Kini, di tempat yang sangat sepi namun penuh dengan hawa yang membawa ketenangan. Nusa menatap Bian yang tengah berdiri di tepian danau, cowok tersebut tadi meminta sedikit waktu kepadanya untuk melempar beberapa batu ke danau. Katanya, supaya hatinya rileks karena belum sempat bercerita.
Mereka sampai di sini sekilat 10 menit yang lalu, belum ada percakapan serius seperti apa yang dikatakan oleh Bian kepada dirinya di sekolah tadi.
Nusa tidak keberatan jika Bian lebih dulu berancang-ancang sebelum memulai berbicara kepadanya.
Hembusan angin menerpa permukaan kulit Nusa dengan membawa kesejukan. Entah mengapa, jam yang termasuk pagi hari ini berawan, namun seperti tidak mengarah akan turun hujan.
Nusa hanya menunggu sambil bertukar pesan dengan El yang sebenarnya sangat khawatir saat dirinya membuat kepercayaan di antara mereka berdua, apalagi saat dirinya mencoba untuk meyakini sang pacar yang memilih untuk melihatnya dengan sorot mata yang datar.
| ruang pesan |
El
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com