Sudah dua puluh menit semenjak Tim A masuk ke dalam hutan, dan untuk Noir beserta Roseline yang berada di Tim B. Masih belum menemukan satu pun monster yang kabur dari arah hutan.
Mungkin saja Tim A sudah melakukan pekerjaan dengan baik karena tidak membiarkan satupun monster yang lolos dari operasi mereka. Jujur saja, Noir merasa bimbang dengan operasi nanti karena dia sebelumnya hanya pernah bertarung dengan Goblin saja.
"Bukankah mereka terlalu lama? Ini sudah dua puluh menit berlalu, bukan?" tanya Roseline.
"... Mungkin saja mereka semua menemukan banyak monster disana dan mengalami sedikit masalah. Sebentar lagi aku yakin mereka akan keluar" balas Edward sambil mencoba memainkan busurnya.
"Kuharap juga begitu, bagaimana menurutmu Novi dan Marvis, apakah kalian merasakan hal yang janggal?" tanya Roseline kembali.
"Sama sekali tidak kapten, aku sependapat dengan Edward. Mereka sebentar lagi akan kembali.." balas seorang perempuan berotot dengan gaya rambut Pony-tail. Dia membawa sebuah tombak yang panjang nan runcing. Namanya adalah Novi.
"Tidak ada gunanya mencemaskan mereka, di dalam hutan itu hanya terdapat monster lemah kapten, seharusnya itu tidak masalah" balas Marvis yang seorang penyihir laki laki, dia memiliki perawakan seperti om-om dengan tongkat sihir di tangannya.
"Bagaimana denganmu, Noir?" kali ini Roseline bertanya pada dirinya yang sedari tadi mencoba diam untuk mengamati. Jujur saja ia tidak terlalu paham dengan percakapan diantara mereka, dan kini semua pandangan tertuju ke arahnya.
"Aku masih anggota baru, jadi aku tidak dapat berasumsi apapun. Namun, bukan berarti aku tidak cemas dengan kondisi Tim A" Noir membalas dengan cara biasa seperti layaknya orang yang tidak tahu apa apa. Itu lebih baik baginya. Semua orang menyipitkan matanya seolah sedang menilai dirinya. Namun mereka segera mengalihkan matanya kembali.
Tidak lama kemudian, terdengar suara aneh dari dalam hutan. Seketika semua orang memasang posisi siaga. Roseline dengan pedang runcingnya, Novi dengan tombaknya, Edward dengan busurnya, Marvis dengan Tongkat miliknya. Dan tentu saja Noir, dengan pedang usang yang dimilikinya.
Namun, kekhawatiran mereka langsung sirna ketika yang keluar dari balik hutan tersebut adalah Tim A. Dengan Albert yang memimpin jalannya sebuah Kelompok yang terdiri dari 4 orang tersebut.
"Kenapa kalian lama sekali!?" tanya Roseline kepada Albert yang merupakan Kapten untuk Tim A.
"Kami memiliki masalah dengan beberapa Monster Orc, butuh waktu cukup lama untuk menumbangkan dua diantaranya" Balas Albert dengan santai diikuti dengan anggota Tim A lainnya yang mengangguk. Roseline hanya bisa pasrah menerima alasan tersebut.
"Lupakan saja, yang lebih penting. Bagaimana dengan keadaan para monster yang ada di dalam hutan!?" tanya Roseline terhadap hasil investigasi mereka, yaitu mengenai para monster yang hidup dalam hutan.
"Tidak ada yang istimewa, mereka lemah seperti biasa. Tenang saja Kapten" jawab Albert dengan meyakinkan. Dan Roseline mengangguk pelan dan setuju.
"Baiklah, sekarang Tim B.. mari kita lakukan yang terbaik untuk sekarang ini" Roseline mengangkat pedangnya tinggi tinggi mencoba menyemangati bawahannya. Lalu masuk ke dalam hutan diikuti oleh Noir dan ketiga orang lainnya.
Saat melewati Albert, mata mereka saling berpas-pasan satu sama lain, namun itu hanya sekilas saja sebelum Noir mengacuhkannya. Baginya, pekerjaan pertamanya lebih penting untuk saat ini. Meski di dalam hatinya, ia merasakan firasat buruk tentang operasi kali ini. Tapi, apa? Noir tidak mengetahuinya.
Setelah Tim B sepenuhnya masuk dan tidak terlihat lagi. Sofia yang merupakan anggota Mage perempuan mendekati Albert dengan senyuman lebarnya, lebih tepatnya senyuman liciknya.
"Sepertinya rencana berjalan dengan sempurna, dengan begini kita dapat menyingkirkan para sampah itu di dalam hutan itu bukan!?" tanya Sofia kepada Albert. Dan Albert tersenyum seringai saat mendengarnya.
"Hahahaha!! Aku tidak tahu seberapa naif atau bodoh wanita yang bernama Roseline itu, sampai sampai mereka merekurt seorang kapten Knight Hunter kerajaan yang sedang menyamar. Yah, meski aku sedikit bersalah karena menipu mereka, ini juga salah mereka sendiri karena menentang kerajaan" Albert mengeluarkan sebuah botol kecil dengan cairan ungu di sakunya, dan menatap dengan sinis. "Dengan Potion Monster ini, akan banyak monster tingkat bahaya yang akan muncul di dalam hutan, setidaknya kematian para anggota Divisi itu tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan aku ragu jika jasad mereka masih ada saat melawan monster monster tersebut."
