Bahkan Kong Muqing dapat melihat adanya permusuhan dari sorot mata gadis itu.
Sebelum dia dapat menganalisanya, Gu Xun sudah berdiri dan menarik tangannya, lalu merangkul pinggangnya dengan hati-hati untuk membantunya duduk di sampingnya.
"Kenapa tidak tidur lebih lama?" Suara Gu Xun sangat rendah. Satu tangannya menggenggam tangan Kong Muqing, tangan lainnya langsung mengusap pinggangnya, "Masih nyeri?"
Nyeri?
Tadi malam, kata yang paling banyak diucapkannya adalah nyeri!
Kong Muqing memelototi Gu Xun dengan kesal.
Gu Xun mengabaikannya dan langsung mengusap pinggangnya, "Kalau lelah, tidak usah pergi saja. Biar dia yang datang mengunjungimu bila ada waktu luang."
"Tidak." Kong Muqing langsung menolak, "Aku sudah bilang kepadanya."
Gu Xun mengerutkan bibirnya, "Sudah cuci tangan? Makanlah."
"Tidak lapar." Kong Muqing berkata dengan santai.
"Kamu tidak lapar, tapi bayinya lapar."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com