webnovel

Bab54. Siluman terbantai

"Ne Zha, mereka terpojok apakah kita tidak membantu?" tanya Su Lihwa ketika melihat Tim Zhao Jun mulai terpojok.

"Tidak perlu, mereka belum mengeluarkan semua kekuatan mereka," jawab Ne Zha santai, kini matanya menatap lekat pada pertarungan dihadapannya.

"Belum semua?" Su Lihwa terlihat kebingungan.

***

"Mereka belum menggunakan Perubahan Tubuh, keenam dari merka berada di Alam Emas kedua belum lagi Yang Shui yang berada di Alam Perak kelima. Akan mungkin jika mereka sudah memiliki Inti Perubahan pada tubuh mereka," ucap pemuda riang seraya memasukan kacang pada mulutnya.

"Ah aku lupa." Seorang gadis cantik disampingnya menepuk keningnya pelan.

***

"Benar, kenapa tidak terpikirkan olehku?" Su Lihwa berkata dengan sedikit malu, itu benar karena Zhao Jun dari keluarga Bangsawan lemak gendut itu pasti telah membentuk Inti Perubahan.

Ne Zha memandang Zhao Jun dan tim nya lagi setelah menjawab pertanyaan Su Lihwa.

Siluman seolah tidak ada habisnya, mereka muncul terus menerus dari tanah dan beberapa tempat gelap lainnya. Siluman memang takut pada cahaya matahari karena hakikatnya mereka adalah makhluk kegelapan. Jadi saat siang hari mereka akan bersembunyi di kegelapan.

Benar apa yang dikatakan oleh Ne Zha, tim Zhao Jun yang terpojok berhasil bertahan dan membunuh ratusan siluman tersebut. Hanya tersisa beberapa Siluman saja. Itu dengan mudah dihabisi oleh Zhao Jun dan tim nya. Zhao Jun memiliki kekuatan Petir yang bisa menyerang Siluman dengan fatal. Petir adalah musuh alami bagi makhluk seperti Siluman

"Pantas dia sangat cepat walau memiliki tubuh seperti anak gajah," komentar Ne Zha saat mengetahui bahwa Roh Beladiri Zhao Jun adalah Petir.

Su Lihwa tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar komentar Ne Zha tentang Zhao Jun, memang tubuh Zhao Jun sangat besar sehingga terlihat seperti anak Gajah yang sedang berdiri.

***

"Ini menjadi pembantaian sepihak." Han Xiao menyuapkan sepotong daging pada mulutnya.

"Hmm..." Xia Shiva mengangguk setuju.

Walaupun terlihat pihak Yang Shui terpojok tapi mereka dengan perlahan tapi pasti membunuh Siluman-Siluman tersebut, Han Xiao dan Xia Shiva menonton dari atap dengan banyak makanan disekitar mereka, mereka menonton seolah itu adalah tontonan yang seru.

Xia Shiva sudah lama ingin mencari teman seperti Han Xiao, kini dia mendapatkannya jadi dia merasa senang. Karakter Han Xiao kurang lebih sama dengannya. Tengil dan nakal, mungkin itu yang bisa menggambarkan mereka.

Dua jam telah berlalu, kini Siluman sudah bersih tidak ada satupun dari mereka juga tidak ada lagi Siluman yang bermunculan dari tanah atapun tempat gelap. Mungkin mereka menyadari bahwa melawan kelompok Yang Shui hanya mencari kemarian, walaupun Siluman memiliki tingkat kecerdasan yang sangat rendah tetapi insting bertahan hidupnya cukup tinggi. Jadi mereka mengetahui bahwa kelompok Yang Shui adalah ancaman mereka.

"Ya tontonan yang menyenangkan." Han Xiao berkomentar saat Yang Shui dan lainnya mengobati beberapa luka mereka.

"Kau!" Yang Shui kini bisa menyelesaikan urusannya dengan Han Xiao, dia menarik Han Xiao menjauh dari tim nya dan Xia Shiva.

Merasa cukup jauh Yang Shui menatap Han Xiao penuh kesal, gambaran putri yang selalu tenang bagaikan air menghilang ketika dia berhadapan dengan Han Xiao, yang ada adalah ombak yang menghantam karang.

"Hey kau kenapa?" Han Xiao heran dengan gadis dihadapannya.

"Aku dalam bahaya dan kau diam saja!" omel Yang Shui.

"Kau dalam bahaya?" Han Xiao memajukan wajahnya mendekati Yang Shui sebelum tertawa kencang.