"... Bukankah kau terlalu berlebihan dengan menuangkan Potion berbahaya itu ke dalam hutan Kapten? Selain itu harganya sangat mahal dan jumlahnya terbatas. Bukankah mubazir jika menggunakannya pada sampah seperti mereka?" tanya Paul.
"Tidak apa! Jika itu dapat membunuh mereka, aku akan sangat puas. Hahahaha!"
Albert tertawa dengan sangat keras, diikuti oleh senyum masam Sofia, Paul, dan juga Gerald. Semua anggota Tim A merupakan anggota Knight Hunter yang sedang menyamar. Tugas para Knight Hunter sendiri adalah memberantas siapapun yang berani menentang kebijakan Pemerintah/Kerajaan dan secara kebetulan, Divisi Pembasmi Monster adalah organisasi yang tidak resmi atau bisa dibilang ilegal. Sudah menjadi tugas para Knight Hunter untuk memberantas mereka.
"Yah, dengan ini tugas kita sudah selesai. Kita hanya harus kembali ke Istana dan melaporkannya kepada Jenderal Amer tentang misi ini, dan mungkin kita akan menerima hadiah darinya", kata Albert yang masih mempertahankan senyum sinisnya.
"Kau kejam Kapten" sahut Sofia.
"Tentu saja, karena itu adalah sifatku"
***
Sementara itu di dalam hutan, Roseline memimpin jalannya Tim B menulusuri Hutan yang dipenuhi oleh pepohonan yang lebat serta banyaknya semak semak belukar yang cukup menganggu jalan.
Selain itu, pohon yang ada di hutan ini sangat lebat, hingga sinar matahari kesulitan untuk menembusnya. Yah, bukan berarti tidak mungkin, hanya saja cahaya yang masuk cukup minim sehingga di dalam hutan terkesan gelap. Namun, mereka semua masih dapat melihat dengan jelas.
Sudah lima belas menit semenjak mereka semua memasuki hutan ini, namun masih belum ada tanda tanda mosnter yang muncul selain Goblin. Goblin yang muncul dapat mereka tangani dengan mudah, seharusnya itu aneh. Menurut informasi Tim A seharusnya ada beberapa Orc di dalam hutan ini. Atau mungkin monster lainnya, akan tetapi mereka sepanjang jalan hanya melihat Goblin dan Goblin saja.
Zrat!!
"Bukankah ini aneh Kapten? Semakin kita masuk, semakin banyak pula Goblin yang menyerang!! Selain itu, aku tidak merasakan tanda tanda monster lainnya di hutan ini" Marvis mengatakan setelah menebas seekor Goblin dengan pedangnya.
Sekarang di sekitar mereka terdapat banyak mayat Goblin yang terkapar. Yang artinya Tim B telah bertarung dengan Goblin tersebut, dan berakhir dengan menang. Tentu saja Noir dapat menyelesaikan mereka dengan mudah, dan memungut jarahan makhluk hijau tersebut seperti pedang yang mereka gunakan. Roseline beserta dengan ketiga anggota lain menatap heran dengan apa yang dilakukan oleh Noir.
"Noir, apa yang sedang kau lakukan!?" tanya Roseline dengan sedikit memiringkan kepalanya kesamping.
"... Hanya mengumpulkan uang lebih untuk bertahan hidup" jawab Noir singkat lalu melanjutkan mengumpulkan pedang pedang udang tersebut.
Auuuuu!!
Sebuah raungan keras tiba tiba terdengar di seluruh penjuru hutan, membuat semua orang waspada. Termasuk Noir yang tadinya sedang memungut jarahan, ia langsung bangkit kembali dengan sikap siaga yang sempurna. Meski masih terdapat beberapa celah dalam sikapnya tersebut.
"S-Suara apa itu tadi!?" Novi terlihat khawatir dengan asal suara tersebut. Begitupun dengan anggota lainnya kecuali Noir yang masih kebingungan.
"I-Itu suara..." Kata Edward tersendat dan seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.
"Tidak salah lagi, T-Tapi bukannya Albert berkata jika di dalam hutan hanya terdapat monster yang lemah saja? Tetapi kenapa monster jenis itu ada di dalam hutan ini!?" Begitupun dengan Marvis, kondisinya tidak terlalu jauh dari Edward. Mukanya pucat.
Tidak lama kemudian tanah beguncang, dan terjadi gempa ringan. Lalu dari balik pepohonan yang rimbun, mulai terlihat sesosok mata merah yang menyala akan tetapi masih samar karena tertutup oleh gelapnya hutan ini. Namun, itu tidak berlangsung lama setelah makhluk itu menampakkan dirinya.
Dia memiliki tubuh seperti serigala dengan ukuran tiga kali lipat dari ukuran manusia biasa. Mulutnya berbusa, dan matanya menatap Roseline beserta dengan Noir dengan tatapan marah. Noir mengernyitkan dahinya, karena firasat buruknya benar. Saat ia berpas-pasan dengan Albert sebelumnya, dia seperti menyembunyikan sesuatu. Dan mungkin, niatnya adalah membunuh Tim B di dalam hutan ini dengan menipu informasi yang di dapatkan.
Noir tidak terlalu mengerti apa yang membuat Albert melakukan hal itu, namun yang menjadi prioritas utama sekarang ini adalah makhluk besar berwujud serigala tersebut, yang terlihat jauh lebih berbahaya berkali-kali lipat dibanding Goblin.
"Dia... Oceanoid, Andrius" Gumam Roseline dengan wajah ngeri.