Kini Alvira berada di kedai kopi. Ia menatap banyak sekali pengunjung yang datang. Banyak yang membawa teman, pasangan, bahkan mungkin suami istri. Sedangkan ia? Datang sendirian, tanpa adanya peneman.
"Keliatan banget jomblonya aku kalau kayak gini. Alvira bergumam, tentu saja diiringi dengan hembusan napas dengan perlahan-lahan. Ia menatap kursi kosong, setidaknya masih banyak. Mungkin, cafe ini sudah mempertimbangkan kapasitas pengunjung, jadi menyediakan banyak kursi dan meja supaya tak kekurangan.
Dominan, pengunjung cafe akan lebih lama menongkrong karena tempatnya jujur sangat asik untuk sekedar mengobrol dan membagi cerita satu sama lain.
Alvira tidak pernah pergi kecuali dengan dirinya sendiri. Semenyedihkannya itu? Tentu saja. Ia tersenyum pahit, menyadari kenyataan yang sama sekali tidak mendukungnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com