Xavier merasa heran melihat Aarav yang justru tertawa. Kenapa tuan muda malah tertawa? Dengan polosnya, Xavier pun bertanya.
"Tuan muda, kenapa tertawa? memangnya apa yang lucu?" tanya Xavier dengan polos.
"Kamu tadi bilang bahwa saya marah ke kamu karena kamu bersahabat dengan Aciel kan? nah itu lucu. Sejak kapan saya marah, kamu bersahabat dengan Aciel?" ungkap Aarav.
"Tapi, raut wajah tuan muda terlihat berbeda. Terus tuan muda juga mengumpat setelah berpapasan dengan aku," terang Xavier.
"Mengumpat? sejak kapan? perasaan tidak," Aarav berpikir.
"Yang kemarin! misalnya, ish menyebalkan! dasar pengganggu! begitu," cakap Xavier.
"Hmm memangnya iya kah? tunggu, saya mengumpat karena ulah rekan saya! lihat! dia memberikan banyak sekali tugas yang harus saya kerjakan. Padahal sekarang masih libur! dia saja jalan-jalan," Aarav menunjukkan chat temannya ke Xavier.
Xavier pun melihatnya lalu ia menundukkan kepalanya.
"Ja...jadi saya salah paham?" tutur Xavier.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com