh, mereka bisa menggunakan Qi untuk membentuk sebuah pertahanan agar penunggang mereka tidak jatuh.
Mereka bertiga melesat dengan kecepatan penuh saat keluar dari Kota tempat mereka menginap, dengan kecepatan saat ini hanya butuh beberapa hari sebelum tiba di Kota Xianxie, tapi tentu mereka harus berhenti untuk istirahat mengisi energi dan mengembalikan stamina dari Kuda Bergas dan Banteng Biru.
"Xing'Jiejie, apakah Kota Xianxie sudah dekat?" teriak Ren Yanyu pada Bing Xing.
"Ya sudah dekat," jawab Bing Xing tak kalah myaring, dengan kecepatan mereka saat ini seuara normal tidak akan terdengar jelas.
Ren Yanyu kembali menatap kedepan dan menyenandungkan lagu, dia sudah tidak sabar untuk bertemu Han Xiao, halangan di perjalanan selalu saja ada. Mulai dari bandit, Binatang Iblis hingga Siluman.
Beruntung Fu Daiyu mengantar mereka, jika tidak entah kapan sampainya mereka berdua ke kota Xianxie dengan Bing Xing seorang diri yang bertarung.
Perjalanan panjang ini juga memberikan sebuah pengalaman yang berarti pada gadis kecil berambut emas itu, dia tidak berhenti terkagum-kagum pada dunia luar ini.
Tekadnya untuk menjadi kuat sudah bulat, gadis itu kini sudah berada di Alam Perunggu Ketiga, untuk Kultivator baru dan masih muda itu sungguh jenius, hanya dalam beberapa minggu sudah mencapai Alam Perunggu ketiga.
Ren Yanyu tidak mengalami kemacetan untuk menaikan Kultivasinya ke Alam Perak hanya saja gadis itu mendapatkan arahan dari Bing Xing agar tidak menaikan Kultivasi secara terus menerus karena itu akan berdampak buruk jika pondasi tidak kuat.
Mengingat pesan dari Han Xiao yang juga berisikan hal yang sama maka gadis itu menghentikan tembusannya, dia menahan di Alam Perunggu ketiga dan menyesuaikan diri dengan kekuatan barunya.
Bing Xing sendiri mengalami kemajuan yang pesat, saat ini dia sedang mengalami kemacetan untuk menembus ke tingkat selanjutnya.
Fu Daiyu dibuat kagum oleh bakat Ren Yanyu, jika saja gadis itu bukan adik angkat dari Pangeran ketiga. Besar kemungkinan Fu Daiyu menariknya ke Sekte Musim Semi Kosong. Bakat Ren Yanyu sangat langka, itu hampir menyamai atau bahkan melebihi bakat muridnya sendiri yang terkenal akan bakat yang tinggi.
Hari mulai larut, mereka ingin mengambil istirahat, tunggangan mereka juga sudah kelelahan.
Sungguh keberuntungan ada sebuah desa dihadapan mereka, ketiga perempuan itu memacu tunggangan mereka untuk memasuki desa tersebut.
Setelah berkeliling cukup lama barulah mereka menemukan sebuah penginapan yang baik untuk mereka.
Tunggangan mereka ditaruh ke kandang dan diurus oleh pegawai penginapan, jadi mereka bisa tenang beristirahat hingga esok hari sebelum melanjutkan perjalanan.
Malam itu sangat tenang dan sunyi, tapi ketenangan itu tidak lama setelah mereka tertidur pulas sebuah ledakan kencang terjadi.
Ren Yanyu terbangun dari tidurnya, dia berlari kearah Bing Xing agar merasa aman. Ledakan tadi adalah ledakan dari sebuah Ilmu Sihir, gadis kecil itu sudah bisa merasakan dengan jelas aura-aura Ilmu Sihir.
Fu Daiyu keluar dari kamarnya, dia memberi arahan agar dalam kondisi apapun kedua gadis itu dilarang keluar. Bukan tidak mungkin dua gadis itu akan menyebabkan masalah karena kecantikan mereka.
Kaki Fu Daiyu berlari keluar dari penginapan, dia segera terbang dan naik keatas salah satu atap rumah warga, terkejut bukan main saat dia melihat sepuluh pemuda sedang berhadapan dengan ratusan Siluman.
Saat Fu Daiyu hendak bergerak dan menolong tiba-tiba sesosok jangkung menahannya lalu membungkuk memberi hormat.
"Mereka adalah Jenius dari Keluarga Bangsawan yang sedang Berburu Siluman untuk pelatihan, dimohon senior tidak ikut campur," ucap sosok jangkung tersebut.
Bukan tidak pernah mendengar kabar tersebut, tentu saja Fu Daiyu mengetahui bajwa para Jenius Bangsawan sedang Berburu Siluman. Tapi tangannya gatal saat melihat ratusan makhluk jelek itu menyerang desa.
Melihat dari mata Fu Daiyu yang tidak ingin menuruti permohonannya sosok jangkung itu menghela napas.
"Kami bertanggung jawab atas keselamatan Warga dan Jenius Bangsawan, jadi dimohon Senior beristirahat, maaf telah mengganggu istirahat senior," jelas sosok tersebut.
Fu Daiyu tidak menahan terlalu parah kekuatannya, saat ini dia memancarkan kekuatan di Kultivasi Alam Raja tingkat Puncak yang sedikit lagi menembus Alam Roh, tapi itu bukanlah kekuatan aslinya karena dia masih menyembunyikan hal tersebut.
Sosok jangkung itu hanya berada di Alam Raja kedua, jadi dihadapan Fu Daiyu dia harus menunjukan hormatnya.
Fu Daiyu sedikit mengendur setelah mendengar perkataan dari sosok tersebut, dia hanya mengkhawatirkan para warga, dirinya tidak perduli sama sekali dengan para Jenius Bangsawan.
"Baiklah," ucap Fu Daiyu singkat lalu menghilang dihadapan sosok tadi.
Sosok jangkung itu terkejut saat mendapati Fu Daiyu bisa menghilang dibawah hidungnya, sekarang dia yakin bahwa Fu Daiyu bukanlah sembarangan Kultivator.
Beruntung dia tidak menyinggung sosok Fu Daiyu.
"Dunia sangat luas haih..."
***
"Apa itu senior?" Sesampainya di penginapan Fu Daiyu langsung dihadapkan oleh pertamyaan dari Bing Xing.
"Para Jenius keluarga Bangsawan yang sedang membasmi para Siluman, biarkan saja tidak perlu peduli," jawab Fu Daiyu seraya mengangkat bahunya.
Sosok cantik pesona muda Fu Daiyu membuat ekspresinya bagaimanapun tetap cantik, saat ini dia tengah memasang wajah jelek tapi dia malah terlihat imut.
"Sepertinya peperangan akan terjadi dalam waktu dekat, huh! Aku baru senang Akademi Naga dan Phoenix membuka gerbangnya, tapi Kekaisaran Ming sepertinya seolah mendapat kesempatan, mereka salah besar," gerutu Fu Daiyu saat kembali ke kamarnya.
Ren Yanyu kembali tertidur dengan mudah bersama Bing Xing, gadis es itu tersenyum lembut pada Ren Yanyu.
Hukum alam tentang Api yang memusuhi Air tidak berlaku saat ini, Ren Yanyu pemilik Api Suci Phoenix dan Bing Xing pemilik Es Abadi Falcon hidup dengan berdampingan.