Langkah kakinya yang jenjang memudahkan dia untuk berjalan cepat menuju parkiran. Pemuda tampan dengan marga Zeas dan Cashel tersebut mengangkat tangannya, melambai saat melihat mobil Dylan kini terparkir di depan dia.
Tetapi, saat dirinya tersisa satu langkah lagi untuk ke mobil Dylan, seseorang menghadangnya dengan cepat, membuat Arland terlonjak dan secara otomatis melangkah kebelakang.
"Shit! Ganggu aja." Ketusnya.
"Nanti malem gue tunggu jam sepuluh." Kata pemuda yang seumuran dengan Arland.
Pemuda bermata biru safir tersebut tahu betul apa yang dimaksud Fadlan, seseorang yang menghadangnya barusan.
Yaitu, tentang balapan liar.
Arland menantang Fadlan untuk melakukan balapan liar. Taruhannya memang tidak terlalu penting, hanya sebatas bersenang-senang seperti biasanya. Namun, karena Arland yang mengajak, harga dirinya akan sangat turun jika dia tidak datang.
"Di undur aja. Gue nanti malem gak bisa." Ucap Arland.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com