webnovel

Bab38. Rasa lama

"Kau ceroboh." Ne Zha menggelengkan kepalanya melihat Han Xiao yang terduduk di tanah, dia melangkahkan kakinya lalu membantu Han Xiao berdiri.

Ne Zha memberikan sebuah pil pada Han Xiao untuk dengan cepat menyembuhkan luka di telapak tangannya yang beradu dengan Su Lihwa. Ne Zha memeriksa lengan Han Xiao dan melihat sebuah luka bakar yang cukup dalam.

"Api Hitam ini sangat mengerikan." Han Xiao mengerang sakit. "Jika saja di patung ea berada disini akan lebih baik jika dia membekukan telapak tanganku."

"Jangan mengeluh, pil itu sudah cukup untuk meredakan rasa nyeri dan perlahan mengobatinya," ujar Ne Zha.

Xia Shiva masih mematung melihat kejadian dihadapannya, dia tidak menyangka Su Lihwa akan menyerangnya dengan kekuatan mengerikan seperti itu. Dia pernah mendengar Api Hitam dari Ayahnya Raja Xia, Api Hitam adalah api paling mengerikan.

Sedangkan Su Lihwa yang menyerang tadi sekarang terkejut melihat Han Xiao yang terluka olehnya, terlintas sebuah ketakutan dimatanya. Han Xiao adalah anak emas Kaisar Yang Qian, dia tidak tahu apa yang akan Kaisar Yang Qian lakukan padanya bila mengetahui bahwa anak yang sangat disayangi Kaisar Yang Qian itu dilukai oleh dirinya.

"Pangeran Ketiga! Maafkan aku maafkan aku." Su Lihwa segera berlutut dihadapan Han Xiao.

Spontan hal itu mengejutkan Han Xiao, dia segera menarik Su Lihwa untuk berdiri kembali tapi gadis itu dengan kuat berlutut dan menunduk.

"Hey Lihwa, bangun jangan seperti itu," ucap Han Xiao.

"Aku melukaimu Pangeran Ketiga! Aku berdosa!" ujar Su Lihwa dengan parau.

Han Xiao segera tersadar bahwa posisinya di Kekaisaran Yang sangat berharga bahkan sampai Su Lihwa yang berani menghajar Xia Shiva putri Kerjaan dan identitasnya sebagai anak dari Patriak Klan Su sangat ketakutan saat dia melukainya. Han Xiao menghela napas lembut sebelum berkata dia memaafkan perbuatan Su Lihwa karena itu juga tidak sengaja, tapi gadis itu masih tidak bergemung dan berlutut dihadapan Han Xiao membuat pemuda riang itu kebingungan.

Tiba-tiba Han Xiao teringat sesuatu lalu mendekati Su Lihwa, "Baiklah karena kau melakukan sebuah kesalahan maka kau harus dihukum."

Su Lihwa yang menundukan wajahnya kini menatap Han Xiao, "Hukum saja aku Pangeran dengan begini aku tidak merasa berdosa."

Ne Zha tercengang melihat kejadian dihadapannya tetapi dia menyembunyikan hal itu dibalik wajah tenang dan dinginnya.

"Pangeran hukum aku juga!" Xia Shiva ikut berlutut membuat Han Xiao semakin kewalahan.

Pemuda riang itu menggelengkan kepalanya ringan sebelum berkata, "Baiklah, di kota luar ada kedai Tofu. Sebagai hukuman aku ingin kalian berdua mentraktirku untuk makan disana, sekarang kalian berdua bangunlah kita akan berangkat berburu Siluman setelah makan Tofu sampai aku puas."

Setelah mengatakan hal tersebut Han Xiao berjalan mengajak Ne Zha, kedua pemuda itu berjalan santai masuk kedalam Istana Kekaisaran untuk mengambil kendaraan.

Xia Shiva dan Su Lihwa yang berlutut saling berpandangan saling menatap dengan penuh aura kuat sebelum berdiri dan mengejar dua pemuda tersebut. Setelah berhasil mengejar Han Xiao dan Ne Zha, Su Lihwa segera mengaitkan tangannya pada Ne Zha dan memberi tatapan tajam pada Xia Shiva.

Han Xiao terkekeh melihat hal tersebut lalu menatap Xia Shiva, "Hey sini tanganku kosong." Han Xiao berkata seraya menaik turunkan alisnya.

