webnovel

Membayar Upeti

Untung saja, harta ini tidak jatuh ke tangan Pak Sugeng. aku tidak mampu membayangkan betapa kacaunya kota ini kalau sampai dia yang memegang kekayaan sekaligus kekuasaan. Tidak hanya satu dua orang yang terasa di teror, tapi satu kota.

"Sudah ah, jangan dibahas lagi, sekarang lebih baik kita makan siang dulu. Kamu sudah makan?" tanyaku. Dia hanya mengangguk saja tanda menyetujui. Lalu kami semua jalan turun menuju restoran.

Rio seperti sedang gelisah. sebenernya apa yang sedang dia pikirkan? Aku bisa membaca dari mimik mukanya.

"Kamu kenapa rio?" tanyaku sambil mencomot pancake. Dia seperti garuk-garuk kepala. seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.

"Sebenernya ada hal yang harus ibu tahu, tapi aku tidak diperbolehkan untuk memberi tahu ke ibu." Sahutnya dengan nada yang berbisik.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant