webnovel

Andreas yang murka

Andreas mendorong tubuh Jill hingga terpelanting ke lantai, gadis itu menoleh dan menatap tajam wajah Andreas, dadanya bahkan bergemuruh hebat dan jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya.

dia marah dan terluka saat mengetahui kebenaran tentang bayi yang dilahirkan seorang pelayan.

"kau tidak ingin menjelaskan semuanya kepadaku Andreas? aku masih tidak mempercayai semua ini" ucap nya

"apalagi yang ingin kau ketahui, bayi itu adalah bayiku dan aku memang tidak meminta gadis itu untuk menggugurkan kandungannya lagi pula aku tidak menyadari bahwa aku telah memperkosa dan membuat perempuan itu hamil," ucap nya

Jill menangis histeris, dia tidak membayangkan bagaimana perasaan hancurnya saat mengetahui janinnya di aborsi paksa oleh Andreas ketika dia sedang hamil lalu pelayan tersebut dengan santainya bisa melahirkan bayi yang tidak pernah Andreas inginkan.

gadis itu memukul dadanya dan menatap tajam wajah Andreas

"kau merenggut kebahagiaan ku dengan menggugurkan kandungan ku lalu pelayan itu? dia bahkan melahirkan keturunan mu, pewaris kerajaan bisnis keluarga Andreas, aku iri...aku marah dan aku cemburu! bagaimana bisa seorang pelayan rendahan melahirkan keturunan mu" geram nya setengah berteriak.

Andreas menghela nafas panjang,

"berhenti menyebut gadis itu dengan pelayanan rendahan, dia bukan seorang pelayan tapi aku lah yang membawanya ke sini dan menjadikan dia pelayan... aku telah memperkosanya dan sekarang aku akan bertanggung jawab atas semua kesalahanku, lagipula aku baru mengetahui bahwa dia adalah perempuan yang pernah ku tiduri tanpa pengaman dan ketika aku mengetahui hal tersebut, usia kandungan yang sudah menginjak hampir 7 bulan mana mungkin aku berani menggugurkan bayi itu dan mengancam nyawa ibunya" sahut Andreas

pria itu berusaha untuk menjelaskan pada Jill bahwa angka sesungguhnya bukanlah seorang pelayan seperti yang dia pikirkan.

"kenapa kau meniduri seorang pelayan, dia hanyalah gadis miskin tapi kau justru mempertahankan bayinya" tanya Jill kesal

Andreas menoleh kearah Jill.

"dia adalah gadis virgin yang ku tiduri, aku adalah orang pertama yang merobek kesucian...berbeda dengan mu, kau adalah perempuan jalang yang seringkali tidur dengan banyak laki-laki, apa kau tidak menyadarinya bahwa kau seperti seorang pelacur? jangan bandingkan dirimu dengan Angka, dia adalah gadis suci bahkan aku melihat sendiri bagaimana sprei itu terdapat bercak darah di malam pertama nya" ucap Andreas tersenyum menyeringai menatap sinis wajah Jill

Jill langsung memukul dada bidang Andreas, dia kesal dan marah namun pria itu langsung mengunci pergerakan tangan perempuan itu dan menyeretnya keluar rumah.

"sekarang pergilah dari rumah ku, jangan pernah berani mendekati Angka dan putra ku lagi...aku bisa melakukan tindakan yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya, ingat itu!" ucap Andreas lalu menutup pintu rumahnya hingga berdentum keras

Jill tersentak kaget dan mengepalkan tangannya keras, dia tidak bisa berbuat apa-apa di hadapan Andreas Namun dia masih bisa melakukan tindakan lain di belakangnya.

"pelayan sialan" geram nya

perempuan itu langsung pergi dari rumah Andreas dengan perasaan kesal dan penuh dendam, semula dia tidak pernah marah jika Andreas bercinta dengan banyak perempuan sekalipun karena tidak ada satupun dari perempuan tersebut yang bisa melahirkan bayi pria itu.

entah kenapa Andreas tidak menginginkan seorang bayi dari perempuan yang pernah ditiduri nya namun pelayan itu berbeda dia justru pelayan itu masuk ke dalam rumah dan membiarkan pelayan tersebut melahirkan bayinya dan menjadi pewaris kerajaan keluarga Andreas yang terkenal sangat kaya raya.

dia tidak menginginkan hal tersebut dan dia harus melakukan pembalasan terhadap pelayan brengsek yang membuatnya kesal hari ini.