Xia Shiva sedikit tertegun dengan prilaku Han Xiao, karena setaunya bahwasanya Pangeran Ketiga terkenal sangat dingin dan tidak berperasaan. Tapi hal yang terjadi saat di awal bertemu Han Xiao bukanlah orang seperti dia tahu.

Sesampainya di Istal kuda, kelompok itu mengambil sebuah kereta kuda yang ditarik oleh Kuda Bergas. Kereta itu sangat mewah dan megah, hiasan emas dan ukiran Naga yang menggenggam pedang membuat Kereta itu memiliki sebuah auranya tersendiri.

"Apakah tidak terlalu mewah Berburu Siluman menggunakan kereta ini?" tanya Ne Zha.

"Saat keluar gerbang kita hanya akan menggunakan kudanya saja, kereta akan kusimpan dalam Cincin Spasial," jawab Han Xiao.

Ne Zha mengangkat bahunya ringan lalu masuk ke dalam Kereta kuda tersebut.

Kelompok empat orang itu segera melesat keluar dari Istal dan menuju arah Gerbang keluar Kota Dalam.

***

"Pak tua tambah lagi!"

Ne Zha menyodorkan mangkuk nya pada pelayan tua di kedai Tofu yang kemarin sempat Han Xiao singgahi.

Ne Zha tidak kalah dengan Ne Zha, dia sangat lahap memakan Tofu dari kedai tersebut. Kedua pemuda itu terlihat sangat puas dengan hidangan dari kedai tersebut.

"Oh iya, tuan muda kami memiliki menu baru di kedai kami." Pria tua itu tersenyum.

"Apa itu?" Han Xiao bertanya penasaran.

"Ini adalah susu kedelai," ucap Pria tua itu.

Mata Ne Zha dan Han Xiao berbinar saat mendengar susu kedelai, bahkan di dunia sebelumnya itu adalah minuman favorit mereka.

"Bawa itu aku ingin menyicipinya," ucap Han Xiao dan Ne Zha bersamaan.

Pria tua itu mengangguk lalu masuk kedalam dapur.

Xia Shiva dan Su Lihwa terlihat sangat bingung dengan apa yang dilihat oleh mereka sekarang, seorang Pangeran dari Kekaisaran dan seorang dari Klan besar makan di tenpat yang sangat kecil seperti kedai Tofu ini, mereka saja jika tidak diajak oleh Han Xiao mungkin tidak akan mengetahui kedai ini.

"Hey kalian kenapa melamun? Makanlah itu sanagt nikmat, aku sudah habis tiga mangkuk dan kalian tidak satu sendok pun," ujar Han Xiao.

Memang dari tadi kedua gadis itu hanya menonton dan tidak menyentuh sedikitpun mangkuk mereka.

Su Lihwa mulai menyentuh sendok kayu di mangkuknya lalu mencoba Tofu tersebut, tiba-tiba Su Lihwa memasang wajah senang setelah mencobanya, dia segera melahap penuh semangat Tofu tersebut. Xia Shiva penasaran dengan reaksi Su Lihwa dan mencobanya. Tidak jauh dari Su Lihwa dia juga sangat menyukai Tofu itu dan melahapnya dengan semangat.

Han Xiao menggelengkan kepalanya pelan melihat kedua gadis cantik tersebut.

"Silahkan dicoba," suara pria tua itu terdengar lagi, dia menaruh empat cangkir penuh dengan susu beraroma kedelai yang sangat wangi.

Ne Zha adalah yang tercepat meminum susu kedelai tersebut, ekspresi wajahnya menunjukan sebuah kebahagiaan yang sagat jarang dia tunjukan dihadapan umum.

"Ini persis seperti di Negara Maritim!" ucap Ne Zha ringan pada Han Xiao.

Han Xiao segera meneguk susu tersebut, rasa yang dia kenal mengalir di lidahnya. Rasa yang lama belum dia rasakan semenjak dia pergi untuk mengikuti lelang di Negara Tirai Bambu. Itu hampir setahun hingga sekarang.

Ne Zha memesan banyak dari susu kedelai tersebut untuk bekal nanti saat Berburu Siluman, Han Xiao juga melakukan hal yang sama dengan Ne Zha.

Chapitre suivant