"Jawab Bu Wiwik!" Seru Angga. Suaranya sampai menari perhatian semua orang yang ada di lobby. Wajah tampannya tampak mengerikan kalau lagi marah.
Aku membisu. Lidah ini kelu untuk berbicara. Jika aku mengaku sekarang. Semuanya akan terasa sangat runyam.
"Maaf Pak, saya permisi dulu." Aku membalikkan badan dan beranjak dari sana. tetapi Angga mencekal tanganku.
"Jawab dulu pertanyaan saya, Bu Wiwik." tegasnya. Terlihat otot di sekitar matanya menegang, rahangnya juga mengeras. Pertanda dia butuh kepastian dariku.
Tiba-tiba, Retno kembali lagi ke lobby. Melihat pemandangan di depannya, otomatis dia berusaha melepas pegangan tangan Angga. Sayangnya pegangan tangan Angga terlalu kuat, sampai tidak mau lepas.
"Ada apa ini? kenapa Mas Angga pegang tangan dia!" protesnya penuh kecemburuan. Baik aku dan Angga sama sekali tidak menggubris Retno.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com