Andreas naik kelantai dua dan membuka pintu kamar nya,

"apa dia sudah tenang" tanyanya

Angka menganggukkan kepalanya sambil menelan ludah.

"sudah" jawabnya singkat.

pria itu mendekat lalu menarik pergelangan tangan Angka dan membuat gadis itu terjatuh di dada pria tersebut.

"kau adalah perempuan paling bodoh yang pernah kukenal, bagaimana bisa ada seseorang yang tidak melawan saat orang lain memukul nya... kau seharusnya melawan jangan diam saja dan menangis, kau adalah seorang ibu dan kau pantas menjaga bayimu melebihi nyawa mu sendiri" ujar Andreas kesal

Angka menelan ludahnya sendiri, dia begitu ketakutan saat melihat bola mata biru yang terbelalak lebar menatap ke arahnya dan terlihat sekali bahwa pria itu begitu marah dengan sikap lemah dirinya.

"kau adalah perempuan yang begitu lemah bahkan untuk menjaga dirimu sendiri pun kau kesulitan lalu kau dengan nekatnya berniat membawa Kevin pergi dari sini? lihat apa yang akan terjadi... bisa saja bagimu diculik oleh orang yang akan menjualnya ke pasar gelap tanpa kau bisa menolongnya" geram pria itu lagi

Angka terdiam, dia tidak banyak bicara karena apa yang Andreas katakan adalah benar.

dia terlalu lemah untuk menjaga bayinya sendiri pun dia masih sangat kesulitan, lalu jika dia nekat membawa bayi itu pergi dari rumah Andreas maka bisa saja sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di luar sana sementara dia tidak bisa menjaga bayinya.

Angka menangis, kemudian Andreas melepaskan cengkraman tangan nya dari pergelangan tangan gadis itu.

"aku akan meminta Lacy untuk membawakan obat-obatan untuk mu" ujar Andreas lalu menghubungi dapur melalui sambungan telepon dari dalam kamar nya.

Angka terjatuh di atas kasur saat Andreas mendorong tubuh nya,

gadis itu tak berkutik sama sekali, dia pasrah dengan apa yang terjadi.

namun apa yang Andreas katakan itu benar, dia tidak mungkin bisa pergi dari rumah ini karena membahayakan nyawa Kevin terlebih lagi Andreas memiliki banyak sekali musuh di luar sana.

bagaimana jadinya jika mereka mengincar Kevin,

Angka terdiam, haruskah dia mengorbankan dirinya demi keselamatan Kevin dan tetap berada di rumah ini dan menikah tanpa cinta dengan Andreas.

pria itu pun tidak mencintai nya, apakah dia sanggup menjalani hidup nya yang seperti ini?

Andreas meraih cerutu mahal dari dalam laci lalu menghirup aroma tembakau sambil memejamkan matanya.

dia pun membakar nya dan mengepulkan asap rokok tersebut ke udara.

melihat kepulan asap tersebut, angka langsung membuka jendela dan membiarkan asap itu keluar dari sana

"asap rokok tidak baik bagi bayi, kau sendiri yang meminta kami untuk tidur di kamar ini...jadi kau harus mencari tempat lain jika ingin merokok" ucap Angka pelan dan sedikit takut.

Andreas menghela nafas panjang dan melirik kearah Kevin yang tertidur pulas.

dia langsung mematikan cerutu tersebut dan menaruh nya di atas meja.

ini pertama kalinya dia menurut tanpa banyak kata dari seorang perempuan.

Andreas Langsung meraih botol minum dan meneguk nya perlahan, kemudian duduk di sofa sambil menatap intens kearah Angka.

Chapitre suivant