Yang Shui bingung dengan tanggapan Han Xiao, kenapa anak ini tertawa? Itu yang dipikirkan oleh Yang Shui.

"Apa yang lucu!" Yang Shui memajukan bibirnya kesal seraya memukul kepala Han Xiao.

"Kau yang lucu... hahahaha." Han Xiao kembali tertawa.

"Berhenti tertawa!" Yang Shui menampar keras pipi Han Xiao.

Pemuda riang itu menghentikan tawanya, seketika tawanya meledak lagi saat melihat wajah Yang Shui yang kini memerah.

"Kau sangat lucu, sebelumnya kau berkata bahwa aku hanya boleh menonton dan tidak ikut campur, sekarang kau memarahiku hanya karena aku tidak membantumu? Lihatlah wajahmu sekarang sangat memerah itu sangat lucu," kata Han Xiao lalu tertawa lagi.

"Kau!" Yang Shui menunjuk Han Xiao kesal tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi karena memang apa yang dikatakan Han Xiao sangat masuk akal. Dia sebelumnya menyuruh Han Xiao hanya untuk menonton dan tidak ikut campur kan?

"Sudahlah, sembuhkan dirimu." Han Xiao mulai berhenti tertawa lalu memberikan sebuah pil pada Yang Shui.

"Pil apa ini?" Yang Shui belum pernah melihat pil seperti ini.

"Itu adalah Pil Air Mata Phoenix, walau bukan terbuat dari Air Mata Phoenix sungguhan tapi kemampuan penyembuhannya sangat tinggi," jelas Han Xiao.

Yang Shui dengan penasaran menelan Pil Air Mata Phoenix, rasa hangat mengalir ke lehernya lalu berjalan keseluruh tubuhnya, kini Yang Shui merasakan seluruh luka hasil pertempuran tadi sudah mulai membaik dan sembuh dalam waktu yang singkat.

Dia menatap Han Xiao dan hendak berbicara tapi Han Xiao sudah memotongnya.

"Aku hanya memiliki 20 Pil, ini untukmu." Han Xiao melemparkan 10 Pil lainnya pada Yang Shui, "Gunakan hanya untukmu, jangan memberikannya pada anak-anak manja itu."

Han Xiao mengacu pada enam tim Yang Shui.

"Terimakasih saudaraku yanng tampan," ucap Yang Shui lalu memeluk Han Xiao setelah itu pergi meninggalkan pemuda riang itu sendiri.

"Hanya itu?" Han Xiao berkata dengan sedikit penyesalan.

"Kau ingin apa?" Yang Shui membalikkan tubuhnya.

Han Xiao mengelus pipinya seraya menaik turunkan alisnya.

"Bermimpi." Yang Shui melepaskan sebuah tapak dengan Ilmu Sihir Air pada Han Xiao.

Melihat serangan Yang Shui, Han Xiao mengumpat pada gadis tersebut, dia menghidari serangan tersebut lalu berlari kearah Xia Shiva berada.

Setelah Han Xiao pergi hingga tidak terlihat dari pandangan Putri Kekaisaran tersebut, Yang Shui menghela napas.

"Sepertinya prilaku dan kekuatannya disembunyikan," gumamnya pelan.

Ini sudah hal yang lumrah karena banyak Jemius yang disembunyikan agar ketika Akademi membuka pintunya para Jenius ini masih hidup, terkadang karena terlalu hebat atau sering berkeliaran Jenius ini akan menyebabkan masalah yang bisa membuat kematian mereka sendiri.

Contoh paling jelas adalah Ming Weisheng yang memburu Bing Xing dengan akhirnya dibunuh oleh Han Xiao.

Yang Shui hanya bisa tersenyum melihat Han Xiao, hubungan mereka bisa disebut bagus karena dia seringkali melindungi Han Xiao saat di medan perang ketika pemuda itu mengatur strategi di perkemahan. Tak jarang ada penyusup yang ingin membunuh Han Xiao karena Strategi pertempurannya sangat mengerikan.

Kini gadis cantik itu kembali pada kelompoknya, saat dia kembali Yang Shui terkejut bukan main saat melihat enam anggota tim nya sedang melawan tiga Jendral Siluman.

"Anak itu masih menonton dengan tenang?" Yang Shui menatap Han Xiao dan Xia Shiva dengan tidak percaya, dihadapan mereka ada tiga Jendral Siluman! Dan mereka masih tenang memakan daging dan minum anggur?

Chapitre suivant