Selesai juga aku membersihkan semua WC di kampus, waktunya pulang ke rumah. Pinggangku rasanya mau patah, kalaupun tulang pinggangku dari kayu, sudah kupastikan ada patah sungguhan. Sejujurnya aku takut untuk pulang kerumah, tapi tidak ada cara lain selain menghadapi amarah Ibuku.
Aku membereskan barangku dan melihat kotak kecil di laci mejaku yang berisi sandwich dan salad, tidak dimakan oleh Dirga. Ini adalah pertanda bahwa Dirga sudah sangat menjauh dariku. Dengan lemas juga, aku menyetir mobilku sampai ke rumah.
Tarik nafas ....
Hembuskan ....
Tarik nafas ....
Hembuskan ....
Aku harap ini bisa mengurangi ketakutanku saat menghadapi ceramahan Ibuku. Kakiku berhenti melangkah dan memegang gagan pintu penuh gemetaran. "Hah ...."
***
"Ibu ... Aku pulang ...," kata Lela lirih.
"Sini kamu! Ibu mau bicara sama kamu!" ujar Ica tegas. Lela menurutinya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan posisi duduk Ibunya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com